16

89 4 1
                                    

"Lepas..." geram Amber sedikit meronta-ronta.

Amel menatapnya tajam, lalu ia berjalan kearah Amber sembari mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya dan menempelkan mulut pistol itu pada pelipisnya. Amber menutup matanya pasrah. Ia berharap agar Reno segera datang dan menyelamatkannya.

"Tidak usah terlalu berharap jika Reno akan datang menyelamatkanmu! Dia tidak akan datang karena dia tidak mencintaimu! Dia hanya mencintaiku. Berhentilah berharap jika Reno akan datang" bisiknya pada telinga Amber.

Amber menghembuskan nafasnya pasrah. Jika memang Reno tidak mencintainya, lalu mengapa sebelumnya dia mengajak Amber menikah? Apakah dia hanya mempermainkan cinta Amber? Dia datang lalu pergi dan datang lagi membawa berita entah itu bahagia atau menyedihkan.

'Reno kau jahat padaku! Mengapa kau tidak datang? Apakah benar jika kau tidak mencintaiku, dan kau hanya mencintainya?" Batin Amber.

*-*-*

"Kalian sudah siap?" Tanya Reno sedikit berbisik.

Kini Reno, Varo, Suci, Sekar dan beberapa polisi sudah berada di rumah kosong yang diperintahkan oleh pesan tadi. Polisi akan mengepung anak buah Amel melalui pintu belakang dan beberapa akses lainnya. Varo berjaga-jaga disekitar taman dengan membawa sebuah pistol beserta peluru yang sudah ia siapkan sejak tadi. Sekar dan Suci akan membantu Reno membawa Amber kembali melalui jendela.

"Siap!" Sahutnya bersamaan.

Mereka meluncur ke tempat yang sudah di atur sebelumnya. Sekar dan Suci bersembunyi dibalik jendela. Varo bersembunyi diantara semak-semak. Polisi berjalan kearah pintu belakang, serta lengkap dengan senjata yang akan melumpuhkan para penjahat. Reno masuk kedalam melalui pintu depan.

BRAK

Pintu yang terbuat dari besi terbuka akibat tendangan dari Reno yang sangat keras hingga membuat Amel dan Amber terlonjak kaget. Dengan rasa yang penuh amarah, Reno menghampiri Amel yang tengah menempelkan bibir pistol pada pelipis kekasihnya. Reno menepis pistol tersebut hingga terjatuh ke lantai. Amel menatap tajam Reno dan Amber.

"Kau! Akhirnya kau datang juga, honey. Kau ingin melihat kekasihmu mati ditanganku? Baiklah jika itu kemauanmu, baby. Aku akan menurutinya." Ucap Amel sambil tersenyum kecut.

Ia mengambil pistol yang berada disaku celananya dan memasukkan beberapa peluru lalu mengarahkan pistol tersebut pada dada Amber. Dia memberi aba-aba.

Satu...dua...ti...

"Bos! Mereka membawa polisi, dan sekarang polisi itu mengepung kita pada pintu belakang!" Pekik Dino -anak buah Amel.

"Sialan kau, Reno! Sudah ku bilang bukan, kau hanya boleh datang sendiri tanpa membawa polisi!"

Amel menodongkan pistolnya dihadapan muka Reno. Reno mengambil alih pistol itu dan menodongkannya balik pada Amel.

*-*-*

DUAR

Raven -Om Varo beserta anak buahnya datang melalui pintu belakang, dan menembakkan pistol ke atas, lebih tepatnya pada udara. Anak buah Amel pontang-panting melarikan diri, dan sesekali mengarahkan pistolnya pada anggota polisi lainnya.

DUAR

Raven berhasil melumpuhkan salah satu kaki penjahat itu. Rafen segera menangkapnya dan memerintahkan anggotanya untuk menangkap 3 penjahat lainnya beserta bos mereka -Amel.

UNIVERSITAS LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang