Lie

1K 82 13
                                    

    " Perasaan seseorang mudah berubah, tapi kenapa aku tidak bisa mempercayai hal itu padamu"




.
.
.
.










  

   Kedua mata Joshua  sukses terbuka ketika mendengar sebuah bel apartement nya berbunyi, dengan setengah kesadaran ia melirik jam dinding, 00.30 am, gila, yang benar saja siapa yang bertamu padanya dijam pagi buta seperti ini ?

joshua mendengus malas, lalu kembali menarik selimutnya dan kemudian memejamkan kembali matanya. Lagipula diluar masih hujan dan sangatlah mendukung untuk kembali tertidur. Namun lagi bel itu kembali berbunyi.

“Ck. Siapa sih yang bertamu pagi buta seperti ini”. Dengan sebuah gerutuan yang tak henti-hentinya ia keluarkan dari mulutnya ia beranjak dari kasur, tak perlu mengaca untuk melihat penampilannya saat ini, karena ia tak peduli. Ia hanya perlu kepintu utama melihat siapa yang bertamu, lalu mengucapkan bahwa ia terganggu dan tak menerima tamu, lalu kembali tidur.

Joshua mengintip dari lubang pintu. Seorang gadis yang begitu tak asing baginya, tengah berdiri didepan pintunya. Dengan cepat ia membuka pintu.

“bi…”

joshua cukup terkejut karena tiba-tiba saja gadis itu menabrakan dirinya pada tubuhnya. Suara segukan terdengar, dengan perlahan joshua membawa masuk gadis itu tanpa melepaskan pelukannya.

“Apa yang ter...”

“Aku merindukanmu”. Ucap eunbi lirih

Joshua tersenyum kecut, ia melonggarkan pelukannya. Sehingga eunbi menatap joshua dengan wajah sembabnya.

“Kau kesini hujan-hujanan?”

Eunbi mengangguk lucu, membuat joshua gemas. Ia menarik hidung eunbi gemas. “Kau bisa sakit”

“Kita juga biasa main hujan bersama”. Jawab eunbi cepat

“Tapi ini malam hari”

“Kita juga pernah berlarian dibawah hujan malam hari”

“Tapi itu kita, berdua, dan kau..”

“Ya. kau benar. Saat itu kita berdua”

Eunbi melepaskan dirinya, ia menatap ujung sepatu putihnya yang sudah penuh noda. “Bagaimana ini bisa terjadi pada kita?”. Ucapan terakhir yang diucapkan gadis itu begitu lirih bahkan hampir tak terdengar karena tertutupi suara hujan diluar sana.

Namun hal itu tetap saja terdengar oleh indera pendengaran joshua.

“Gantilah baju mu. kau bisa flu”

“Kau melepaskanku…”

joshua terdiam, sekujur tubuhnya membeku kala ucapan yang terlontarkan dari eunbi.

“Wae? Kau bilang kau akan selalu bersama ku”. Liquid bening jatuh kembali melewati kulit pucat wajah eunbi. Ia menatap joshua terdiam menatap kosong kearah dirinya.

“Jawab aku!”

joshua membuang wajah nya. Menghela nafas panjangnya. “Aku sudah tak mencintaimu”

“TIDAK! Kau berbohong”. Hardik eunbi

joshua menoleh, memegang kedua bahu eunbi. Ia menatap eunbi yang kini sudah menangis. Sejujurnya ia tak sanggup melihat eunbi yang menangis. Terlebih itu karenanya. Hatinya teramat perih. “Dengar, aku tak berbohong, aku sudah tak mencintaimu lagi. Terimalah itu. jalan kita sudah berbeda. Kau dan aku tidak adalagi kita.... Kau sudah bersama wonwoo”

Eunbi menggeleng. Ia melepaskan pengangan tangan joshua dikedua bahunya. Eunbi menatap manik indah yang selalu memberikan kehangatan padanya. “Katakan padaku bahwa ini semua kebohonganmu, aku bisa membatalkan perjodohan sialan itu.. oppa, kau berbohong kan. Kau masih mencintaiku, kita akan bersama-sama mewujudkan impian kita, memiliki rumah dengan sebuah taman kecil di be-"

“STOP!”

Eunbi tersentak mendengar teriakan joshua yang tiba-tiba, ia menatap joshua tak percaya. Selama ini, joshua tak pernah membentaknya karena ia tau bahwa eunbi memiliki sebuah trauma dimasa lalu, ketika eunbi kecil yang dipenuhi oleh bentakan, makian, dan teriakan oleh ibu tirinya. Namun kini pemuda itu jugalah yang membawanya kembali pada traumanya

“Bi.. aku tak-“

Eunbi menggelengkan kepalanya menatap joshua tak percaya. Ia menggengam erat ujung jaket miliknya, menutupi getaran dikedua telapak tanganya yang bergetar hebat ketika trauma itu datang. “baiklah. Jika ini mau mu. aku akan pergi”

Eunbi berjalan cepat meraih knop pintu. Namun pergerakannya tertahan. “aku tak bermaksud membentakmu bi.. aku hanya..”

Eunbi menoleh cepat. Menatap nanar sosok yang begitu ia cintai hingga kini. Eunbi menyunggingkan senyuman miringnya. “Seharusnya aku mengerti dan percaya bahwa perasaan seseorang bisa berubah, namun kenapa begitu sulit kepada dirimu?..”. eunbi menghapus kasar air mata yang baru saja terjatuh. “Ya. kau benar. Aku dan kau sudah berada dijalan yang berbeda. Baiklah, itu mau mu, aku akan pergi. selamat tinggal”

Seharusnya. Seharusnya joshua mencegah lengan gadis itu, seharusnya ia mengejar gadis itu, seharusnya ia berteriak memanggil nama gadis itu dan membawanya kedalam dekapannya mengatakan bahwa ia tak pernah bisa untuk berhenti mencintainya mengatakan bahwa ia adalah salah satu alasan ia masih bernafas. seharusnya ia menghentikan semua ini. Kebohongan ini. Kebohongan atas perasaanya yang ternyata menyakiti hatinya dan eunbi, gadis yang ia cintai.

“Apa yang akan aku lakukan sekarang bi –ya? menyerah akan kanker sialan ini?”. Lirihnya yang bahkan nyaris seperti bisikan









the end



Akuu kembali dari sela sela waktu ku yang semakin memadat.

Minggu depan aku sudah mulai simulasi unbk:"

Selamaa book ini terus berlanjut aku ingin memberikan pertanyaan kepada para pembaca setia ku ㅋㅋㅋㅋ

Selama ini dalam cerita ini. Sinb lebih cocok sama siapa?  Dan dapet feel nya sama siapa?  Atau memang terkesan sangat cocok? 

Tolong jawab dan berikan alasannya.

Sinb x scoup

Sinb x jeonghan

Sinb x joshua

Sinb x jun

Sinb x hoshi

Sinb x wonwoo

Sinb x woozi

Sinb x mingyu

Sinb x dokyeom

Sinb x minghao

Sinb x seungkwang

Sinb x vernon

Sinb x dino

Ku tunggu jawaban kalian! 

See you next chapter

Who next (?)  comment dibawah yaww 💟

journey ( Sinb X Seventeen)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang