"Maaf, maksudnya apa?" Tanyaku.
Aku mulai merasa tidak nyaman. Apa mereka semua berpikir aku hanya berpura-pura demi bertemu Shawn Mendes? Aku tidak serendah itu.
"Kami sering mendapati fans yang pura-pura pingsan di tengah-tengah konser demi menarik perhatian Shawn" jelas Andrew.
"Maaf, aku tidak serendah itu" kataku dengan nada tajam, membuat Shawn langsung menatapku, begitu juga dengan kru yang lain.
"Biasanya kami tidak membantu fans yang jatuh pingsan seperti itu" Kata Andrew lagi.
"Jadi kenapa kalian tidak membiarkanku saja di sana sampai mati?" Aku merasa terhina, hingga aku tak mampu mengendalikan emosiku.
"Awalnya seperti itu. Tapi.. Shawn yang memaksa kami" Katanya lagi dengan suara pelan.
Aku tersentak kaget dan langsung menatap Shawn yang juga menatapku. Mata kami bertemu. Sedetik kemudian, dia mengalihkan pandangannya.
"Aku mau ke kamar" Kata Shawn sambil berdiri lalu meninggalkan kami.
"Terimakasih atas kebaikan kalian. Aku harus pulang" Aku membungkukkan badan sebagai rasa terimakasihku dan langsung pergi tanpa menatap mereka lagi.
*****
"Fay, kenapa mukamu kusut gitu?" Tanya Angel sambil melahap cheese cake .
"Gapapa. Tas ku ketinggalan. Di dalam nya ada ponselku" Aku menjawab sekenanya.
"ketinggalan dimana?"Tanya Angel lagi sambil menatapku.
"Hotel Shawn"Jawabku sambil memijit keningku.
"What? Are u serious? C'mon, Fay. Aku tau kamu benar-benar nge-fans sama dia, tapi halusinasimu kali ini udah kelewat batas" Semprot Angel.
"Aku ga bercanda Angel. Kemarin aku pingsan waktu ngantre di booth foto Shawn. Aku benar-benar capek dan pusing. Aku demam, serius. Pas udh mau giliranku, tiba-tiba ada pengumuman kalo sesi foto nya berakhir. Finally aku pingsan karena emg udh capek, lemas, trus tiba-tiba dengar kabar gitu. Bangun tidur, aku udah ada di kamar hotel Shawn. Aku juga ga percaya sama apa yang aku lihat. Manager Shawn sama kru nya nganggap aku ngedrama. Trus aku langsung pulang. Aku lupa kalo tas aku ada di kamar Shawn. Ga mungkin juga aku balik ke sana, aku bakal dihina lagi. Untung aku ketemu sama tetangga yang kebetulan lewat dan aku nebeng sama dia. Kalo ga, aku ga punya uang untuk bayar bus atau taxi" Jelasku panjang lebar
Mulut Angel menganga. Dia masih terdiam dan berusaha mencerna ceritaku.
"Trus.. Gimana? Tas kamu mau dibiarin aja di situ?" Tanya Angel.
"Aku juga gatau. Ga mungkin aku balik ke sana lagi" Jawabku.
"Ah bodoamat lah.. " Gerutuku sambil mengacak-acak rambutku sendiri.
"...Shawn yang memaksa kami" Kata-kata Andrew itu menyusup ke benakku. Salah ga sih kalo aku kebaperan karna dengar itu?
Maksudnya, knp dia milih untuk bawa aku dan milih ga nolong fans yang lain?
*****
Aku berjalan ke arah apartemenku yang tidak terlalu jauh dari kampusku. Aku masih berkhayal tentang kejadian semalam. Aku membuka pintu dan menyalakan lampu, dan....
"Shitt, what the fuck are u doing there? I almost get heart attack"
Hayooo..
Siapa tuh? WkwkwkMaapkeun my english.
Anw, ini settingnya di Canada ya.
Tepatnya di Toronto.
So, why Shawn live in the hotel?
Jawabannya, biar Shawn lebih dekat ke lokasi Konser.Oke, segini aja dulu
Dahhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Idol
FanfictionThis is a fanfic of Shawn Mendes. Aku adalah seorang penggemar Shawn Mendes. Aku mencintainya lebih dari apapun.