Bangkok, 2024
"Ma, ayo! Pasti bisa!" Ucap Ten sembari merangkul bahu Lisa.
"Diem kamu! Gara-gara kamu ini....arghhhhh!" Teriak Lisa.
"Ayo bu sedikit lagi, kepalanya sudah terlihat," ucap sang dokter yang membantu persalinan Lisa.
Ten dan Lisa sudah menikah setahun yang lalu dan memutuskan untuk meneruskan kontrak dengan agensi masing-masing, namun mengambil hiatus hingga waktu yang tidak dapat ditentukan.
Pernikahan mereka berjalan cukup lancar. Sedikit dibumbui dengan perdebatan kecil hingga pertengkaran yang besar, namun keduanya tetap ada untuk sama lain.
Kemudian 8 bulan yang lalu keduanya menemukan fakta bahwa Lisa sedang mengandung selama 5 minggu. Mereka begitu bahagia karena akhirnya diberi karunia seorang bayi.
Tapi 4 bulan yang lalu mereka menemukan fakta lain bahwa bayi yang di kandung Lisa tidak hanya seorang, melainkan kembar dua, dengan kelamin keduanya perempuan.
Sebelumnya Lisa sudah melahirkan kakak Tacha, dan kini Lisa harus kembali mengedan untuk melahirkan adek Tisha.
"Hoekkkkk.....," suara tangisan kembaki terdengar memenuhi ruangan bersalin.
Lisa meraup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan dengan cepat, sementara Ten memeluk pelan sang istri sembari membisikkan kata-kata penuh cinta dan semangat.
"Sudah selesai sayang,"
"Terima kasih sudah menjadikanku seorang ayah, I love you,"
Dan berbagai ucapan lainnya yang mulai terdengar samar hingga tanpa sadar akhirnya Lisa tertidur.
Cukup lama ia tertidur hingga akhirnya terbangun setelah mendengar suara ribut Tern dan pacarnya, serta member Blackpink, beberapa member NCT, dan teman-teman lain yang datang berkunjung.
"Aaa...airrrr....," ucap Lisa lemah.
Ten yang mendengar suara lemah Lisa pun segera membantu istrinya untuk duduk dengan menaikkan sandaran kasur rumah sakit. Sedangkan Sejeong dengan sigap mengambilkan segelas air dan membantu Lisa.
"Makasih unnie," ucap Lisa pelan.
Tepat setelah itu, perawat datang membawa kakak Tacha dan adek Tisha untuk diberi ASI oleh sang ibu.
Lisa dengan hati-hati memberikan ASI terlebih dahulu pada adek Tisha, kemudian disusul oleh kakak Tacha. Kedua bayi perempuannya begitu cantik, membuat Lisa menangis haru.
"Ya ampun si Lisa sampai nangis loh ngelihat bayinya. Jadi pengen cepet punya!" Ucap Rose.
"Ya udah ayo buat!" Bisik Jaehyun membuat Rose tersipu malu, sedangkan yang lain menertawakan reaksi imut Rose.
"Udah-udah, anak-anak gue masih disini ya. Jangan ngomong aneh-aneh lo pada," ucap Ten pada semua yang berada di ruangan inap Lisa.
Percakapan diantara mereka terus berlanjut. Bahkan ketika kakak Tacha dan adek Tisha kembali tidur ke ruangan bayi, tidak ada topik yang terlewatkan di antara mereka.
Maklum, semenjak Lisa dan Ten hiatus, Lisa sibuk menjadi instruktur dansa dan tari tradisional Thailand untuk anak-anak keluarga kerajaan dan keluarga bangsawan. Ten sendiri sibuk bolak-balik Korea Selatan-Thailand untuk mengurus perusahaan. Walaupun kini sudah menjabat sebagai CEO di kantor pusat, Ten tidak serta merta melepas perusahaannya di Korea Selatan.
Sepertinya akan menjadi sesi ngobrol yang lama diantara mereka.
Cha Ahm, 2038
"Ma, ceritain dong kapan mama ketemu sama papa," tanya kakak Tacha yang sudah berumur 14 tahun.
"Kenapa kok nanya gitu tiba-tiba?" Tanya sang mama yang sedang sibuk mengaduk adonan brownies.
Akhir-akhir ini Ten ketagihan sekali dengan brownies yang dijual di gerai dekat rumah mereka. Lisa yang concern dengan kesehatan Ten dan juga anak-anaknya memutuskan untuk membuat sendiri brownies di rumah agar pembelian kue tersebut di luar rumah dapat dikurangi. Menurut Lisa, bisa saja banyak pemanis dan pengawet yang digunakan.
"Ih ga ada kok! Lagian kan Tacha pingin tahu, pasti papa romantis ya ma? Abis papa suka banget kan ngasih mama bunga. Tacha sama Tisha juga dikasih, mulai dari ulang tahun, terus kalau di kelas dan di sekolah dapat ranking, pokoknya apapun ocassionnya pasti dikasih,"
Lisa menuangkan adonan brownies ke loyang, kemudian memasukkan loyang ke dalam oven yang sudah dipanaskan sebelumnya.
"Mau denger? Ya udah yuk duduk di meja makan sambil nungguin brownies. Sekalian buatin Thai tea dingin ya kak, mama haus banget nih tapi mager," ucap Lisa.
"Elah ma, gitu aja mager. Ya udah tunggu, Tacha buatin dulu,"
Selang beberapa menit, Tacha datang dengan dua buah gelas Thai tea dingin, satu untuknya dan satu untuk mama.
"Ayo ma cerita!" Desak Tacha tidak sabar.
"Hmm mama ketemu papa kalau ga salah tahun 2009, waktu kontes nari kalau ga salah," ucap Lisa mengingat-ingat.
"What? So you have known dad since 20 years ago? Wow! So cool!" Ucap Tacha.
"Apanya yang keren? Waktu itu mama jelek banget deh, abis disiram minuman sama temen-temen mama, terus tiba-tiba papa kamu muncul sambil bawain sapu tangan gitu. Terus ketemu lagi karena kita dijodohin,"
"Kayak drama aja sih ma dijodohin. Terus mama nikah gitu aja?"
"Ya enggak lah! Walaupun kita dijodohin gitu, kita masih diberi kebebasan untuk dilanjutin apa enggak. Ya mama sama papa masih temenan dulu awalnya. Sampai akhirnya mama berangkat ke Korea Selatan buat jadi penyanyi, disitu baru mama sama papa saling merindu. Dan akhirnya mutusin buat pacaran, terus nikah, terus akhirnya punya kakak sama adek,"
"Kok kurang detail sih ma. Ya udah jelasin aja papa gimana dulu pas muda, kan penyanyi juga kayak mama,"
"Papa kamu itu ambisius banget. Ga masalah nyanyi, ga masalah perusahaan, semuanya harus selesai tepat waktu dan hasil juga harus memuaskan. Romantisnya jarang banget, mungkin karena papa dan mama sama-sama sibuk kali ya,"
Obrolan tentang masa lalu antara Lisa dan kakak Tacha pun berlanjut, hingga akhirnya Tisha muncul dari arah ruang keluarga.
"Ma, kak, Tisha sama papa pulang!" Teriak adek Tisha kemudian langsung memeluk mamanya.
"Dek, lo tuh napa teriak-teriak dah? Pusing tahu!"
"Ye bodo! Kalau gamau denger ya ga usah didenger sih kak," ledek Tisha.
"Kamu nih ya!" Geram Tacha, hendak menjitak kepala adeknya.
"Udah-udah, kok malah jadi ribut? Duduk ya anak-anak mama, dengerin lagi cerita mama," lerai Lisa.
"Emang mama lagi nyeritain apaan?" Tanya Tisha pelan sembari menyeruput Chatime yang ia beli tadi di pusat perbelanjaan.
"Lagi cerita pertemuan pertama papa dan mama, katanya pertama kali ketemu pas kontes nari tahun 2009 dek,"
"Eh? Serius ma? Kok beda sama cerita papa?" Tanya Tisha kebingungan.
"Oh iya, emang papa bil.....,"
"Aduk anak-anak papa dan ibunya pada disini toh," potong Ten, kemudian memilih duduk di samping sang istri.
"Main potong aja sih!" Gerutu Lisa.
"I am sorry, I didn't mean that,"
"Ya udah lah ya! By the way, Tisha bilang pertemuan pertama kita beda pa, bener tuh? Emang kita pernah ketemu dimana lagi selain waktu itu?" Tanya Lisa penasaran.
Ten hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu, atau tidak ingin memberi tahu, sembari tersenyum. Kemudian melanjutkan obrolan anak-anak gadisnya, tidak menghiraukan rasa penasaran Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] us | tenlisa ✔
FanfictionEverything that happened between us should be resolved by ourself. #1 on tenlisa | 2021.03.17