Epilog

7.2K 525 60
                                    

-Enjoy-
the epilog you've requested.

💮Lie💮

Sinar mentari yang mengintip dari celah - celah gorden berwarna biru langit itu berhasil membangunkan seorang gadis yang sedang terlelap. Seulgi membuka matanya perlahan. Ia menatap langit - langit kamar yang berhiaskan ornamen bintang diatas kepalanya. Seulgi menyadari sesuatu.

Ini bukan kamarnya.

Seulgi melirik kearah samping, tidak ada siapapun disana. Tapi melihat bagaimana berantakan nya kasur, Seulgi bisa menarik kesimpulan kalau ada seseorang yang tidur disebelahnya.

"Ugh... kepala ku sakit sekali..."

Seulgi mencoba untuk duduk. Tubuhnya terasa remuk. Rasa lelah menyelimuti nya. Seulgi tak sengaja menangkap refleksi nya di kaca meja rias.

Mata Seulgi membulat. Tangannya bergerak menyentuh memar berwarna kemerahan dilehernya. Seulgi melihat beberapa tanda yang sama di bagian leher yang lain, bahu, dan dadanya.

"Aku... apa yang ku lakukan ?"

Belum sempat ia menerka - nerka apa yang terjadi pada padanya, Seulgi melihat pakaian nya berserakan di lantai. Seulgi membuka selimutnya dan dengan sedikit malas memunguti pakaian dilantai dan memakainya. Oke, ia tahu apa yang sudah terjadi.

Seulgi merenggangkan badannya sebelum membuka pintu kamar. Aroma wangi menyeruak begitu pintu berwarna coklat itu terbuka. Seseorang pasti sedang memasak sesuatu. Seulgi mengikuti indera penciuman nya untuk menemukan dimana dapur terletak.

Ia menemukan dimana dapur berada, berikut dengan seorang gadis bertubuh ramping dan rambut ponytail sedang memasak disana. Gadis itu dengan terampil menata makanan diatas piring dan menghiasnya.

"Joy ?"

Gadis itu menoleh. Ia terlihat kaget namun cepat diubah nya ekspresi itu menjadi senyuman.

"Kau sudah bangun ? kebetulan sekali, aku juga sudah selesai masak."

Joy mengangkat nampan berisi omelette rice dan steak ke meja. Ia kembali lagi kedapur untuk mengambil 2 gelas air putih. Ia menyuruh Seulgi untuk duduk dan Seulgi menurutinya.

"Aku nggak begitu tahu memasak. Tapi kuharap ini cukup layak untuk dimakan." ujar Joy sambil menyodorkan sepiring omelette rice dan sepotong steak pada Seulgi.

Seulgi melirik sekilas ke arah makanan dipiringnya sebelum beralih lagi menatap Joy.

"Tidur mu nyenyak ?"

Seulgi hanya mengangguk. Pandangan nya tertuju ke arah leher Joy. Seulgi menemukan hal yang sama seperti di tubuhnya.

"Maaf soal tadi malam."

Joy berhenti memotong steaknya dan menatap  Seulgi. Sebuah senyuman tipis menghiasi wajahnya.

"Tidak apa - apa. Bukan sepenuhnya salahmu. Kau juga sedang mabuk."

"Joy..."

"Hmmm ?"

"Maafkan aku karena membentakmu beberapa hari yang lalu. Aku juga minta maaf karna mengatakan hal - hal yang tidak pantas padamu."

Joy tertawa kecil. Ia menyodorkan steak yang sudah dipotong pada Seulgi.

"Makan."

Seulgi terlihat ragu - ragu. Ia membuka mulutnya dan menerima suapan dari Joy.

"Aku baik - baik saja. Aku juga salah karena berkata seperti itu pada orang yang kau cintai."

"Semua yang kau katakan benar tapi aku malah bersikap seperti itu. Maaf, aku memang idiot."

Lie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang