Aku seperti gelas
Lepas dari genggaman tangan seseorang
Jatuh dilantai paling bawah
Terpecah belah
Terurai
Tercecer
Menjadi kepingan
Menjadi kecil
Dan berdarah
Saat ku tahu kabar pilu darimu
Aku seperti matiKamu bukan mati
Bukan pergi
Bukan hilang ditelan bumi
Kamu masih ada
Kamu masih nyata
Aku masih dihadapnya
Dan aku menatapnya
Tajam
KejamKelam
Ku mendengar berapa patah kata yang kau ucapkan
Kau ceritakan lebih dalam
Kau pun membicarakannya
Dari awal hingga penutupan
Aku sudah paham
Aku menyesal menjadi pendengarmu
Apalagi kamu yang menceritakan ceritamu
Karena itu bagian hidupmu
Kamu berbeda, bukan yang ku kenal tiga tahun lalu
Kamu yang sekarang
Aku terima
Aku berlapang
Aku ingin tenang
Bukan ingin perpisahan
Tapi itulah yang kau inginkan
BerpisahSekarang
Aku ingin menjadi kayu
Dan kau apinya
Bakarlah aku dengan api yang besar
Terbakar jadi arang, habis lalu padam
Menyisakan abu penyesalan
Pilu.Tuhan,
Inikah jalan yang Engkau berikan?
Apa harus saling meninggalkan?
Saling melupakan?
Saling menghilang untuk kebaikan?
Ohh Tuhan,
Kemana aku harus berlapang?
Kemana aku harus berpetualang?
Kemana aku harus berkelana?
Dan kemana lagi tempat untukku pulang?Ceritaku, pada langit malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Lara Dan Bahagia
PoésieSebuah kumpulan sajak-sajak tentang cinta dan luka, bahagia dan lara, dan masih banyak lagi yang lainya. Kata-kata ini diambil dari curahan hati para penikmat kopi, dari mereka para hati yang pernah patah, dan dari mereka yang sedang ber-asmara dala...