15

50 6 0
                                    

"RENO!"

Varo datang dengan penuh amarah. Ia tidak dapat menyangka jika sahabatnya akan menduakan kekasihnya. Varo datang bersama dengan trio dugong. Suci merasa bingung, karena ia tidak tau apa yang terjadi.

Reno menghentikan acara berpelukannya dengan Amel. Amel menatap sangar Amber. Ia sangat membenci Amber.

"Var, g-gue. Ini gak seperti ap-"

PLAK

Varo menampar pipi Reno hingga meninggalkan bekas telapak tangannya pada pipi Reno. Reno meringis kesakitan, namun ia tahan dengan menggigit bibir bawahnya.

"Ren, apa-apaan ini? Mengapa mereka datang dan mengganggu kita berpacaran? Apa kau tidak memberitahu temanmu kalau kau berhubungan denganku?" Cerocos Amel terus-menerus.

Amber menghampiri Amel dan menatapnya tajam. Ia mencengkram dagu milik Amel dengan sangat kencang. Amel merintih kesakitan.

"Jangan dekati kekasihku, atau kau akan menerima akibatnya" ancam Amber. Amel tersenyum kecut dan mendecih didepan wajah Amber.

"Hei! Beraninya kau mengancamku seperti itu. Aku tidak akan pergi meninggalkannya, karena aku sangat mencintainya sejak SMP. Seharusnya kau lah yang pergi, Reno tidak pernah mencintaimu. Dia hanya mencintaiku. Hanya aku!" Cecarnya membuat Amber menitikkan air mata dan terjatuh lemas.

"Reno, tolong jelasin semua ini. Ini ada apa dan mengapa kau selingkuh dari Amber, calon istrimu?" Tanya Sekar dan Varo.

"Iya, nanti gue jelasin semuanya ke kalian." Ucapnya dengan kepala yang tertunduk.

*-*-*

Reno sudah menjelaskan masalah ini semua kepada sahabatnya. Ia meminta bantuan kepada mereka supaya mereka membantunya dan meyakinkan Amber kembali.

"Nyawa Amber sedang dalam bahaya. Amel mengancamku, jika aku berpacaran dengannya dan tidak memutuskan Amber, maka dia akan membunuh Amber." Lirih Reno dengan mata yang berkaca-kaca. Varo, Sekar, dan Suci siap membantu Reno menyelesaikan masalahnya dan memperbaiki hubungannya dengan Amber.

"Lo tenang aja, Ren. Gue punya Om yang berprofesi sebagai Polisi. Gue akan meminta bantuannya supaya menangkapnya dan memasukkannya ke penjara bawah tanah." Ucap Varo sambil menepuk bahu sahabatnya, Reno. Reno tersenyum dan berlari kepelukan Varo.

"Sebelumnya, kita akan menjebaknya terlebih dahulu," bisik Varo kepada Reno. Senyuman Reno merekah. Ia menepuk-nepuk pundah sokibnya.

"Thank's friend" bisiknya lalu melepaskan pelukannya.

*-*-*

Sekar, Amber, Suci melakukan aktivitasnya seperti biasa, kuliah. Mereka berangkat bersama-sama dari rumah Sekar. Untuk kali ini, Amber dan Suci tidak datang terlambat. Mereka sudah stand by di rumah Sekar dan segera berangkat. Namun saat ingin memasuki mobil, Sekar menerima telefon dari Varo dan segera mengangkatnya.

"Hallo, Sayang"

"Sayang sayang. Kenapa?"

"Lo udah berangkat ngampus belum?"

"Nih mau otw, kenapa emangnya?"

"Bareng gue aja, ya? Gue jemput lo. Sekalian gue mau berangkat ngantor dan itu ngelewati Kampus"

"Gak bisa. Gue bareng sama Amber dan Suci."

"Please bareng gue. Si Amber sama Suci berangkat berdua aja sama sopir lo. Please, Baby"

"Stop call me Baby or Sayang! Jijik tau"

"Iya iya, asalkan lo mau bareng sama gue."

"Bentar gue tanya mereka dulu."

Sekar mengalihkan ponselnya lalu bertanya pada Amber dan Suci. Tak lama kemudian, ia menempelkan ponselnya pada telingannya dan berbicara pada Varo dibalik ponselnya sana.

"Yaudah gue bareng sama lo"

"Yeayy...otw...jangan ninggalin gue, ya..."

Tut

Mereka mematikan telponnya serempak.

*-*-*

Amber dan Suci telah tiba di Kampus. Saat mereka ingin memasuki gerbang, tiba-tiba ada suara tembakan yang sangat menggelegar. Pada saat itu, suasana masih sangat sepi. Satpam yang biasanya menjaga, kini tengah mengambil cuti.

Amber merasa ketakutan saat namanya dipanggil oleh seseorang dari belakang dan tidak ia kenal. Dengan sangat ragu, Amber memberanikan dirinya untuk menengok dan melihat siapa yang memanggil dirinya. Namun nihil, ia tidak dapat melihat wajah orang itu karena mereka memakai topeng yang berwarna hitam. Pria itu berjalan mendekati Amber.

Amber berjalan mundur hingga punggungnya membentur tembok. Pria itu mengeluarkan sapu tangan lalu membekap mulut Amber hingga membuatnya tidak sadarkan diri, dan membawanya pergi entah kemana.

Suci panik dan ketakutan. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia menggigit bibir bawahnya dan mengetuk-ketuk jidatnya menggunakan jari telunjuknya. Hingga ahirnya ia mendapat ide. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Reno.

Setelah menghubunginya, ia menghubungi Sekar yang hingga saat ini tak kunjung datang. Rasa resahnya seketika hilang saat Suci melihat 2 mobil berwarna hitam dan silver berhenti dihadapannya. Reno membuka kaca mobilnya.

"Ci, Amber mana? Dia dibawa kemana?" Cecarnya dengan rasa gelisah. Suci bingung harus mengatakan apa. Ia sendiri tidak tahu Amber dibawa kemana. Yang pasti, Amber dibawa pergi oleh 4 pria dengan pakaian serba hitam.

"G-gue gak tau d-dia dibawa k-kemana," ucapnya terbata-bata sembari menundukkan kepalanya, takut.

Reno semakin cemas dan menyuruh Suci untuk masuk ke dalam mobilnya. Sebelum menancapkan gas mobilnya, ia turun dari mobil dan beranjak ke mobil Varo untuk menyuruhnya menghubungi Om-nya dan membantu menangkap sang pelaku.

Reno menyuruh beberapa anak buahnya untuk menangkap Amel dan anak buah Amel. Ya, ternyata ke-empat pria tadi adalah anak buah Amel. Saat ingin kembali ke mobilnya, Reno mendapat pesan singkat lalu ia membacanya nomor tersebut tidak tersimpan di dalam kontaknya yang tidak ia kenal.

O852××××××××: datanglah ke rumah kosong yang berada di pinggir jalan Kota Jakarta, tidak jauh dari Kampus kekasihmu. Satu lagi, kau jangan membawa anak buah maupun polisi, atau nyawa kekasihmu akan melayang ditanganku.

Reno mendecak kasar dan segera masuk ke dalam mobilnya lalu menancapkan mobilnya dan melesat dengan kecepatan tinggi.

*-*-*

Hello piye kabare?

Mianhae telat update....jaringan saya lagi susah + udah mulai sekul, so jarang buka wattpad.

Gereget tidak?

Tunggu kisah selanjutnya guys

Ojolali vote and coment

See you next part

Lope lope mwah

UNIVERSITAS LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang