lost

1K 79 3
                                    

Cast : Hwang Eunbi X Lee Dokyeom








🍃🍃🍃

Benci.

Aku benci akan diriku yang terlambat menyadari semuanya. Menyadari bahwa aku begitu beruntung di cintai oleh dirimu. Dirimu yang selalu mengutamakan aku, selalu memperdulikanku, selalu mengkhawatirkanku. Dan aku, hanya bisa acuh tak acuh padamu. Bodoh. Begitu bodohnya diriku akan dirimu.

Aku ingat hari dimana kita dipertemukan, berawal dari sebuah permainan sialan, Truth or Dare. Aku yang memilih Dare, disuruh untuk menjadikanmu sebagai kekasihku. Dan aku sangat tak menyangka bahwa kau menyetujuinya. Saat itu, aku sedang memiliki hubungan dengan Yuju. Dan gadis itu, marah padaku, lalu kami putus. Itulah awal dari segala kebencian ku. Namun sialnya, Dare itu harus berlanjut selama 1 bulan. 1 bulan yang begitu menyedihkan bagiku, namun kini hal menyedihkan itulah yang membuatku menjadi semakin membenci diriku.

Hwang eunbi. Kau memang bukan gadis yang begitu memperdulikan penampilanmu, kau bukan gadis yang suka mengobrol bersama teman-teman wanita lainnya, kau bukan gadis dengan wajah yang penuh riasan make up. Kau adalah Hwang Eunbi dengan segala kesederhanaan mu, terlepas dari kalimat bahwa kau adalah seorang pewaris tahta Hwang Group.

Aku ingat sore itu, kala hujan mengguyur seoul. Aku yang masih berada disekolah mendesah, pasalnya hujan turun begitu deras dan aku tidak membawa paying ataupun jaket, dan tentu saja pilihan untuk menerobos hujan bukanlah hal yang baik, mengingat aku membawa laptop serta beberapa file tugasku.

“Mau pulang bersamaku? Kau tidak membawa payungkan”

Aku menoleh, menemukan dirimu dengan sebuah payung berada ditangan kananmu. Senyuman terhias diwajah cantikmu walau saat itu wajahmu terlihat sedikit pucat.

“Ah, boleh”

Senyumnya semakin merekah, hanya karena sebuah jawaban singkat dariku. Saat itu aku hanya bisa memasang wajah datarku, melihatnya membuka payungnya dan mendekatkan dirinya denganku. Hingga kami berjalan dibawah hujan, aku baru sadar bahwa payung yang ia bawa bukanlah payung yang bisa dipakai oleh dua orang, aku meliriknya sedikit, sebagian tubuhnya basah oleh hujan, sementara aku tidak. Ia mengorbankan dirinya untukku.

Bukan hanya itu, saat di bus ketika kami sedang study tour, teman-temanku, yang memang memiliki andil dalam permainan ToD itu menyuruhku untuk duduk disampingnya. Dan secara terpaksa aku duduk disampingmu. Masih ku ingat sebuah senyuman manis yang terukir diwajahmu saat itu.

“Aku senang bisa duduk bersamamu”

Aku hanya tersenyum kecil menanggapi ucapannya, lalu mulai memejamkan mataku, karena perjalanaan ini akan panjang dan juga membosankan.

Namun ketika aku terbangun aku bisa menemukan diriku tidur terlelap dengan sebuah jaket yang menyelimutiku serta kepalaku yang bersandar pada bahunya, aku meliriknya yang nampak kedinginan karena jaketnya dipakai untuk menyelimutiku. Dia sangat peduli padaku.

Kau terus menunjukan rasa peduli mu padaku, bahkan pada hal kecil sekalipun dan aku sangat membencinya saat itu, karena menurutku itu terlalu berlebihan dan membuatku malu.

Namun kau hanya bisa tersenyum ketika ucapan sarkas lah yang kau dapatkan dariku.

“Sudah ku bilang, aku tak apa. Lagipula ini memalukan sekali”. Aku melempar handuk kecil yang dipakainya untuk mengelap keringatku, aku berdiri meninggalkannya kembali menuju lapangan basket, kembali melanjutkan aktivitasku bersama teman-temanku. Namun saat aku hendak pergi, aku melirikmu yang masih setia dengan senyuman diwajahmu. Bahkan kau masih sempat berteriak menyemangatiku, yang membuatku kembali berdecak sebal ketika teman-teman ku mengolok-olokkanku.

journey ( Sinb X Seventeen)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang