Yuki baru saja pulang. Hari ini, Rena telah di wisuda.
Itu berarti, satu minggu lagi Rena akan pergi berlibur dengan temannya. Selama Rena bisa menjaga diri, Yuki bisa memberinya ijin.
Dan semenjak Yuichi dan Haruka melarangnya untuk dekat-dekat dengan Miyazawa, Yuki tidak lagi berjalan dengan lelaki itu. Walau lelaki itu selalu mencoba mengajaknya, namun Yuki selalu menolaknya. Ia tidak mau terjebak ke dalam lubang buaya."Rena, selamat ya, adikku."
"Terima kasih, Kakak. Aku janji, setelah liburan nanti aku akan mencari pekerjaan."
"Iya. Hati-hati jika sedang berlibur, ok?"
"Siap, Kakak."Yuki tersenyum sambil mengacak gemas rambut adiknya itu.
Rena sangat polos dan ia memiliki wajah yang putih pucat. Apalagi di tambah Rena yang mudah sakit. Itu membuat Yuki khawatir. Namun, Yuki juga tidak mau terlalu mengekang Rena. Ia memberi kebebasan pada adiknya. Tapi, Yuki akan selalu menelponnya untuk mengetahui kondisinya."Siang, Kashiwagi-chan." ketika mereka akan masuk ke rumah, ada seorang lelaki yang datang ke rumah mereka.
"Miyazawa-kun?"
"Dia siapa, Kak?"
"Hanya teman." balas Yuki singkat.Rena hanya mengangguk, sekaligus memandang lelaki itu dari bawah ke atas. Melihat tampilan lelaki itu, Rena hanya bisa menebak jika lelaki itu adalah seorang CEO.
"Kenapa kau selalu menghindar dariku?" lelaki itu bertanya.
"Maaf. Tapi aku tidak mempunyai waktu untukmu." balas Yuki enteng.
"Ck. Aku hanya ingin berteman denganmu. Apa tidak boleh?"Rena sejenak memandang raut wajah lelaki itu. Ada raut wajah yang membuat Rena takut. Lelaki itu seperti menginginkan kakaknya. Dan Rena takut, jika lelaki itu adalah lekaki buaya darat yang hanya mempermainkan kakaknya.
"Tidak boleh. Kakakku tidak akan pergi bersamamu!" kata Rena dengan tegas.
"Siapa kau? Hanya anak kecil yang tidak tahu diri!"
"Jaga bicaramu! Dia adikku. Aku tidak suka, jika kau berbicara kasar kepadanya."
"Yuki, aku hanya tidak suka dengan perilakunya. Tidak lebih."
"Tapi aku tidak suka denganmu. Aku tidak akan membiarkan kakakku pergi denganmu."
"Kau…. beraninya kau!"
"Sudah, Rena. Kita masuk saja!"Yuki membawa adiknya untuk masuk ke dalam rumahnya. Tidak mungkin, jika mereka meneruskan pertengkaran tadi. Itu hanya akan mengundang rasa penasaran tetangga mereka, jika tetangga mereka tahu nantinya.
"Aku akan membuatmu bertekuk lutut di depanku, Yuki. Lihat saja nanti."
***
Hari ini adalah hari tersial bagi Yuki. Bagaimana tidak? 4 kali ia bolak-balik ke ruang Jun, hanya untuk menyerahkan laporan, dan laki-laki itu dengan seenak jidadnya memilih laporan pertamanya.
Lagi-lagi lelaki itu mengerjainya. Sungguh. Yuki ingin sekali merobek wajah tampan lelaki itu. Kenapa lelaki itu selalu menyiksanya di kantor? Menyebalkan."Yuki, sudahlah. Matsui-san memang seperti itu, bukan?"
"Tapi dia keterlaluan, Haruka. Aku sangat kesal di buatnya."
"Bersabarlah. Suatu saat nanti, Matsui-san pasti berubah."
"Aku tidak yakin jika lelaki itu bisa berubah." kata Yuki ketus.Haruka tertawa renyah mendengarnya. Yuki memang sangat kesal, ketika Jun mengerjainya. Dan pastinya, Haruka akan menjadi pendengar yang baik, ketika Yuki mengeluh dan membutuhkan seseorang yang menjadi teman curhatnya.
"Aku sangat iri denganmu, Haruka. Matsui-san tidak pernah menganggumu, tapi kenapa dia selaku mencari masalah denganku?"
"Mungkin karena kau adalah gadis yang pertama menolaknya? I think so."
"Tapi kenapa dia tidak menganggumu? Bahkan, perempuan satu kantor di sini pernah ia tiduri."
"Justru aku merasa lega, karena setidaknya ia tidak mengangguku. Aku takut dengan lelaki seperti itu. Lebih baik aku memilih Yokoyama-san daripada dia"
"Kau benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Boss
FanfictionAda di mana aku? Ini bukan kamarku! Oh tidak! Gadis itu. Kashiwagi Yuki. Dia mendapati dirinya tidur bersama seorang lelaki yang bahkan tidak mengenakan pakaiannya sama sekali. Oh Tuhan! Dia menangis setelahnya. Aku akan membuatmu menjadi milikku s...