13

43 6 0
                                    

Author's pov

Sebulan sudah setelah kepergian Reno dari dunia ini, Amber menjadi sangat kurus akibat sakit. Kini ia telah sembuh dan sudah melakukan aktivitasnya, kuliah. Amber dan Sekar berangkat kuliah bersama. Sudah sangat lama mereka tidak berangkat bersama. Sekar yang sudah memutuskan hubungannya dengan Varo, kini ia tidak pernah berangkat kuliah bareng dengannya.

15 menit kemudian, Sekar dan Amber tiba di Kampus. Mereka berdua turun dari mobil dan segera masuk kedalam kelasnya. Saat berada di lapangan, mereka bertemu dengan Varo dan Floren. Varo menyapa Sekar dengan senyuman yang merekah diwajahnya, namun Sekar hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Sekar melalui Varo begitu saja dengan secepat kilat, Varo menarik lengan Sekar dan membuatnya terhuyung ke dada bidang milik Varo. Varo menarik pinggang milik Sekar, dan membuat pemiliknya membulatkan matanya.

"Lepas" pekik Sekar sedikit menaikkan nada bicaranya. Varo terkekeh mendengarnya. Varo menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Sekar.

"Kenapa, hmm?" tanya-nya yang sedikit memajukan wajahnya.

Sekar mendorong wajah Varo. Dia berusaha melepaskan tangan Varo yang melingkar apik dipinggangnya, dan akhirnya terlepas. Sekar menatap Varo sebal. Dia melipat kedua tangannya didepan dadanya dan mengerucutkan bibirnya.

"Ada apa?" Ketusnya sembari memutar bola matanya.

"Kamu cantik kalau sedang marah" ucapnya lalu tersenyum.

"Cepat bicara atau aku pergi" ancam Sekar yang hendak pergi. Namun, Varo segera menarik tangannya dan mengecup keningnya. Sekar membulatkan matanya dan mendorong wajah Varo dari hadapannya.

"Nanti sore ada waktu?" tanya Varo

"Kenapa?" Sekar memutar kedua bola matanya.

"Kita ketemuan ditempat biasa"

"Maaf, aku lupa tempatnya dimana" ucap Sekar lalu segera pergi. Varo menghela nafas panjang lalu berjalan mengejarnya dan mensejajarkan dirinya disamping Sekar.

"Bilang saja kalau mau dijemput," ucapnya dengan nada menggodanya. Sekar menghentikan langkahnya dan menatap Varo sebal.

"Jangan ge'er kamu! Iya iya nanti sore kita ketemuan!" Ketusnya lalu menghentakkan kakinya sebal dan pergi meninggalkan Varo sendirian. Kini Varo tidak mengejar Sekar, ia merasa senang dan melompat-lompat seperti anak kecil yang mendapatkan balon.

*-*-*

Amber's pov

Di lapangan tadi, Kak Floren natep gue benci. Mungkin dia masih marah sama gue. Gue berusaha minta maaf, tapi dia gak mau maafin gue. Saat Sekar sama Kak Varo asik sibuk berduaan, Kak Floren narik tangan gue gitu aja. Dia bawa gue ke lorong yang sepi. Gue hentakkin tangannya yang cengkram lengan gue.

"Lepasin, Kak!" Geram gue.

"Gue bawa sesuatu buat lo" ucapnya.

"Apa?"

"Itu" ucapnya sambil nunjuk seseorang yang lewat lorong itu. Gue terkejut karena yang dateng itu

"Reno" lirih gue.

*-*-*

Author's pov

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Sekar bersiap-siap untuk ritual mandinya. Setelah itu, ia segera mengganti pakaiannya dan merias dirinya. Setelah melakukannya, ia segera turun dan memanggil supirnya untuk mengantarkan dirinya ke cafe langganannya.

UNIVERSITAS LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang