Anna mengikatkan celemeknya di belakang punggungnya, dan merapikannya sedikit agar tidak kusut. Baret yang tersampirkan di kepalanya ia rapikan, sekalian merapikan rambut-rambut halus yang tidak bisa terikat.
Sudah lima tahun lamanya sejak Anna meninggalkan tempat kelahirannya, dan jumlah gadis itu terdiam di kamarnya sambil memikirkan bagaimana ia merindukan tempat itu sudah tidak terhitung.
Sulit bagi gadis itu untuk mengadaptasikan dirinya di tempat tinggalnya yang baru, dan lebih sulit lagi baginya untuk mengganti identitasnya dengan yang baru. Ya, mereka sekeluarga akhirnya mencoba untuk hidup sebagai orang baru, menjadi sebuah keluarga yang normal dan terlepas dari berbagai macam intaian polisi.
Sudah lima tahun sejak mereka pindah dan mengganti identitas, hingga saat ini mereka hidup dengan damai tanpa ada orang yang mencurigai. Mereka seakan-akan adalah keluarga baik-baik yang dari awal hidup dengan harmonis.
Areum. Seakan nama itu sudah mati, entah kenapa Anna tidak mau menggunakan nama itu lagi. Jujur saja, gadis itu menyukai keadaan dirinya yang sekarang. Tidak ada lagi Yoon Areum yang memasang wajah dingin dan galak, tidak ada lagi seorang Yoon Areum yang menggunakan baju polisi yang tebal dan panas, dan tidak ada lagi seorang Yoon Areum yang memiliki jiwa seperti lelaki.
Sejak Yoon Areum tinggal bersama keluarganya dan mengubah namanya menjadi Choi Anna, ibu gadis itu sangat antusias untuk membantu Areum dalam menemukan jiwa feminimnya. Mulai dari memaksa gadis itu menggunakan rok daripada celana, menggunakan high heels daripada sneakers, dan tidak lupa untuk memaksa gadis itu menggunakan perlatan kecantikan. Areum juga mulai mengganti profesinya dari seorang gadis tangguh kepolisian menjadi seorang barista.
Tidak lupa untuk melengkapi perubahan identitasnya, Areum mengecat rambutnya menjadi dirty blonde, meninggalkan rambut hitam kecokelatan bawaannya sejak lahir. Melihat penampilan gadis itu saat ini, tidak akan ada orang yang tahu bahwa seorang Choi Anna sebenarnya adalah Yoon Areum.
Anna mengaplikasikan lip tint pada bibirnya sedikit, sebelum tersenyum lebar kepada cermin di depannya. Hari ini gadis itu kembali harus bekerja, mengingat keluarga mereka tidak memiliki penghasilan lain selain dari kafe yang keluarga itu miliki.
🌸🌸🌸
“ANNA! Choi Anna!”
Mengalihkan pandangannya dari mesin kasir yang ia coba hitung uang di dalamnya, gadis itu melihat lelaki yang memanggilnya dengan sangat antusias. Lelaki itu berjalan mendekat, sebuah senyuman lebar terpampang jelas di paras tampannya.
“Ssstt! Bisakah kau berhenti berteriak? Kau mengganggu pelanggan di sini!” pekik Anna setengah berbisik.
Lelaki itu menggaruk tengkuknya dan tersenyum kecil. Namun matanya kembali berbinar saat menatap gadis yang tiga tahun lebih tua darinya itu. Wajahnya tampak berseri, tidak bersabar mengatakan berita baik yang akan ia ucapkan.
Anna menghela napasnya. Gadis itu berkacak pinggang. “Apalagi? Cepat katakan. Aku sibuk.”
“Aku sudah menyelesaikan tugasku.”
“Lalu?”
“Mereka akan menampilkannya di fashion week minggu depan!” pekik lelaki itu girang, dan Anna tidak bisa menyembunyikan kesenangannya mendengar berita itu. Refleks, gadis itu memeluk lelaki itu sangat erat, tidak peduli dengan beberapa pelanggan yang menatap kedua orang itu risih.
“Serius? Minggu depan?” tanya Anna tidak percaya.
Lelaki itu menganggukkan kepalanya antusias. “Mhm. Minggu depan.” Ia kemudian melepaskan tubuhnya dari pelukan Anna. Kedua tangan lelaki itu kemudian beralih untuk mencengkram kedua bahu milik Anna, menatap kedua bola mata gadis itu lamat-lamat. “And guess what?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Return; jjk | ✔
FanfictionJungkook tiba-tiba saja mendapat lowongan pekerjaan menjadi seorang bodyguard untuk putri presiden Korea Selatan. Tapi tidak disangka, pekerjaannya ini membuat seorang Jeon Jungkook menemukan cinta lamanya kembali. Kira-kira apa yang akan terjadi di...