18. Pertunangan

28 5 1
                                    

Aldorf mengetuk kakinya dengan gelisah. "Kenapa Cessia lama sekali?" bisik Aldorf.

Fery yang berdiri di samping kanan Aldorf juga ikut berbisik, "Apa Cessia terjadi sesuatu?"

"Kenapa lama sekali? Siapa yang Bapak suruh untuk mengambil bola basket?" Suara pak Indra membuat semuanya kembali berbaris rapi. "Siapa yang mengambil bola basket tadi?"

Hesti mengangkat tangannya. "Pak, seksi olahraganya tidak masuk hari ini, jadi tidak ada yang mengambil bola basket di gudang."

Aldorf dan Fery saling bertatapan, mereka terkejut. Tidak ada yang mengingat Cessia, ini artinya Cessia telah kembali ke Lebis.

***

Cessia terbang di kasurnya yang keras. Selain punggungnya yang sakit karena dipukul, kepalanya juga pegal karena bantalnya yang keras. Cessia menatap bantalnya, ternyata itu ada bantal kayu yang sering dia pakai di Lebis. Cessia terkejut setelah sadar dia berada di kamar rumah pohonnya.

Cessia melangkah mendekati pintunya dan mencoba membukanya. Pintunya terkunci dari luar. Cessia melihat bayangannya di cermin, dia masih dalam sosok manusia. Sebenarnya, dia lebih menyukai sosok manusianya, tanpa ada yang bisa memaksakan kehendaknya.

Cessia mengucapkan mantra kembali menjadi peri. Bayangannya di cermin tampak sedikit asing, dengan telinga yang runcing dan sayap di punggung, sisanya masih tampak sama.

Cessia duduk di kasur, menatap peri-peri yang membawa barang-barang berwarna ungu lewat jendela kamarnya. Seperti peri-peri sibuk suatu acara.

Cessia menatap pintu yang terbuka, muncul sosok ibunya memasuki dengan makanan di tangannya. Cessia menatap beberapa buah apel langsung membuatnya merasa enek. Mungkin ini karena dia kelamaan di Hoins.

"Dimakan ya, Nak." Terella menyodorkan nampan berisi apel itu, mau tidak mau Cessia menerima nampan tersebut.

"Bu. Kenapa pintu kamar Cessia dikunci?"

"Ini perintah dari Raja karena kamu pergi ke Hoins secara diam-diam."

"Siapa yang membawa Cessia pulang, Bu?"

"Pangeran yang membawamu pulang."

***

Setelah hampir seharian di sekolah dengan perasaan tidak enak, Fery akhir bisa pulang ke Lebis. Fery langsung masuk ke istana, ingin menanyakan tentang Cessia. Pandangan Fery bertemu dengan peri gadis yang sering bersama Deo.

"Permisi, apakah kamu tahu tentang Cessia?" tanya Fery

Laudilla menatap Fery yang terlihat kebingungan. "Cessia dikurung di kamarnya, ini perintah dari Raja."

"Kalau kamu sibuk, bolehkah kamu mengantarku ke rumahnya?"

"Kamu perlu apa? Raja tidak akan mengizinkan peri-peri masuk jika tidak memiliki urusan penting."

"Aku memiliki urusan yang sangat penting dengan Cessia."

Selama perjalanan, Fery dan Laudilla membicarakan beberapa hal tentang Cessia. Terutama tentang perjodohan Cessia.

"Ini rumahnya, Sel."

"Terima kasih, La." Fery langsung mengubah dirinya menjadi kecil, agar bisa memasuki rumah Cessia.

Lebis : DivorcioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang