Aku memasukkan baju-baju Shawn ke dalam koper berwarna hitam. Aku tak percaya bahwa aku sedang memegang baju milik idolaku. Aku bahkan menemukan beberapa bajunya yang pernah dipakai dalam Show yang dihadiri Shawn.
Tak lama kemudian, terdengar pintu diketuk hingga akhirnya dibukakan.
Detik itu juga, aku tak percaya atas apa yang kulihat. Mataku melebar dan aku langsung berteriak tanpa bisa kukendalikan."A.. Ariana?" Teriakanku membuat Shawn langsung menatapku.
"Oh, haii." Dia menatapku sejenak lalu segera menghampiri Shawn.
"How are you Shawn?" Baru kali ini aku mendengar suara seorang Ariana Grande yang centil seperti ini.
"I'm fine, Ariana. How's your flight?"
"Everything is good. I can't wait to meet you"Ariana merangkul Shawn sambil tersenyum bahagia. Matanya bercahaya dan pipinya memerah. Shawn mengelus rambutnya lalu membawanya ke dapur kecil di kamar ini. Shawn menyajikan segelas jus di hadapan Ariana lalu mereka berbincang-bincang, seolah olah tidak menyadari kehadiranku.
"Hey, Shawn. Who's she?" Tanya Ariana tiba-tiba, membuat gerakan ku melipat baju terhenti seketika
"She's my new asisstant" Jawab Shawn dengan nada datar.Aku kembali melanjutkan aktivitas ku melipat baju tersebut. Aku harus menganggap mereka tidak ada di sini saat ini. Sejujurnya, banyak pertanyaan bermunculan di dalam pikiran ku saat ini. Maksudku, bagaimana bisa Ariana berbicara dengan Shawn seolah-olah mereka adalah teman dekat yang sangat dekat dan spesial. Cemburu? Tentu saja. Siapa yang tidak cemburu melihat idola nya bersama artis lain? Tapi aku ini siapa? Aku hanya seorang fan yang secara kebetulan menjadi asisten idolaku. Hanya saja, aku sedikit terkejut. Ariana dan Shawn tidak pernah dikabarkan dekat atau bagaimana. Tiba-tiba saja, mereka sudah sedekat ini.
"Shawn, I don't feel Comfortable.Dia seperti menguping kita sedari tadi" Ariana tampak berbisik pada Shawn, tapi aku bisa mendengar nya dengan jelas.
Aku langsung berdiri dengan canggung. Pipiku terasa hangat, mataku juga terasa hangat.
"Jangan pedulikan aku. Aku ada seminar di kampus, jadi aku juga harus pergi sekarang. I'm sorry for disturbing you, guys. I'm leaving now. See you latter, Shawn" Ujarku buru-buru.
Aku segera berjalan ke arah meja kecil untuk mengambil tasku dan segera keluar. Aku berlari menuju halte. Sebuah bus berhenti, dan aku segera naik.
Aku mencengkram tasku dengan kuat dan menggigit bibirku. Aku tidak bisa mendeskripsikan perasaan ku saat ini. Rasanya, seperti ada badai yang sedang memporak-porandakan hatiku dan pikiranku. Tanpa kusadari, air mataku jatuh. Ketika aku menyadarinya, aku segera mengusap nya dengan kasar.
Aku bodoh sekali. Aku langsung menganggap diriku istimewa hanya karena Shawn mengangkatku menjadi asistennya. Aku langsung berharap lebih hanya karena dia berlaku baik kepadaku. Apa sih yang kupikirkan? Tentu saja dia bisa dekat dengan Ariana Grande, atau dengan siapapun itu. Aku hanya seorang asisten yang tidak berhak akan apapun dalam kehidupannya.
Aku harus mengingat statusku itu lain kali, agar aku tidak berlaku bodoh dan memikirkan hal-hal bodoh dan tidak masuk akal.Bus berhenti di halte dekat kampusku. Aku segera turun dan berjalan pelan menuju area kampus.
Aku meraih ponselku dari dalam tas dan mengetik pesan untuk Angel.
"Where are you? "
Angel: "I'm in the cafetaria"Aku segera berjalan menuju cafetaria dan menemukan Angel yang sedang meminum segelas jus sambil bermain dengan ponsel nya.
Aku segera duduk di depannya lalu menghembuskan nafas dengan kasar ke udara, membuat Angel menatapku dengan reflek."You're okay?" Tanya Angel.
"I don't think so" Jawabku sambil menenggelamkan wajahku ke telapak tanganku.
"Just tell me what happen, Fay" Ujar Angel, masih menatapku.
"You will not believe me" Jawabku dengan nada frustasi.
"Is this about your Shawn Mendes?" Tanya Angel dengan nada penuh selidik.
Aku hanya mengangguk lemah.
"Oh God. Did he hurt you?" Tanya Angel dengan nada meninggi.
"I'm his asisstent now, Angel." Jawabku buru-buru.
"For the sake of God, are you joking Fay Regina??" Angel bertanya dengan nada yang benar-benar terkejut, bahkan dia sampai berdiri dari tempat duduknya.
"I'm serious, okay" Jawabku
"Tell me what happen next"
"I do my first duty today. I help him to pack his shit. He will back to his house. And, you know what?? We were making video for my youtube channel. But, Ariana Grande came and... mereka terlihat benar-benar dekat" Aku menceritakan semuanya oada Angel, termasuk kata-kata Ariana tadi yang mengatakan risih denganku.
"Oh my God. Aku tidak percaya Ariana Grande punya hubungan dengan Shawn Mendes. Bagaimana mereka bisa dekat? I mean, shawn in Canada and Ariana in USA" ujar Angel masih dengan nada tak percaya.Aku tak menjawabnya. Pikiran ku masih berlarian ke sana kemari.
"Listen to me, kau tidak boleh terlihat lemah atau terlihat bodoh di hadapan Shawn dan Ariana. Kau harus berlaku seolah-olah kau tidak tertarik pada Shawn. Kau harus tunjukkan seolah-olah kau hanya menganggap Shawn sebagai idola, tidak lebih. Jika kau lakukan itu, kau akan terhindar dari skandal dan berita gosip." Jelas Angel sambil menggenggam tanganku.
"And, how about my heart?" Tanyaku sambil tersenyum tipis.
"uhmmm... Keputusannya ada padamu. Kau bisa suka padanya, tapi kau harus ingat Fay. Kau hanya seorang fan dan seorang asisten. Aku tidak melarangmu untuk menyukainya, tapi jangan terlalu berahap lebih. Aku tidak ingin kau sakit hati" Kata Angel.
"yeahh.. " Gumamku
"That's it??" Tanya Angel dengan mata membelalak.
"Forget about it. We have to go now to the hall" Kataku lalu menarik tangan Angel dan membawanya ke aula.Ntahlah, aku harus melupakan itu semua untuk sementara. Tapi... Aku harus ingat statusku:")
Heii guys
Masih adakah yang baca fanfic inii??
Please leave ur vote and comment to support me:)
Aku minta maaf buat fans Ariana Grande. Dalam fanfic ini, aku milih Ariana jadi tokoh antagonis nya hehe
Bukan berarti aku ga suka Ariana yaaa
I really love her
Tapi, aku hanya kepikir Ariana Grande saat buat cerita ini.
Hope u enjoy yaa guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Idol
FanfictionThis is a fanfic of Shawn Mendes. Aku adalah seorang penggemar Shawn Mendes. Aku mencintainya lebih dari apapun.