Mereka berdua terdiam, menatap satu sama lain. Tangan Jungkook masih menggenggam tangan Anna dengan erat, enggan melepaskannya. Yang ada, pegangan lelaki itu malah semakin mengerat, dan dalam sekali hentakan, jarak tubuh mereka mendekat dan salah satu tangan Jungkook sudah melingkar di tubuh gadis itu.
“J-Jung—“
“Ssshh.” Lelaki itu berdesis, seakan tidak memberikan Anna kesempatan untuk berkata apapun. Jarak di antara mereka sangat dekat, bahkan tubuh mereka sudah bersentuhan. Anna bisa merasakan napas hangat lelaki itu.
“Aku sangat merindukanmu, Yoon Areum,” bisik Jungkook tepat di depan wajah gadis itu. Mata lelaki itu menatap mata Anna dengan tatapan yang tajam dan menusuk, namun jauh di dalamnya, Anna bisa melihat sebersit perasaan sakit.
Mereka tidak peduli mereka ada dimana. Bahkan beberapa orang tengah memerhatikan mereka ‘berpelukan’. Tapi Jungkook seakan tidak peduli, karena gadis yang sudah ia tidak temui selama lima tahun lamanya ada di depannya, di dalam rengkuhannya.
“B-Bukankah kau seharusnya menjaga Jia sekarang?” tanya Anna pelan. Bohong kalau Anna mengatakan bahwa ia tidak merindukan Jungkook, tapi gadis itu tidak mau memperlihatkannya. Gadis itu juga merasa sangat bersalah setelah meninggalkan Jungkook begitu saja lima tahun yang lalu. Sebersit perasaan tidak nyaman mengerubungi hati gadis itu, saat melihat Jungkook saat ini.
“Persetan dengan Jia. Aku yakin saat ini ia bersama Jay. Yang terpenting saat ini aku, kau, dan ratusan pertanyaan yang berputar di dalam kepalaku,” ucap Jungkook dengan nada yang rendah dan mengintimidasi.
Anna menelan ludahnya dengan sangat susah. Pipi gadis itu sudah merona melihat Jungkook dalam jarak sedekat ini dan tidak sengaja gadis itu menggigit bibirnya.
Jungkook memicingkan matanya. “Apa yang pernah aku bilang soal menggigit bibir?”
Tersadar, Anna segera melepas gigitan bibirnya, dan hal itu langsung dibalas dengan Jungkook yang menempelkan bibirnya dengan bibir gadis itu. Melumatnya dengan cukup kasar dan menuntut. Anna yang terkejut tidak sempat membalas lumatan Jungkook, namun lelaki itu segera menyadarkannya dengan menaikkan tangannya yang di pinggang menuju tengkuk gadis itu, menekannya, memperdalam ciuman mereka. Tangan Jungkook lagi satu yang bebas ia gunakan untuk mengambil tangan Anna, mengaitkan jari jemarinya di jari lentik gadis itu.
Anna mulai menutup matanya, menikmati setiap lumatan yang diberikan oleh Jungkook, menikmati bibir yang sudah lama ia tidak sentuh, dan kehangatan yang sudah lama ia tidak rasakan. Seakan melupakan masalah-masalah yang terjadi sebelumnya, gadis itu sangat menikmati ciuman Jungkook.
Ciuman itu terus berlanjut, dan Jungkook mulai memelankan pacuannya, menjadikannya sebuah ciuman yang lembut dan manis. Suara kembang api mulai terdengar, dan suara orang-orang berdecak kagum di sekitar mereka segera menyadari kedua insan tersebut.
Jungkook melepaskan ciumannya. Dada lelaki itu naik turun dengan gerakan cepat, hidungnya mencoba untuk meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Hal yang sama juga terjadi dengan Anna. Pipi gadis itu menampakkan rona merahnya dengan sangat jelas. Bibir gadis itu juga memerah akibat gerakan kasar yang diberikan Jungkook.
Jungkook menatap kedua bola mata Anna dengan intens, seakan tidak mau melepaskannya sedikit pun. Tapi ditatap seperti itu, Anna malah menurunkan pandangannya, tidak berani menatap Jungkook. Hanya perasaan bersalah yang ada di dalam pikiran Anna, dan hal itu membuat gadis itu tidak kuasa untuk melihat Jungkook yang sepertinya sangat tersakiti.
Kerongkongan gadis itu terasa perih, dan dadanya terasa teremas. Gadis itu bisa melihat perubahan kecil yang dipancarkan oleh kedua iris Jungkook, dan hal itu malah membuatnya merasa tambah bersalah. Anna masih merutuk pada dirinya sendiri karena meninggalkan Jungkook tanpa berpikir dua kali, tanpa mengucapkan perpisahan yang lebih baik.
“Tatap aku,” ujar Jungkook tiba-tiba.
Anna masih tidak berani menatap Jungkook, setelah apa yang terjadi barusan dan karena perasaan bersalahnya. Yang ada, Anna malah semakin merundukkan kepalanya.
Jungkook kemudian menangkupkan tangannya di wajah Anna, menaikkan wajah gadis itu agar mereka menatap satu sama lain. Rahang Jungkook mengeras saat ia bisa melihat mata gadis itu yang mulai berkaca-kaca.
Jungkook mengelus pelan pipi Anna. “Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya lelaki itu lembut.
Anna menghela napasnya. “Hanya saja … uhm … apa kau marah padaku?”
Seketika ekspresi Jungkook melembut. Kedua alis lelaki itu yang awalnya mengerut segera rileks, dan dengan lembut salah satu tangan Jungkook menyelipkan anak rambut gadis itu di belakang telinganya.
“Ya. Sangat. Aku sangat marah karena kau menghilang begitu saja di rumah sakit. Apa kau tidak tahu seberapa khawatirnya aku? Apa kau tidak tahu betapa sakit hatinya aku saat aku mengetahui bahwa aku tidak akan menemuimu lagi?”
Air mata Anna yang terkumpul di matanya segera turun. Tangan gadis itu sudah basah, dan ia meremasnya hingga ujung bajunya berkerut. Jungkook segera menghapus air mata gadis itu, kemudian merengkuh tubuh gadis yang lebih kecil darinya itu, menyandarkan kepala gadis itu di dada bidang lelaki itu.
“Aku sangat marah padamu karena kau menyembunyikan kebenarannya dariku, dan aku sangat marah saat kau menghilang dariku tanpa kabar. Tapi semua kemarahan itu tertelan habis saat aku mengingat perkataan ayahmu.”
“Memangnya apa yang ia katakan padamu?” tanya Anna dengan suara yang pelan sehabis menangis.
“Aku gagal. Aku gagal melindungimu. Kau koma selama beberapa hari dan itu karena aku telat menyelamatkanmu,” lirih Jungkook.
Anna menggelengkan kepalanya kuat. “Tidak. Kau tidak salah, Jung. Kau tidak gagal.” Gadis itu kemudian memundurkan kepalanya, menatap Jungkook yang wajahnya tengah tertekuk. “Kau tidak gagal. Lihat. Sekarang aku baik-baik saja, bukan?”
“JUNGKOOK OPPA!”
“ANNA!”
Panggilan dua suara tersebut langsung menyadarkan Jungkook dan Anna dari keadaan. Anna segera mendorong Jungkook dengan gerakan cepat hingga mereka berdua terpisah. Mereka berdua segera mencari ke arah suara dan menemukan Jia dan Jay yang tengah mencari mereka di tengah kerumunan.
“Di sini!” teriak Anna sambil melambaikan tangannya.
Jay yang pertama kali melihat dimana Anna berada langsung menghela napasnya lega. Lelaki setengah Amerika itu kemudian menarik pergelangan tangan Jia hingga mereka sampai di tempat Anna dan Jungkook berada.
“Aish! Kau! Seharusnya kau terus berada di sampingku,” seru Jia kemudian memukul pelan lengan Jungkook.
Jungkook hanya menyengir pelan kemudian membungkukkan badannya secara berlebihan seperti pelayan kerajaan di zaman 1800an. “Maafkan aku, tuan putri,” ujar Jungkook dengan nada yang sengaja ia buat berat.
Jia kembali memukul lengan Jungkook. “Aish! Menyebalkan!” Jungkook terkekeh melihat reaksi Jia, apalagi melihat gadis itu malu hingga memperlihatkan rona merah di pipinya.
“Waktu sudah malam. Kita harus kembali. Kalian berdua segeralah pulang. Aku akan mengantarkan Anna pulang,” ujar Jay kemudian menautkan jari-jarinya dengan jari Anna.
Jungkook yang melihat skinship itu langsung merasakan sesuatu di dalam hatinya yang membara, tapi Anna sepertinya terlalu polos untuk menyadari hal tersebut. Bahkan Anna sendiri tidak sadar akan perlakuan Jay.
“Baiklah. Aku juga sudah mengantuk. Ayo, Jeon Jungkook-ssi, gendong aku sampai rumah,” ujar Jia sambil terkikik.
Jungkook memutar bola matanya malas. Kalau sudah seperti ini, Jia tidak akan bisa diajak kompromi. Lelaki itu kemudian berjongkok, mengancang-ngancang untuk menggendong Jia. Dengan senang hati Jia langsung menaiki punggung lelaki itu.
Jay yang melihat teman SMA-nya kekanakan seperti itu hanya bisa berdecak. “Aigoo, Moon Jia. Sampai umur berapa kau akan bersikap seperti orang dewasa?”
Jia terkikik kecil kemudian menjulurkan lidahnya kepada Jay. “Tidak akan pernah.” Gadis itu kemudian menggeliat kecil untuk menemukan posisi yang nyaman. “Ayo Jeon Jungkook-ssi. Ini hukumanmu karena kau berani meninggalkanku.”
Jungkook mendengus sebal sebelum berbalik dan bersiap berjalan pulang. Lelaki itu masih sempat tersenyum ke arah Anna, dan melihat tangannya yang masih digandeng oleh Jay dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return; jjk | ✔
FanfictionJungkook tiba-tiba saja mendapat lowongan pekerjaan menjadi seorang bodyguard untuk putri presiden Korea Selatan. Tapi tidak disangka, pekerjaannya ini membuat seorang Jeon Jungkook menemukan cinta lamanya kembali. Kira-kira apa yang akan terjadi di...