Dia

56 6 2
                                    


          Pagi ini Al berada di taman duduk di salah satu bangku yang ada disana sambil menutup matanya dan menghirup udara segar pagi hari ini. Karena sudah sejak lama ia tak berolahraga di Taman ini.

Padahal dulu ia setia hari datang ke taman ini walau hanya sekedar bermain bersama orang yang sangat  dicintainya.

“ga ada yang berubah sama taman ini, tetep sama kek dulu’’ gumamnya

      Lamunan Al buyar, ketika mendengar jeritan seorang gadis yang ia yakini berada tak jauh dari posisinya sekarang.

Al memutuskan untuk mencari asal suara itu. Setelah beberapa langkah mata Al seketika terbelalak saat mengetahui ada segerombolan  preman yang sedang menggangu seorang gadis, dan gadis tersebut menjerit ketakutan.

“ woyy lepasin dia,  lawan gue jangan cuman berani sama cewe” ucap Al dengan tegas dengan penuh penekanan.

“ siapa loe? Ga usah ikut campur” jawab salah satu preman

“loe ga perlu tahu siapa gue, dan perlu loe tahu gue ga pernah suka kalo ada cowok yang nyakitin cewek, apalagi sampe narik narik cewek segala” jawab Al dengan nada yang keras.

“oh mau jadi pahlawan yah loe, habisin diaaa” perintah preman tersebut kesemua anggotanya.

“cuihhhh” Al dengan senyuman garangnyaa

Dengan gerakan cepat para preman langsung menyerbu Al, dan dengan sigap Al melawan dengan sekuat tenaga, beberapa pukulan telah mendarat di pipi mulus Al, bagaimana tidak Al sendirian melawan lima preman yang badannya gede gede semuanya.

Al terus melawannya sekuat tenaga sampai ia tak menyisakan preman sadikitpun.

Semua preman tadi telah jatuh tersungkur dengan beberapa lebam di bagian tubuh mereka. Al berhasil melawan mereka.

“ Pergi ga loe semua! Atau gue gabakalan ngasih ampun sama kaliannn semuaa” ucap Al dengan tegas dengan tatapan mata yang mematikan
Seketika para preman bangun dan meninggalkan tempat itu dengan ketakutan.
Al yang melihatnya, tersenyum miring. Kemudian Al membalikkan badannya melihat gadis tadi, ternyata gadis  itu sedang menangis. Al menghampirinya
“loe kenapa nangis?” Tanya Al dengan ragu

“hikshikss g...gue takut” jawab gadis itu sambil memeluk erat tubuh Al karena merasa sangat ketakutan. Dengan agak ragu Al membalas pelukan gadis tersebut dan menepuk nepuk pelan pundak gadis tersebut.

“udah jangan nangis, premannya udah gaada kok, lo tenang yahh”ucap Al dengan lembut sambil menenangkan gadis tersebut.

“iya makasih banyak yah, eh maaf” jawab gadis itu dengan lembut dan sadar akan yang dilakukannya.

“iya gapapa kok, cewek kalo takut emang gitu, santai aja” ucap Al dengan senyumannya.

“yasudah rumah loe dimana? gue antar lo pulang”lanjut Al

“udah gausah makasihh yaa, gue bisa pulang sendiri” Tanya gadis itu

“sama-sama , yaudah gue duluan” Al meninggalkan Cya yang sedang memikirkan suatu hal

“oh iya gue pernah liat tu cowok, oh cowok itu kan satu sekolah gue alias most wanted boy yang terkenal cuek dan kayak es kutub  di sekolah, dia nolongin gue ? betapa beruntungnya dirikuuu” ucap Cya dengan senang dan bersyukur kepada Tuhan.

Bagaimana tidak ia ditolong oleh cowok ganteng, yang terkenal dingin dan jarang ngomong, dan tadi bahkan ia memeluk Al dengan erat, dan berbicara agak panjang dengannya, ia sangat bersyukur. Bahkan mungkin temannya yang sudah 2 tahun satu sekolah sama Al ga pernah denger dia ngomong. Cya bersyukur akan hal yang barusan terjadi apada dirinya. Dan dia bakalan nyeritaian semua kepada teman-temannya besok.

You Changed MeWhere stories live. Discover now