Part 13

65 7 0
                                    

"Apa yg kau lakukan di sini?" Charlie langsung mencecarku dengan pertanyaannya saat melihatku.
"What happen to you?" Tanyaku sambil menyentuh luka memar di wajahnya.
"aww.. Don't touch it" Charlie meringis kesakitan.
"I'm sorry. Tell me what happen" Aku segera menarik tanganku lalu memandangnya dengan cemas.

Dia membawaku masuk ke kamarnya, lalu kami duduk di ranjang nya dengan posisi berhadap-hadapan.

"Aku bertengkar dengan temanku kemarin" Charlie berbohong. Yupp.. Dia berbohong.
"Oh ya? Temanmu yang mana?" Aku berpura-pura tidak tahu apa-apa.
"Umm... Dia.. Teman masa SMA ku" Jawab Charlie agak gugup.

"Lalu, bagaimana dengan Shawn kemarin?" Tanyaku lagi.

Charlie hanya diam. Dia menatap keluar melalui jendela kamarnya. 

"Charlie, are you still there?" Tanyaku.

"I'm sorry, Fay." Jawab Charlie dengan lemah.

"Sorry for what?" Tanyaku.

"I can't tell anything to you right now. But, I promise I will tell everything to you when I'm ready" Jawab Charlie sambil tersenyum tipis.

*****

Aku berjalan sambil terus memikirkan hal-hal apa yang disembunyikan Charlie dariku. Tiba-tiba, sebuah tangan menarikku dan membekap wajahku. Aku meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari orang yang menarikku tadi. 

Beberapa saat kemudian, dia melepaskan tangannya dari wajahku. Aku terdiam, melihat sosok Shawn yang berdiri di depanku dengan memakai masker dan kacamata hitam.

"Hello, Fay"  Shawn menyapaku dengan nada canggung. 

Dia melepaskan kacamatanya lalu menyisir rambutnya dengan jarinya. Aku menelan ludahku, menahan diriku agar tidak berteriak.

Aku membalas sapaannya dengan senyum tipis.

"I... I'm sorry" Kata Shawn lagi.

Aku tidak tahu harus menjawab apa. Banyak hal yang ingin kukatakan padanya. Aku ingin mengatakan padanya bahwa aku menyesal telah berhenti bekerja. Faktanya, walaupun aku hanya seorang asisten, tapi aku sangat beruntung. Dan berhenti bekerja padanya, membuat ku merindukannya.

"Yeahh.." Astagaaaa!! Aku benci diriku. Kenapa pada saat ini, yang keluar dari mulutku adalah "yeahh" ??

Shawn hanya diam. Wajahnya terlihat bersalah.

"Ariana... uhmm.. She wanted to meet you" Ujar Shawn.

Mendengar nama Ariana dari mulut Shawn membuat hatiku terasa remuk lagi. Kata-kata Ariana kemarin kembali berdengung di telingaku.

"No. I'm done with her"  Jawabku dengan nada tegas.

"Fay, listen to me. She regreted all she said to you. Just meet her. I promise you that she will not say bad thing to you" Jelas Shawn.

Aku kembali berdebat dengan pikiranku. 

"Fine. I'll meet her. Kapan?" Tanyaku

"Tonight, I'll pick you up" Jawab Shawn.

Aku takut aku akan menyesali keputusanku saat ini. 

Hai gaisss

masih ada ga yang baca cerita ini?
Maaf aku lama ga muncul.

AKu bener-bener sibuk di real life.

Astaga, aku excited banget pengen ngelanjutin cerita ini. SOalnya, konfliknya udah mulai muncul heheh.

So, I'll see you in the next part.

Find me on instagram  @syaloomberliann_

Regards, AkariAya_

Regards, AkariAya_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear My IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang