Tamanku murung

51 6 0
                                    

Tamanku sepi tanpa kau kunjungi.

Ayunan yang sering kita mainkan pun mulai rapuh, berdebu, dan berkarat
Tanah yang sering kita lewati dulu, kini terselimuti lumut
Daun dipohon-pohon berguguran memeluk tanah dan kini tandus
Bunga-bungaku murung, tak mau mekar, kian layu lalu mati.

Semoga esok kau datang, denganku duduk diayunan dan bercerita perihal cinta tanpa perpisahan.

Teruntukmu, cepat datanglah. Pepohonanku menunggu.
Seiring langkahmu menuju, daun pun mulai tumbuh

Teruntukmu, cepat kemari. Bungaku menunggumu.
Kuperlihatkan padamu.
Bunga sadar, ia kembali mekar,

Pun hati kita.

Tamanku bahagia,

Pun juga kita.

Untuk Lara Dan BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang