Chapter 3

3.8K 526 51
                                    

Seulgi mendekatkan wajahnya kearah Irene. Irene yang menyadari Seulgi akan menciumnya menutup matanya.

"Seulgi...Seulgi akan menciumku ?"

Seulgi tidak pernah menciumnya sebelum ini. Ralat, ia hanya melakukannya di kening Irene dan pipinya. Seulgi bahkan meminta ijin lebih dulu. Ia juga pernah meminta maaf karna langsung mencium pipi Irene tanpa ijin. Idiot memang.

"Maaf."

Irene membuka matanya. Ia melihat Seulgi sedang mengatur nafasnya. Beruang itu terlihat sangat gugup.

"Ada apa ?"

"Maaf. Aku hampir kurang ajar padamu. Kau baik - baik saja ?" tanya Seulgi khawatir.

Irene mengangkat sebelah alisnya. Orang didepannya ini benar - benar polos sekaligus bodoh tanpa pengawet. Irene tak bisa lagi menahan tawanya.

"Seulgi... kau itu kenapa menggemaskan sekali.

"A...apa nya yang lucu ?"

Irene menangkup pipi Seulgi dengan kedua tangannya. Irene menatapnya intens dan Seulgi tidak bisa bergerak.

"Kau tidak pernah melakukan ini sebelumnya ?"

Seulgi menggeleng jujur. Ia jadi lebih gugup dari sebelumnya.

"Baiklah. Yang perlu kau lakukan sekarang hanyalah diam dan tutup matamu."

Seulgi menurut. Ia menutup matanya. Irene mendekatkan wajahnya dan mencium Seulgi. Cukup lama, hingga Seulgi merasa sesuatu akan meledak dari tubuhnya dan mengeluarkan banyak sekali kupu - kupu.

***

Joy sedang berada dipusat perbelanjaan dengan Yeri, yang ia seret paksa kemari. Dari tadi Yeri hanya mengiyakan pertanyaan Joy jika ia bertanya tentang baju ditangannya. Karna hasilnya sama saja. Yeri bilang lebih bagus yang satu, maka Joy akan bingung dan memborong semua baju itu ke kasir.

"Hey, ayolah jangan cemberut begitu. Kau terlihat seperti Squidward." ledek Joy sambil menyikut lengan Yeri.

"Jangan menggodaku, atau aku akan mencakar wajahmu dan membuat mu pergi ke klinik operasi plastik."

"Hey ! aku tidak pernah melakukan operasi pada wajahku ! ini alami !"

"Ya, karna itu aku akan membuatmu mencobanya."

"Cih... ya sudah. Ayo, aku akan membelikan mu sesuatu sebagai ganti sudah menemaniku."

Raut wajah Yeri berubah drastis. Ia lebih cerah dari matahari sekarang. Yeri memeluk lengan Joy manja dan dengan wajah imutnya ia berkata.

"Chattime mousse ! greentea cake ! sushi tei paket 4 orang !"

"Cih, kalau makanan saja langsung berubah."

"Kau akan membelikan nya untukku kan ?"

"Iya - iya. Nah sekara-- tunggu dulu..."

Kedua mata Joy menangkap wajah seseorang yang tidak asing baginya. Ia memicingkan mata untuk melihat lebih jelas lagi.

"Irene ? sedang apa di--"

Joy melihat seorang pria keluar tidak lama. Pria itu tersenyum pada Irene dan Irene membalas senyumnya. Pria itu merangkul Irene dan mereka berjalan keluar mall. Joy merasa ada yang tidak beres.

"Yeri, aku harus pergi sekarang. Kau bisa pergi sendiri kan ? nanti aku akan menjemputmu." ujar Joy sambil menyerahkan beberapa lembar uang pada Yeri.

"Hanya segini ?"

"Kim Yerim, kau bisa meledakkan perutmu dengan uang segitu. Aku buru - buru."

"Kurang. Berikan aku atm mu." ujar Yeri sambil membreakdance alisnya.

Lie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang