IV

3K 442 18
                                    

Do I look good?”

“Ya. Kau sudah terlihat tampan.”

“Ah … bagaimana ini? Aku tidak yakin dengan penampilanku.”

Anna mendenguskan napasnya. “Berhentilah bercermin. Kau bahkan lebih sering bercermin dari pada para modelmu yang akan melakukan runaway malam ini.”

Jay tersenyum malu mendengar ucapan teman baiknya. Semburat merah tercetak di kedua pipi lelaki itu karena malu dipergok terlalu lama bercermin. Sebenarnya Jay orangnya tidak narsis seperti itu, sampai bermenit-menit lamanya di depan cermin. Tapi karena ini pertama kalinya bajunya diperagakan di hadapan para pecinta fashion, Jay tidak bisa untuk tidak gugup.

Jay membalikkan badannya, menghadap Anna yang sedari tadi hanya memerhatikan dirinya dari refleksi cermin. Lelaki itu kemudian mengambil kedua tangan hangat Anna, menggenggamnya dengan sangat erat, menatap kedua bola mata gadis itu dengan lembut.

“Aku sangat gugup. Bagaimana kalau nanti aku merusak semuanya saat aku berpidato?”

Anna terkekeh pelan. Tangan gadis itu kemudian mengelus tangan Jay yang dingin dengan lembut. “Tarik napas dan tenanglah, hm? Kau sudah berlatih pidato selama ini dan kau sudah cukup baik. Tenang saja, jika kau sudah di depan nanti, kau akan langsung bisa melakukannya.”

“Acaranya akan dimulai lima menit lagi!” teriak salah seorang staf, membuat Jay berjengit. Lagi-lagi Anna tekekeh dibuatnya.

Anna kemudian melepaskan genggamannya dari tangan Jay dan menepuk pundak lelaki itu pelan. “Kau pasti bisa melakukannya. Aku akan mencari tempat duduk di depan, jadi kau bisa melihat ke arahku saat berpidato. Lihat saja aku seakan-akan kita sedang berbicara berdua, dan aku yakin semuanya akan berjalan lancar.”

Anna tersenyum ke arah Jay untuk terakhir kalinya sebelum membalikkan badan dan meninggalkan Jay yang terdiam di tempat memerhatikan gadis itu. Jay mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya, memerhatikan Anna yang makin menjauh. Lelaki itu menghela napasnya saat melihat bagaimana dengan anggunnya Anna keluar dari belakang panggung, dengan dress di atas lutut tanpa lengan berwarna merah. High heels-nya berketuk dengan irama yang stabil, dan rambutnya yang ia gerai bergoyang sedikit. Bagaimana Jay berandai Anna bisa diam di sisinya lebih lama lagi.


🌸🌸🌸


Acaranya berjalan sangat lancar. Jay melakukan pidatonya dengan baik dan Anna merasa sangat bangga kepadanya, seakan-akan gadis itu adalah ibu dari Jay. Banyak orang yang memuji bagaimana bagusnya rancangan baju Jay selama Anna duduk di kursinya, dan Anna tidak bisa berhenti tersenyum, tidak sabar mengatakan pada Jay apa saja yang ia dengar dari orang-orang sekitarnya.

Setelah acara ini selesai, Jay berjanji untuk mengajak Anna untuk makan malam, tapi sebelum itu, Jay mengatakan bahwa ia akan mengobrol sebentar dengan teman SMA-nya di belakang panggung. Tidak mau mengganggu mereka berdua, Anna memutuskan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum pergi ke belakang panggung dan memberi pujian kepada lelaki itu.

Baru saja Anna memasuki lorong untuk pergi ke kamar mandi, seseorang yang sangat gadis itu kenali keluar dari kamar mandi pria, menatap Anna dengan terkejut. Lelaki itu membulatkan matanya, namun sedetik kemudian matanya menajam dan rahangnya mengetat.

Anna menelan salivanya dengan susah payah, membuat suara yang cukup besar takut-takut lelaki itu mendengarnya. Tapi Anna mencoba untuk menelan semua kegugupannya dengan memberikan lelaki itu senyuman kecil.

“Hey. Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi di sini,” sapa Anna terlebih dahulu.

Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya. Kedua tangan lelaki itu ia masukkan ka dalam saku celananya, dan kakinya berjalan mendekati Anna.

Pupil Anna bergetar, menandakan bahwa ia merasa takut saat ini. Lelaki itu semakin berjalan mendekat dan Anna terus mundur ke belakang, merasa terintimidasi dengan lelaki yang lebih tinggi darinya itu. Hingga akhirnya mereka berdua berhenti saat punggung Anna menyentuh tembok, dan jarak di antara mereka sangat dekat.

“H-Hey … a-apa yang kau l-lakukan?” tanya Anna gugup.

Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya. “Apa yang aku lakukan?” tanya lelaki itu kembali dengan nada sinisnya. “Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Apa yang kau lakukan?”

“A-Aku?”

“Jangan berpura-pura. Aku tahu itu kau, Yoon Areum.”

Anna membulatkan matanya terkejut. Gadis itu kemudian tertawa getir. “A-Apa yang kau bicarakan?”

PLAK!

Tidak, bukan pipi Anna atau lelaki itu yang ditampar, melainkan tembok di sebelah kepala gadis itu, membuat Anna berjengit terkejut di dalam perangkap lelaki itu.

Tangan kanan Jungkook mengurung Anna, sedangkan tangan kiri Jungkook yang bebas ia gunakan untuk menangkup pipi gadis itu. Matanya masih menatap dengan tajam kedua iris Anna.

“Aku sangat merindukanmu, Areum-ah,” ujar Jungkook pelan. Napas hangat yang dikeluarkan lelaki itu menyapu wajah Anna, membuat gadis itu menggigit bibirnya dan mengedipkan matanya beberapa kali.

“A-Apa yang kau bicarakan, Jungkook-ssi?”

Rahang Jungkook semakin mengetat, dan tatapan lelaki itu kepada Anna semakin tajam.

“Jangan pura-pura tidak tahu, Areum-ah. Aku tahu itu kau dan kau tidak pandai berbohong.”

“Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?” tanya Anna, masih mengelak.

Jungkook mengeluarkan seringaiannya. “Aku bahkan belum memperkenalkan diriku. Dari mana kau tahu namaku Jungkook?”

Anna ingin membalas sesuatu, tapi mulutnya kembali menutup saat ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Seringaian Jungkook semakin membesar melihat kelakuan gadis itu. “Kenapa? Kucing mencuri lidahmu?”

Tiba-tiba saja, dengan sekuat tenaga, Areum mendorong tubuh Jungkook, membuat jarak di antara mereka. Gadis itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan alisnya mengerut. “Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan, Jeon Jungkook-ssi. Kalau kau melakukan hal-hal seperti ini lagi, aku akan melaporkan dirimu karena pelecehan seksual.”

Setelah itu Anna pergi meninggalkan Jungkook dengan kaki yang dihentakkan, membuat suara high heels yang ia gunakan menggema dengan sangat keras di tempat mereka berada. Sedangkan Jungkook yang melihat sikap Anna tidak bisa berhenti terkekeh, melihat bagaimana bingungnya seorang Yoon Areum yang tertangkap basah dari penyamarannya.


🌸🌸🌸

a/n:

hi guys!  maaf banget aku ga pernah update 😭

terakhir kali dua bulan lalu ya?

Sejujurnya aku agak stuck sama cerita ini. Endingnya udah ada di kepala, tapi menulis cerita menuju ending agak susah :(

Semoga kalian mengerti ya^^

Have a nice day!

Return; jjk | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang