8. Pregnant

1.2K 41 7
                                    

Yuki keluar dari kantor. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
Ini sudah satu bulan lebih lamanya Rena di rawat, dan adik tercintanya itu masih tetap koma di rumah sakit.
Yuki tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan, ia hanya bisa berdoa agar Tuhan menyembuhkan adik kesayangannya itu.

Apalagi, di tambah akhir-akhir ini ia merasa kehilangan sosok seseorang di kantor.
Mungkin, Jun.

Jun harus keluar negeri selama satu bulan lebih lamanya. Ada pekerjaan di sana. Lebih tepatnya, ia membuka cabang baru.
Memang luar biasa. Di usianya yang masih muda, Jun sudah berhasil sukses dengan usahanya.

Entah kenapa, Yuki sangat kehilangan sosok lelaki itu. Biasanya, Jun akan membuatnya kesal dengan ulah lelaki itu yang nakal. Tapi, ketika lelaki itu pergi, Yuki merasa sangat kehilangan. Padahal, harusnya ia sangat senang, karena untuk beberapa minggu ke depan, lelaki itu tidak mengganggunya.

Selama ini juga, Jun selalu membantunya. Membiayai perawatan Rena di rumah sakit. Ia sangat bersyukur sekali dengan perbuatan lelaki itu. Walau ia masih bingung, kenapa lelaki itu bersikap sangat manis kepadanya.
Bahkan, ia pernah melihat Jun tidur di sofa kamarnya, ketika pagi tiba. Ketika bangun, ia sudah melihat sosok lelaki itu tidur di sofa kamarnya dengan damai. Membuat Yuki tersenyum manis ketika melihat wajah polosnya.

Entah kenapa, ketika ia tiba di rumah sakit untuk menjenguk Rena, perut Yuki merasa sangat mual. Kepalanya terasa sangat sakit.
Ia meringis. Itu begitu sangat menyakitkan. Belum pernah rasanya Yuki merasa seperti itu. Ini pertama kalinya, ia merasa sangat mual seperti itu.

"Yuki? Kau kenapa?" Yuki mencoba melihat siapa yang datang mendekat ke arahnya.
"Watanabe sensei? Entah? Tiba-tiba perutku sangat mual sekali!"
"Ayo! Aku periksa sekarang!"
"Baiklah!"

***

Yuma mendekat ke arah Yuki, setelah ia memeriksa Yuki. Ia melihat Yuki yang siap menunggu hasil pemeriksaan Yuma. Gadis itu duduk di bangsal rumah sakit.

"Sensei? Aku kenapa?"
"Yuki? Apa kau sudah memiliki kekasih?"

Yuki tidak tahu kenapa Yuma menanyakan hal seperti itu. Tapi, ia menggeleng. Ia tidak mempunyai kekasih, bukan? Ia jujur menjawabnya.

"Yuki, selamat! Kau hamil!"

Yuki menatap tidak percaya lelaki itu. Namun, Yuma mengangguk. Membenarkan ucapan yang barusan keluar dari mulutnya tadi.

"Apa?! Tidak mungkin!"

Jun! Hanya lelaki itu yang sudah menyentuhnya. Anak itu adalah anak kandung Jun. Benih yang di tanamkan Jun ketika malam itu.

"Mungkin, usianya sekitar satu setengah bulan"
Yuki menangis ketika mendengar hal itu. Ia hamil, dan itu di luar nikah. Itu memalukan untuknya.
"Apa Jun yang memperkosamu?" tanya Yuma hati-hati.

Yuma sangat tepat sekali. Yuki sejenak diam. Lalu, dengan perlahan ia mengangguk.

Itu adalah anak Jun.

***

Yuma menemukan Yuichi yang tengah duduk di sofa rumahnya sendiri.
Bicara tentang lekaki itu, dia telah menikah dengan Haruka sejak seminggu yang lalu, sebelum Jun pergi keluar negeri.
Mereka menikah sangat cepat. Yah… setidaknya menyelamatkan Haruka. Apalagi, ketika kemarin Haruka tiba-tiba pinsan. Yuichi yang panik langsung membawa gadis itu ke rumah sakit.

Yuma yang memeriksanya, memberitahukan jika istrinya itu tengah hamil. Dan bersamaan dengan hamilnya Yuki.
Mengingat kedua gadis itu di perkosa pada waktu yang bersamaan, mungkin mereka juga hamil di waktu yang bersamaan pula.

Beruntung karena Haruka telah di nikahi oleh Yuichi, namun malangnya Yuki tak senasib seperti Haruka. Dia sangat menderita. Dia sangat bimbang. Apa Jun akan mempertanggung jawabkan semuanya atau tidak. Ia sama sekali tidak bisa menebak jalan pikiran lelaki itu.
Tapi, Yuki juga sempat berpikir, bahwa Jun tidak akan mempertanggung jawabkan semuanya. Mengingat lelaki itu yang sangat bebas dan terus bermain bersama perempuan. Apalagi, Jun juga akan cepat bosan pada satu perempuan yang telah ia nodai.

My Naughty BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang