3 - Game play

96 10 1
                                    

Ternyata pertemuan kita itu indah banget yak. Bertemu karna sebuah permainan bodoh yang membuat gue tertarik buat deketin lo.

\\\\\

Tringgg!

Bunyi lonceng kedai coffe berbunyi mempertandakan pengunjung baru saja memasukinya. Aroma coffe sudah tercium di indra penciumnya. Ia tersenyum, aroma yang membuat moodnya kembali lagi. Baginya.

Pengunjung itu menghampiri meja kasir dan terlihat jelas pengunjung itu sedang memesan kopi.

Gadis cantik dengan seragam khas anak SMA yang masih menggendong tas ranzel dipundaknya. Gadis itu tersenyum. "Kak Gisel, Tira mau nyobain coffe late macha toping caramel choco yang hangat yakk."

Pelayan yang bernama Gisel itu pun mengangguk, "Tumben amat lo ga beli kopi kesukaan lo, Coffe Caramel moca. " ucap pelayan itu yang tangannya masih sibuk mengelap meja.

Tira menjatuhkan bokong nya dikursi bundar yang berada didepan meja. "Ntah lah, gue lagi pengen minum kopi yang belum pernah gue cobain." ujarnya.

Gisel menghentikan aktivitasnya, ia menatap Tira. "Lo ga ke makam mama lo?."

"Udah, dua hari yang lalu."

"Hmmm.. Kalo hubungan lo sama Dave gimana? Masih kayak biasa?."

Tira menghembuskan nafasnya, lalu ia memutar bola matanya, "Lo tuh pelayan cafe atau Dedi Corbuzier sih? Kepo banget, udah sana buatin gue kopi."

"Iya-iya sebentar."

Tira melihat sekeliling isi kafe itu, biasanya kafe ini selalu rame, tapi tumben sekarang kafe ini sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang lagi ngerjain tugas, bahkan ada yang sekedar nongkrong dan memesan kopi hanya untuk memfoto coffe-nya lalu di posting di akun sosmednya.

Bisa dibilang, kafe ini sangat nyaman. Dekorasi yang unik. Ada tempat foto shoot, dilengkapi fasilitas band, dan warna dinding yang gelap dengan walpaper gambar coffe. Satu kata buat cafe ini, perfect.

Tira sering sekali mengunjungi kafe ini, karna Tira adalah penggemar kopi. Hampir semua jenis kopi yang ada di kafe ini, sudah ia rasakan. Dan yang paling ia suka, Coffe Caramel Moca dengan taburan coklat bubuk diatas kopi. Jadi tidak heran jika pelayan sudah saling akrab dengan Tira.

Gisel menghampiri Tira sambil membawa nampan yang berisi satu cangkir kopi pesenan Tira, Tira tersenyum.

"Nih."

"Makasih kak Gisel."

Gisel duduk disamping Tira, sedangkan Tira masih sibuk dengan kopi- nya.

"Ra?." panggil Gisel pelan.

Tira menjauhkan cangkir kopi itu dari mulutnya, "hmm?."

Gisel menghela nafasnya, "Kayaknya, gue mau berenti kerja di kedai deh." Tira mendengar itu sontak langsung menantap Gisel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DustiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang