Yuki terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Tubuh yang terasa lengket dan juga kelelahan. Kedua kalinya ia harus melayani Jun dalam permainan mereka semalam. Dan tentunya, ini permainan kedua mereka selama Yuki hamil.
Yuki memperhatikan wajah Jun yang masih tertidur. Wajah yang tampan itu membuatnya tersenyum. Ia membelai kepala lelaki itu lembut dan mencium lembut keningnya.Tiba-tiba lelaki itu menggeliat. Lalu, matanya membuka. Memperhatikan wajah Yuki yang tengah tersenyum kepadanya. Jun membalas senyuman itu. Ia menarik wajah Yuki untuk mencium bibirnya. Yuki hanya diam dan menikmatinya. Kemudian, ia memeluk tubuh lelaki itu.
"Ohayou, love!"
"Ohayou, Jun!"Yuki mencoba memandang Jun. Jun yang sadar, segera menoleh dan menatapnya.
"Kau tidak lupa hari ini, bukan?"
"Menemanimu memeriksa kandunganmu, bukan? Sebentar lagi aku akan bangun dan mandi!"
"Baguslah jika tidak lupa. Tubuhku sangat lengket, aku ingin mandi terlebih dahulu!"
"Baiklah!"Ketika Yuki akan bangkit, Jun menariknya dan mencium bibir Yuki lagi. Hingga beberapa menit kemudian, Yuki menarik diri dan pergi ke kamar mandi.
***
Jun menatap sebuah layar yang berada di depannya. Menampilkan sosok bayi mungil yang tengah bergerak-gerak. Jun semakin ingin menggendongnya. Ia ingin mendengar suara anaknya.
"Lihatlah, tuan! Bayimu sudah menunjukkan jenis kelaminnya. Dia laki-laki!" kata sang dokter sambil tersenyum.
"Benarkah?" tanya Jun.
"Lihatlah! Dia laki-laki!" kata sang dokter sambil menunjuk layar monitor.Jun tersenyum mendengarnya. Ia kemudian menoleh, melihat wanitanya yang sudah terharu melihat sosok yang ada di dalam kandungannya. Matanya pun berkaca-kaca melihat bayi mungil yang tengah tumbuh itu.
Jun mendekat ka arahnya dan mencium keningnya lembut. Yuki menatap Jun dan membelai pipinya."Terima kasih sudah merawatnya selama ini, Sayang! Aku mencintaimu!" kata Jun tulus.
"Aku juga bahagia, Jun! Aku juga mencintaimu!"Jun tersenyum mendengarnya. Ini pertama kalinya, Yuki mengatakan kata cinta kepadanya. Jun mengelus gemas rambut wanita itu.
"Sekali lagi selamat, Matsui-san!"
"Terima kasih, sensei!"***
Yuma kembali ke dalam bilik Rena. Memperhatikan gadis itu yang masih diam dalam tidur panjangnya.
Yuma mendekat ke arah wanita itu. Ia membelai lembut kepala Rena. Menyalurkan perasaan hangat kepada wanita itu. Yuma sangat senantiasa menunggu kesadaran Rena. Tak peduli harus menunggu 3 atau 5 tahun lagi. Karena itulah bukti cinta Yuma pada Rena."Aku akan menunggumu, Rena. Aku ingin kau mengenalku dan menjadi milikku!" katanya sambil memegang tangan Rena dengan kasih sayang.
Yuma mencium lembut tangan itu. Ketika ia akan melepas tangan itu, tiba-tiba tangan itu bergerak. Yuma terkejut. Ia menoleh. Melihat wanita itu yang tengah mengerjapkan kedua matanya. Yuma tersenyum. Ia mendekatkan dirinya pada wanita itu.
Dan detik kemudian, kedua matanya terbuka sempurna. Wanita cantik itu mencoba membiasakan penglihatannya, sebelum akhirnya menoleh melihat Yuma.
"Kau siapa? Aku di mana? Dan di mana Yuki nee-chan?"
"Tenanglah! Kau berada di rumah sakit. Kau mengalami kecelakaan dan koma selama 6 bulan lebih!"
"Eh? Apa itu benar?" Yuma mengangguk.Rena diam sejenak, sebelum akhirnya ia merintih kesakitan. Ia merasakan sakit di seluruh tubuhnya.
Yuma dengan cepat langsung memeriksa kondisinya."Tenang, kau baik-baik saja! Mungkin karena terlalu lama koma, seluruh otot tubuhmu juga melemah. Jadi, istirahatlah dulu."
"Jadi kau seorang Dokter?"
"Iya. Aku akan mengabari Kakakmu dulu, ok?"Rena yang merasa masih lemas, hanya mengangguk membalasnya. Kemudian, Yuma mengambil ponselnya dan menghubungi Yuki.
Setelah selesai, ia baru kembali mendekati Rena. Melihat kondisi Rena yang masih lemas. Mengingat ia baru sadar dari tidur panjangnya.
Yuma sangat bahagia. Ia bisa melihat wanita yang di cintainya dalam keadaan sadar.
Rena menoleh. Ia menyadari dokter tampan itu yang tengah memperhatikan dirinya."Sensei kenapa? Kenapa memperhatikanku seperti itu?"
"Tidak. Hanya saja, aku bahagia kau bisa kembali sadar seperti ini!"
"Apa aku menyusahkan kakakku selama koma?" tanya Rena.
"Tidak. Kakakmu hanya cemas, Rena. Tapi tenanglah, dia akan bahagia setelah melihatmu sembuh!"Rena hanya tersenyum.
Tak lama, pintu terbuka dan Yuki langsung bergegas masuk dan menghampiri Yuma dan juga Rena. Yuki sedikit tersentak, tak percaya jika sang adik telah sadar."Rena! Ya Tuhan! Syukurlah kau sadar, Rena!" kata Yuki dan langsung memeluk tubuh sang adik.
"Kakak! Maafkan aku membuatmu khawatir!"
"Tidak apa-apa. Yang terpenting kau selamat, Rena!"Rena diam. Ia menoleh memperhatikan sosok lelaki yang berdiri di samping Yuki dan juga perut kakaknya yang membesar. Rena tak pernah tahu, jika sang Kakak sudah menikah dan hamil besar seperti itu.
Rena menatap laki-laki itu lagi. Ia yakin, jika laki-laki itu adalah suami kakaknya."Kakak hamil? Apa dia suami Kakak? Kakak kapan menikah?" tanya Rena beruntun. Membuat Yuki terdiam dan menoleh ke arah Jun.
"Rena, kami akan menjelaskan semuanya kepadamu. Tapi janji, jangan marah ya?" kata Yuki. Dan Rena hanya mengangguk.***
"Apa? Jadi, Kakak hamil di luar nikah?" tanya Rena tak percaya.
"Rena, jangan marah! Ini salahku! Kau bisa marah kepadaku, tapi jangan Kakakmu! Dia tidak bersalah sama sekali!"Rena kembali diam. Ia merasa kelelahan. Kemudian, sejenak ia kembali menoleh melihat sang kakak yang menatapnya khawatir.
"Kakak, aku tidak marah! Asal nii-san mau menikahi kakakku secepatnya!" kata Rena.
"Rena, tidak perlu meminta pun, aku akan menikahi kakakmu! Nii-san janji!"
"Terima kasih, nii-san!"Jun hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Jaga Kakakku dengan baik!"
"Tentu, Rena!"
"Lalu di mana Haruka nee-chan?"
"Dia sudah menikah, Rena! Dan dia sedang hamil!"
"Benarkah? Aku ingin bertemu dengannya!"
"Besok, ya?"Rena hanya mengangguk. Ia tersenyum.
Tanpa ia sadari, Yuma menatapnya dengan begitu bahagia. Ia sangat senang, karena melihat gadis yang di cintainya sudah sadar. Ia ingin memeluk Rena, tapi tak mungkin. Apalagi, sebelumnya Rena tak pernah mengenalnya sama sekali. Ia akan bersabar menantikan Rena kembali. Merebut hati gadis itu untuk menjadi miliknya sepenuhnya.Aku bahagia dia bisa kembali bersama kami. Saatnya aku akan selalu bersamanya dan selalu berada di sampingnya. Aku ingin memiliki dirinya.
***
"Ohayou, Rena!"
"Ohayou, Sensei!"Yuma meletakkan makanan yang ia bawa di meja samping Rena. Rena tersenyum. Pagi-pagi, dokter itu sudah membawakan makanan dan juga obat untuknya.
"Kenapa sensei yang mengantarnya? Bukankah harusnya suster?"
"Tidak apa-apa! Hanya ingin saja. Ayo makan."Rena mengangguk. Dia sedikit bangkit dan bersandar. Yuma duduk di sebelahnya dan mulai menyuapi Rena. Yuma tahu, Rena masih lemas dan tidak bisa makan sendiri.
"Sensei, ini baru pertama kalinya ada seorang laki-laki yang bersikap seperti ini kepadaku! Sensei sangat baik dan romantis!"
"Benarkah? Apa kau menyukainya!"
"Aku suka dengan seorang lelaki yang baik." kata Rena jujur.Yuma tersenyum. Ia menyentuh bibir Rena dan membersihkan sisa nasi yang menempel di bibir Rena. Rena sedikit tersentak, kemudian ia tersenyum berterima kasih.
"Terima kasih, sensei!"
"Sama-sama"TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Boss
FanfictionAda di mana aku? Ini bukan kamarku! Oh tidak! Gadis itu. Kashiwagi Yuki. Dia mendapati dirinya tidur bersama seorang lelaki yang bahkan tidak mengenakan pakaiannya sama sekali. Oh Tuhan! Dia menangis setelahnya. Aku akan membuatmu menjadi milikku s...