4. Naughty Boy

2K 48 4
                                    

Yuki memegang bibirnya dengan tangan yang sedikit gemetar.
Rasanya ia tidak percaya, jika bibir itu telah di sentuh oleh bibir seorang laki-laki. Ciuman pertamanya yang langsung di rebut begitu mudah. Yuki merasa sangat menyesal karena tidak bisa mempertahankannya. Lebih malunya lagi, ia mendesah.
Ia menikmatinya?

Yuki menggeleng, menepis pikiran kotornya. Ia tidak mau berpikiran aneh tentang dirinya sendiri.

"Tuhan, betapa bodohnya aku!"
"Kau kenapa, Yuki?"

Yuki sedikit tersentak dengan kedatangan Haruka yang tiba-tiba dan langsung bertanya.

"Kau membuatku hampir terkena serangan jantung." katanya kesal.
"Ok. Maafkan aku. Tapi, kenapa kau gelisah seperti itu?"
"Hanya sedikit pusing." jawabnya. Tentu saja ia berbohong.

Yuki tidak mungkin mengatakan, jika kemarin sore ia hampir di perkosa oleh Sae dan berakhir berciuman dengan Jun, bukan? Apa kata Haruka nanti?
Namun, melihat Haruka yang tengah memicingkan mata ketika melihatnya, sepertinya gadis itu tidak percaya dengan ucapannya.

"Kau yakin?"
"Iya. Tentu saja." balas Yuki berusaha bersikap tenang.
"Baiklah. Tapi jika kau merasa kurang sehat, sebaiknya kau pulang."
"Tidak perlu. Nanti juga sembuh sendiri."
"Ok. Jika ada apa-apa, beritahu aku saja."
"Ok. Terima kasih."

***

Jun tersenyum, ketika melihat seorang gadis yang tengah duduk manis sambil mengerjakan sesuatu di mejanya. Mungkin laporan kantor.
Jun mendekati gadis itu. Gadis yang telah ia rebut ciuman pertamanya. Jun berdiri tepat di depan gadis itu yang sekarang melihatnya.

"Apa kau menikmati ciuman semalam?"
"Hentikan." Jun tertawa mendengarnya. Apalagi, ketika ia menyadari wajah Yuki yang berubah panik. Sepertinya, Yuki takut jika perkataan mereka ada yang mendengar.
"Kau akan merasakan yang lebih, jika kau mau."
"Di dalam mimpimu, tuan mesum!" kata Yuki lagi dengan kesal.

Bukannya marah, Jun tertawa mendengarnya. Pipi Yuki yang chubby, justru membuat Jun semakin gemas.
Rasanya, ia ingin sekali menarik Yuki ke dalam pelukannya dan mencumbu gadis itu. Mengingat mereka berada di kantor, mana mungkin Jun akan benar-benar melakukannya? Apalagi, ini masih jam kerja.

"Nee Jun, kau di sini rupanya"
"Yuichi? Ada apa?"
"Kita harus pergi. Bertemu dengan klien baru."
"Ok. Bye… cantik"

Yuki menatap Jun dengan kesal. Jun hanya tertawa melihat ekspresi wajah Yuki yang sebal. Kemudian, Jun berjalan menjauh dari meja Yuki.

"Dasar badboy!" kata Yuki dengan sangat kesal.

Sementara Yuichi yang melihat kejadian itu hanya tersenyum dan menggeleng, ketika melihat tingkah mereka.

"Kau masih saja membuat putri cantik itu kesal."
"Aku hanya ingin menggodanya."
"Ah…. satu lagi, ku dengar Sae akan menyusup masuk ke dalam pesta yang akan kau adakan."
"Untuk apa?" tanya Jun tidak mengerti.
"Kita bicarakan ini nanti malam bersama dengan Yuma."
"Yuma?"

Yuichi tidak menjawab lagi pertanyaan Jun, ia hanya menarik lengan sahabatnya itu untuk cepat pergi. Karena klien pasti sudah menunggu lama.

Ketika mereka akan keluar, Yuichi tidak sengaja melihat seorang gadis yang tengah tertawa dengan seorang pegawai laki-laki.
Jun yang menyadari hal itu, segera menolehkan pandangannya. Melihat apa yang di lihat oleh Yuichi.
Ia tersenyum kecil, ketika mengetahui siapa yang di lihat Yuichi. Haruka bersama salah satu pegawai laki-laki. Mereka begitu sangat akrab jika dilihat.

"Cemburu?"
"Aku tidak suka melihatnya." kata Yuichi dengan jujur.
"Sabar! Kebersamaan mereka hanya sementara, Yuichi. Haruka akan menjadi milikmu! Sepenuhnya."
"Iya. Dan aku tidak akan melepaskan Haruka, saat dia sudah menjadi milikku."
"Aku suka itu! Itu baru sahabatku! Ayo!"

Yuichi mengangguk dan mereka pergi untuk bertemu dengan klien secepatnya.

***

"Apa maksudnya tadi siang, Yuichi?" tanya Jun. Kembali menanyakan apa yang di maksud Yuichi tadi siang.
"Sae membuat rencana untuk menjebak Yuki."
"Menjebak bagaimana?"
"Sae akan meniduri Yuki dan mengambil gambar mereka di ranjang. Lalu, ia akan menyebar foto itu dan membuat Yuki malu."

Jun terdiam mendengarnya. Sae sangat nekat melakukannya. Bagaimana bisa ia berpikir seperti itu?

"Dia sangat nekat. Tapi, kenapa?"
"Karena Yuki menolaknya. Dan itu membuatnya dendam." kata seorang lelaki yang sekarang mulai mendekati mereka.
"Yuma?"

Yuma tersenyum dan duduk bergabung dengan mereka.

"Aku yang mengetahuinya. Dia membicarakan ini di kafe bersama salah satu temannya. Dan aku mendengarnya."
"Tidak akan aku biarkan."

Yuma dan Yuichi hanya tersenyum melihat eksrpresi Jun yang cepat mudah marah itu.

"Kalau begitu, kau harus bisa mencegahnya."
"Bagaimana caranya?"
"Ngomong-ngomong, Sae akan memberi suatu obat di minuman Yuki. Mungkin semacam obat perangsang? Obat itu biasanya akan membuat tubuh menjadi terangsang hebat. Dan cepat ingin di puaskan."
"Huh?" Jun hanya menatap bingung Yuma yang tengah menjelaskan.

Yuma tertawa melihat ekapresi wajah Jun. Di tambah dengan suara kekehan Yuichi ketika melihat wajah Jun, menurutnya Jun sangat lucu dengan ekspresi yang di tunjukkannya sekarang.
Jarang-jarang seorang Jun menunjukkan wajah seperti itu.

"Sudah. Yang terpenting, jika kau ingin menolong Yuki. Itu sangat mudah."
"Bagaimana caranya?"
"Kau tidak perlu tahu sekarang. Yang sekarang kau lakukan, hanya ijinkan aku masuk ke acaramu itu."
"Kau sahabatku dan Yuichi. Tentu saja aku akan mengijinkanmu" kata Jun lagi.
"Yuma seorang dokter, bukan hanya dokter tapi dia cerdas. Jadi, kau bisa serahkan semuanya kepadanya, Jun."
"Iya. Aku bisa mengaturnya."

Jun memberikan kedua jempolnya pada Yuma. Ia sangat beruntung, memiliki dua sahabat yang sangat mengerti dirinya.
Yuma memang seorang dokter, tapi ia terkadang akan membantu Jun, jika Jun membutuhkan pertolongannya.
Ia dan Yuichi sama liciknya, ketika mereka sudah bekerja sama.

Walau Yuma seorang dokter, itu tidak menghalanginya untuk menjadi lelaki nakal. Nakal itu memang sudah DNA-nya sejak kecil.
Dan entah kenapa, ia justru menjadi seorang dokter. Bukan menjadi pegawai atau CEO di perusahaan besar, seperti Jun dan Yuichi.
Itu adalah pilihan hidupnya sendiri. Dan Jun serta Yuichi hanya mendukung keputusannya.

"Kalian memang sahabat yang baik."
"Tentu. Apa pun yang kau mau, akan kami lakukan."
"Aku sangat senang mendengarnya."

Yuma hanya tersenyum menanggapi Jun. Mereka bertiga benar-benar laki-laki yang nakal, namun kompak.
Ketika Yuichi dan Jun tidak bisa berbuat apa-apa lagi, mereka pasti akan berlari ke Yuma untuk meminta pertolongan pemuda itu.

Yuma memang seorang dokter. Namun, ia juga sangat cerdas. Hanya saja, mereka sama-sama belum mempunyai pasangan.
Hanya itu yang kurang melengkapi kehidupan mereka. Entah sampai kapan mereka akan terus sendiri seperti itu.

Tidak ada yang tahu.

TBC

My Naughty BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang