Chapter 2

4.1K 554 42
                                    

Yeri berdecak kesal saat seseorang tiba - tiba menekan bel apartemennya secara brutal. Ia baru saja berbaring di kasurnya setelah bersih - bersih seharian. Yeri membuka pintu dan melihat Joy berdiri disana.

"YERIMMIE..."

"Wait."

"Huh ? biarkan aku masuk. Aku sedang kesal sekali !"

"Berapa lama ?"

"Dua jam."

"Oke. Pizza hut 1 box dengan minumannya."

Joy memutar matanya malas lalu menekan aplikasi grabfood dihandphonenya dan memesan disana. Tentu saja dengan promo BAKULSBY. Ya, Joy kaya raya tapi bukan berarti ia tidak cinta diskon.

Ekspresi kecut Yeri berubah menjadi senyuman hangat. Ia mempersilahkan Joy masuk. Bahkan ia langsung menuju dapur untuk membuatkan kakak sepupunya itu teh.

"Ada apa ? Seulgi eonni lagi ?"

Joy hanya mengangguk pelan. Ia lalu menceritakan semua yang terjadi hari ini.

"Salahmu juga. Sudah tahu dia sudah punya pacar, kau malah berusaha masuk kedalam hubungan mereka."

"Aku mencintai Seulgi, Yerimmie."

"Tck... kau pikir Irene eonni tidak mencintai Seulgi eonni ?"

"Kalau ia mencintai Seulgi dengan benar, aku akan merelakan Seulgi untuknya. Tapi ia selalu membuat Seulgi kecewa. Bagaimana aku bisa tahan setiap melihat senyuman nya memudar setelah menutup telfon dari Irene."

Joy menghela nafasnya dalam - dalam.

"Kalau kau melihat seseorang yang kau sayangi seperti itu, kau tidak akan punya pikiran apa - apa selain ingin membuatnya tersenyum."

"Kurasa kau ada benarnya soal itu. Tapi Seulgi eonni punya pacar. Kau harus tahu batasan mu."

"Aku curiga Irene selingkuh dibelakang Seulgi. Ia sering sekali membatalkan janjinya dengan Seulgi dengan alasan tak masuk akal."

"Lupakan saja dia. Kau juga berhak bahagia."

"Ya. Tapi kau tidak bisa bahagia dengan sempurna kalau orang yang menjadi sumber kebahagiaan mu juga tidak bahagia."

Yeri memeluk Joy erat dan membelai pelan rambut sepupunya itu. Joy yang berusaha menahan airmata nya untuk tidak jatuh, gagal setelah ia kembali terbayang bagaimana raut kecewa Seulgi tadi pagi. Senyum beruangnya menghilang begitu saja.

"Kenapa... kenapa Seulgi tidak bisa melihatku sedikit saja ?" ujar Joy di sela tangisannya.

***

Seulgi sedang tidur dengan damai ketika suara deringan lagu Hot Times dari SM The Ballad terdengar nyaring dari ponselnya. Sebuah tangan terjulur dari dalam selimut. Menarik handphone itu secara dramatis seperti di film horror,IT. Sedetik kemudian, si pemilik tangan terlonjak dari kasurnya.

"Ya ? hari ini ? oke - oke. Aku akan segera kesana. Sampai nanti Irene."

Mata Seulgi yang hanya segaris itu menjadi lebih lebar sepersekian milimeter. Dengan cepat ia menyambar handuk di ujung ruangan dan berjalan menuju kamar mandi. Irene ingin pergi bersama nya hari ini dan kebetulan juga Seulgi tidak ada jadwal praktek. Hmmm... sebuah pagi yang luar biasa indah.

***

Seulgi melirik jam nya berkali - kali. Senyumnya tidak pernah pergi sejak tadi. Matanya sibuk mencari dimana keberadaan Irene.

"Rene !"panggil Seulgi sambil melambai kearah Irene yang juga terlihat sedang mencarinya.

"Rene !"panggil Seulgi sambil melambai kearah Irene yang juga terlihat sedang mencarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang