Untuk Tuan Disana

23 0 0
                                    

Teruntuk tuan yang mungkin sekarang masih bermesraan bersama tempat tidurnya.

Pertama, aku sangat bangga. Aku bangga dia masih berada di dunia ini hari ini. Aku bangga dia masih kuat dan sabar menghadapi hidup. Aku tahu hidupnya tidak mudah, dan banyak sekali manusia yang tidak mengertinya, menghakiminya, meremehkannya. Dan karena itu aku bangga. Aku bangga dia tetap bertahan. Aku rasa dia tidak sadar akan kehebatannya itu.

Aku juga ingin berterimakasih padanya. Dia telah mengajarkanku banyak hal. Dia menunjukanku bagaimana cara bersabar, seperti -menunggunya membalas pesanku karena dia sedang sibuk-sibuknya *ups. Dia selalu bangkit setiap jatuh, dan selalu mencoba sebaik mungkin. Dia juga salah satu dari sedikit orang yang betul-betul bisa menerimaku apa adanya. Dengannya aku tidak pernah merasa akan dihakimi. Aku tahu dia akan selalu coba mengerti. Aku sangat berterimakasih.

Dia jauh lebih cemerlang dari yang dia kira. Terkadang aku merasa minder karena sepertinya dia lebih baik dalam segala hal. Dia tidak sadar juga akan mereka yang mencintainya. Aku melihat teman-temannya dan aku terkadang iri padanya. Mereka sangat mencintainya, itu jelas. Aku harap dia tidak akan menyia-nyiakan kasih sayang mereka.

Dia tahu cara membuatku tertawa, dan akan selalu mencoba walaupun itu membuatnya terlihat konyol. Dia selalu bisa membuatku senyum, walaupun dunia sedang tidak baik padaku. Mungkin sekarang aku belum sepenuhnya bahagia, dan aku tahu dia juga demikian, tapi setidaknya untuk sekarang kami baik-baik saja. Dan itu cukup. Itu sangat cukup.

Pada tulisan singkatku kali ini, aku harap dia akan selalu menjadi lebih baik, dan tidak pernah putus asa. Aku tidak pernah kecewa padanya. Yang bisa mengecewakanku hanya itu: bila dia putus asa. -jadi berhenti berkata bahwa kamu tidak semangat menjalani hidupmu, karena aku sangat membenci itu.

Teruntuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang