V

2.9K 443 28
                                    

Jay memang tidak bohong soal ia yang akan mentraktir Anna untuk makan malam. Tapi gadis itu sama sekali tidak menyangka bahwa mereka makan tidak hanya berdua. Melainkan, Jay mengajak teman SMA-nya untuk makan malam bersama. Dan dari semua orang yang ada di muka bumi ini, ternyata teman Jay adalah Moon Jia. Ugh, bagaimana sempitnya dunia ini.

Anna duduk di sebelah Jay, di depannya duduk Jungkook, dan di sebelah Jungkook adalah Jia. Mereka memutuskan untuk makan di restoran Korea, mengingat mereka berempat berdarah Korea asli—kecuali Jay yang setengah Amerika—lagi pula jarang-jarang bagi mereka untuk makan-makanan Asia di negeri Eropa ini.

Suasananya sangat mencekam, menurut Anna. Jungkook yang duduk di depannya tidak pernah berhenti memberikannya tatapan tajam, dan kentara sekali di wajah Jia bahwa gadis itu tidak menyukai Anna. Sedangkan Jay, dia tampak sangat senang. Wajahnya berseri, bukan hanya karena acaranya berjalan dengan lancar, ia juga sangat senang karena bisa mempertemukan teman baiknya dengan teman SMA-nya.

“Jadi … aku tahu kalian belum berkenalan. Perkenalkan, Anna, ini teman SMA-ku Jia. Jia, ini teman baikku di seluruh Paris, Anna.”

Anna dan Jia yang sebenarnya sudah tahu satu sama lain hanya tersenyum dan bersalaman sebentar, masih canggung dengan satu sama lain.

“Oh ya, aku juga belum memperkenalkan orang di sebelahku. Dia Jungkook, pengawal pribadiku,” ujar Jia, memperkenalkan Jungkook.

“Oh? Kukira dia adalah temanmu. Kalian terlihat sangat dekat,” ujar Jay.

“Yah … Aku tidak pernah menganggapnya sebagai benar-benar pengawal pribadiku. Kami mencoba untuk bersikap seperti teman antara satu sama lain,” ucap Jia.

Tidak lama kemudian, pesanan mereka datang. Secara tidak sadar mereka sepertinya memesan makanan terlalu banyak, tapi mereka tidak peduli. Perut mereka sangat-sangat lapar, terutama Jay, lelaki itu bahkan tidak makan seharian karena gugup.

“Silahkan makan. Kali ini semuanya ada padaku,” ujar Jay yang langsung melahap makanannya. Jungkook, Jia, dan Anna ikut menikmati makanannya.

“Oh ya, Anna, aku penasaran denganmu,” ujar Jia. Mendengar namanya dipanggil, Anna menghentikan pergerakannya. Jungkook juga ikut memfokuskan pandangannya ke arah Anna, menatap gadis itu dengan tatapan yang masih sama intensnya. “Sudah berapa lama kau tinggal di sini?”

“Uhm … lima tahun?”

“Kenapa kau pindah kesini?” tanya gadis itu lagi.

Anna tidak terasa mencengkram sumpitnya. Gadis itu tidak mungkin mengucapkan kebenarannya, kebenaran pahit yang membuat gadis itu terpaksa harus meninggalkan semuanya.

“Hmm … orang tuaku hanya ingin mencari suasana baru. Yah … semuanya tidak berjalan dengan lancar selama kami ada di Korea.”

Jia tampak mengulum bibirnya mendengar jawaban Anna, sebelum gadis itu kembali berbicara. “Padahal aku mengekspetasikan hal yang lebih dramatis. Seperti kau yang rela pindah keluar negeri karena ingin menghindari mantan pacarmu. Ugh, aku sepertinya harus berhenti menonton drama picisan.”

“Uhuk uhuk.” Jungkook tersedak dalam minumnya, menarik perhatian semua orang yang ada di dalam meja.

Jia terkekeh kecil sebelum menepuk punggung lelaki itu. “Lain kali pelan-pelan minumnya.”

Jay menaikkan salah satu sudut bibirnya melihat tingkah dua insan yang duduk di depannya. “Benar, kau sepertinya harus benar-benar berhenti menonton drama.”

Anna terdiam di dalam tempat duduknya. Apa yang dikatakan Jia tidak sepenuhnya salah. Memang, Anna pergi meninggalkan Korea demi orang tuanya, tapi ada sebagian dari dirinya yang memang ingin menghindari Jungkook. Entah, mungkin karena setelah mengetahui kebenaran tentang kedua orang tuanya, Anna menjadi tidak enak dengan Jungkook yang notabenenya adalah anak kepala polisi. Jadi, melarikan diri adalah pilihan yang tepat menurut gadis itu.

Nafsu makan gadis itu sudah hilang. Yang gadis itu lakukan saat ini hanyalah memainkan nasi di depannya dengan sumpit. Kepalanya tertunduk dengan tatapan yang kosong. Tidak terasa gadis itu menghela napasnya cukup keras hingga Jay menyadarinya.

“Hey, kau tidak apa?” tanya Jay kemudian menepuk pundak Anna. Anna segera tersadar dari lamunannya kemudian menegakkan pandangannya, dan hal yang pertama kali gadis itu lihat adalah Jungkook yang sedang menatapnya dengan ekspresi yang sangat sulit untuk dijelaskan.

“Aku baik-baik saja. Tadi aku hanya memikirkan sesuatu sebentar.” Anna kemudian memberikan senyuman tipisnya. “Jadi, sampai mana kita tadi?”

“Oh ya!” seru Jia semangat sambil menepuk tangannya sekali. “Akan ada kembang api di menara Eiffel nanti malam. Kita harus datang!”

Jay yang mendengar ujaran Jia langsung berseri. “Benarkah? Ayo kita kesana setelah ini!”

Setelah itu, mereka dengan segera menghabiskan makanan yang mereka pesan. Anna tampak dari tadi tidak terlalu menikmati makanannya, tapi ia tidak mau mengecewakan Jay yang sudah mau dengan baik hati mentraktir makanannya. Dan selama ini Anna tidak pernah lepas dari pengawasan Jungkook. Lelaki itu dengan jelas tengah melihat ke arahnya, dan Anna tidak bisa protes, karena ia tahu, Jungkook pasti tengah menyimpan berbagai macam pertanyaan di dalam otaknya terkait dengan dirinya.

🌸🌸🌸

Mereka telah sampai di tempat menara Eiffel berada. Suasananya sangat ramai, penuh dengan orang-orang yang juga ingin melihat pertunjukkan kembang api yang akan diselenggarakan malam ini. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa, semuanya bertebaran dimana-mana. Malam ini penuh dengan tawa, dengan berbagai macam pembicaraan, dan juga dihiasi dengan lampu kelap-kelip jalanan dan bangunan di sekelilingnya. Tidak lupa dengan menara Eiffel itu sendiri yang berdiri kokoh di tengah alun-alun kota dengan lampunya yang sangat terang benderang.

Anna tidak bisa melepaskan pandangannya dari menara Eiffel yang ada di tengah sana. Jelas, ini bukan pertama kalinya Anna melihat menara Eiffel di malam hari, tapi setiap kali Anna melihat menara tersebut, ia tidak bisa berhenti terkesima. Anna menyukai berada di sini, di tengah-tengah keramaian, di antara orang-orang yang menampakkan senyumannya di wajah mereka.

Seakan teringat sesuatu, Anna segera menyadarkan dirinya. Gadis itu melihat ke sekelilingnya dan tidak melihat Jay ada di sampingnya. Mata gadis itu melebar menjadi panik, ia segera bergerak untuk mencari lelaki itu, tetapi tiba-tiba saja sebuah tangan menghentikan pergerakannya dengan menggenggam tangannya lembut.

“Mereka menghilang, hanya ada kita berdua di sini.” Anna segera menolehkan pandangannya ke arah suara itu, dan menemukan Jungkook berdiri di sampingnya, dengan tangannya yang menggenggam tangan Anna erat.

Dan Anna tahu, jika ia ditinggal berdua hanya dengan Jungkook di sini, sesuatu pasti akan terjadi.

Return; jjk | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang