Next Stage : Curer (part 1)

334 30 1
                                    

Raja bajak laut.

Adalah sebuah sebutan yang disematkan kepada siapapun yang berhasil menemukan One Piece. Sebuah harta karun legendaris yang disebut-sebut sebagai 'alat' pengubah dunia. Namun sayang, sebelum dunia sempat berubah. Sang Raja Bajak Laut telah terbujur kaku dibawah tanah dengan senyuman cerah.

Ialah Trafalgar Law yang menjadi aliansi pertama sang Raja Bajak Laut. Sesama Supernova dan warga D, mereka bersumpah untuk saling setia dan menjaga. Seorang dokter berpedang yang sangat ahli dalam hal operasi karena Ope Ope yang pernah dicernanya.

Ia menancapkan teman besinya diatas tanah. Di depan sebuah nisan yang bertuliskan 'Monkey D Luffy'. Ia duduk bersila dan meletakkan seonggok daging besar di atas makam itu. Yaa bukan sake seperti makam para bajak laut lainnya, ia mengerti bahwa temannya itu sangat tergila-gila oleh daging. "Mugiwara-ya" gumamnya singkat. Law membersihkan sedikit area makam yang mulai ditumbuhi rumput-rumput liar yang panjang. Setelahnya ia kembali terpaku di hadapan nisan itu. "Aku tidak memiliki tujuan lagi"

Dokter kematian itu menghela nafasnya.

-Adilla Fiqria-

Namanya lengkapnya adalah Trafalgar D. Water Law. Seorang putra dari sepasang dokter yang termasyhur di pulaunya. Anak pertama dari dua bersaudara dan telah dilatih untuk menjadi seorang penyembuh sedari kecil.

"Dengar Law, nama lengkapmu Trafalgar D. Water Law" ucap Ibunya dengan bangga saat ulang tahunnya yang ke 4. "Tapi, dunia hanya boleh tahu jika namamu itu Trafalgar Law" Ibunya tersenyum sambil mengusap rambutnya halus.

"Kenapa hanya Trafalgar Law? Bukankah nama panjangku itu keren?" bocah tampan itu memandang Ibunya dengan penuh tanya. Mata bulatnya terus terpaku menatap rupa Ibunya yang indah dengan menggemaskan.

Ibunya hanya tersenyum lalu berkata "Terlalu panjang untuk disebutkan, Trafalgar Law saja cukup untuk mewakili pangeran tampan ini". Ibunya mencubit dengan gemas ujung hidung anak itu.

.

Anak itu terus saja menangis. Corazon, sosok manusia yang selalu menjaganya baru saja tewas ditangan kakaknya sendiri. Seorang pria aneh dengan lelucon garing itu terenggut nyawanya akibat menolong seseorang yang bukan siapa-siapa untuknya.

Law terus saja menangis. Ia merasa bersalah dengan teramat dan bersumpah akan terus hidup karena hidupnya ini telah mengorbankan nyawa orang yang sangat berharga. Dia juga bersumpah akan membunuh Doflamingo untuk semua yang telah dilakukan pria itu. Hatinya beku bersama salju yang jatuh di malam itu.

.
Law terbangun esok paginya. Terbangun dipinggir pantai setelah tadi malam kapal kecil yang dipakainya terhamtam oleh ombak dahsyat lautan Grand Line. 'Guru-guru' bunyi perutnya menahan lapar. Berhari-hari terapung dilaut sendirian membuatnya lebih fokus untuk menyelamatkan diri dari ombak-ombak ganas ketimbang makan.

"Hei kau, apa kau manusia?" tanya seorang gadis kecil yang tiba-tiba berjongkok di hadapannya. Law sempat merasa kaget dan takut. Ia masih takut bertemu orang sejak ia selamat dari insiden sangkar emas Doflamingo beberapa hari yang lalu.

Gadis itu menatap Law dalam dan Law juga menatapnya dalam. Law ingin mengatakan dia haus dan lapar tapi suara tak kunjung keluar dari mulutnya. "PAPA... Ada manusia  sekarat" teriaknya kearah barat.

Samar-samar Law melihat seorang laki-laki berlari ke hadapannya. Laki-laki itu tanpa banyak bicara mengangkat tubuhnya. "Dia masih sangat kecil, apa yang terjadi?" itu adalah perkataan terakhir laki-laki itu sebelum Law kehilangan kesadarannya.

.
Law membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah seorang anak kecil yang mungkin sebaya dengannya tepat di hadapannya. "Hei hei, kucha-chan. Jangan menimpa anak itu seperti itu" meski samar-samar, ia masih dapat mendengar protes dari arah kirinya. Ia sedikit menoleh dan melihat seorang laki-laki dewasa mendatanginya. Laki-laki itu mengangkat seorang anak kecil yang dari tadi menimpanya untuk menyingkir.

"Nah, ini ada makanan untukmu. Makanlah" ucap laki-laki itu dan Law langsung bangun untuk meraih makanan dari baki di sampingnya. Masa bodoh siapa mereka, ia harus mengisi perutnya dulu yang ia lupa sudah sejak kapan ia belum makan.

"Jadi namamu siapa?" tanya perempuan yang tadi menimpanya itu. Anak itu sudah duduk disebelahnya diatas tempat tidur. "Aku Kucha, ini Papaku Tocha" ia memperkenalkan dirinya dan juga laki-laki dewasa itu.

Law menatap mereka. Setelah ia menelan makanannya ia menjawab lemah "Aku Law"

Dengan sedikit pemaksaan, Kucha merebut tangan Law untuk dijabat "Hallo Law". Ia tersenyum sangat manis. "Kau beruntung kami yang menemukanmu, ayahku adalah seorang dokter. Yaahh.. Meskipun penduduk lain yang menemukanmu, mereka juga akan membawamu kemari. Ayahku satu-satunya dokter di pulau ini"

Law fokus kepada makanannya. Ia tidak terlalu mendengar ocehan dari anak perempuan itu. Hari itu ia mendapatkan keluarga baru. Orang-orang baik yang membesarkannya, yang benar-benar bisa dipercayai tidak seperti keluarga keduanya.

To Be Continued

Aaaa.. benar-benar 200 bintang. Banzai banzai!!!

Aku minta maaf gak bisa langsung tulis cerita ini sekali habis dan juga langsung di upload waktu 200 bintang. Aku lumayan sibuk hiks..

INTINYA!!! Thank youu so much untuk 200 bintangnyaaa

P.s : Maaf untuk typo dan kata2 yang membingungkan. Aku tidak sempat memeriksanya lagi. Maaf ~

Next StageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang