4

5.6K 957 10
                                    

Hari itu Baekhyun benar−benar dipusingkan dengan penampilannya. Ia memiliki banyak baju namun entah mengapa semuanya mendadak terlihat jelek dan kuno lalu berakhir dengan ia mencak−mencak diatas ranjangnya hingga ibunya berteriak kesal mendengar kegaduhan itu.

Akhirnya kemeja kotak−kotak hitam biru berpaduan dengan jeans ketat berhasil membalut tubuhnya. Penampilan santai yang sebenarnya hanya membutuhnya waktu sepuluh menit saja. Ia sempat tertawa bodoh menyadari tingkah konyolnya hanya karena ajakan si manager gila itu.

Setelah hampir 3 jam ia habiskan hanya untuk mempersiapkan diri, ia pun berangkat ke tempat yang telah dijanjikan kemarin.





Suasana restaurant Italia itu tampak ramai namun tenang. Alunan lagu Call Me Baby milik EXO menggema memenuhi setiap sudut restaurant tersebut. Seorang wanita cantik mendatanginya dengan senyum yang menawan. Mengingatkannya pada sosok penyiar berita yang terkenal akan prestasinya itu, Park Yoora.

Ah tunggu! Atau memang gadis cantik itu adalah Park Yoora?! Oh astaga, jika benar itu diaㅡ Baekhyun harus meminta foto bersama. Gadis itu cantik sekali.

Wajahnya mirip sepertiㅡ




"Kau Baekhyun, kan?"




ahjussi gila itu.

"Huh?"

Wanita itu duduk di depannya dengan senyuman lebar. Gigi−giginya putih dan rapih. Rambut pendeknya dibuat bergelombang di bagian bawah, terkesan anak muda namun elegan. Pakaiannya jelas pakaian pegawai dengan apron putih bertuliskan Vivapolo di bagian pojok.

Namun, bukan itu yang membuat Baekhyun bingung. Tapi darimana wanita itu tahu namanya? Ia bahkan baru pertama kali ini bertandang ke restaurant terkenal itu.

"Aku Yoora. Park Yoora." Baekhyun dengan canggung menjabat uluran tangan gadis itu. Ia tersenyum kecil, begitu kecil dan terlihat bodoh sebenarnya. "Kau teman kencan Park Chanyeol, kan? Aku tidak menyangka kalau kau semanis ini. Tahu begini aku tidak perlu memperkenalkan teman−teman wanitaku. Ah, anak itu benar−benar. Kenapa harus main rahasia−rahasiaan sih."

Baekhyun sedikit tertegun mendengar rentetan huruf yang seolah keluar dari bibir tipis Yoora. Semuanya tampak melayang−layang diatas kepalanya lalu melebur terkena sapuan angin.

"..."

"Baekhyun−sshi? Hello?~"

"A−Ah ya. M−Maaf, Yoora−sshi." Baekhyun tersentak, lalu tersenyum kikuk sembari mengusap tengkuknya. Ia pasti terlihat idiot sekarang.

Namun melihat reaksi Yoora yang sepertinya tak acuh dengan kecanggungan itu, ia pun berusaha untuk ikut terlarut dalam obrolan meski mereka baru saling mengenal beberapa menit yang lalu. Gadis itu sepertinya baik dan ramah.

"B−Bagaimana Yoora−sshi tahu mengenai ahjussi itu? Dia sering kemari?"

"Ahjussi?"

"M−Maksudku P−Park Chanyeol−sshi." Yoora tertawa, tawa yang juga mirip Chanyeol.

Mungkinkah?

"Dia itu adikku."

Suara tawa Yoora benar−benar membuat Baekhyun malu. Ia tersipu menyadari betapa konyolnya sikapnya sekarang. Kenapa ia jadi tampak seperti seorang pacar yang bertemu dengan calon kakak iparnya?

Ah, bakar saja otak gilamu itu Byun!

"Dia bercerita banyak tentangmu. Juga bagaimana kau dengan gigihnya menjadi stalker AOA. Hhaha."

Sinting, dasar sinting.

Bagaimana mungkin ahjussi itu menceritakan tentang kejelekannya pada kakaknya?

"A−Ah ituㅡ"

"Noona, sudah kubilang jangan ganggu dia!" Netra Baekhyun bergulir pada sosok Chanyeol yang merengut kesal sedang berjalan kearah mereka.

Pft, wajah itu benar−benar membuat Baekhyun ingin ketawa.

Pria itu menggunakan aegyo tanpa sadar dan itu –menurut Baekhyun− sangat tidak cocok dengan wajahnya.

"Aku hanya memintamu menyambutnya, bukan mengganggunya."

"Aduh, posesifnya~" Gadis cantik itupun beranjak dari sana. Digantikan oleh sosok Chanyeol yang kini duduk berhadapan dengan Baekhyun. "Baiklah, akan aku ambilkan cemilan. Nikmati kencan kalian~"

Yoora mengerling pada Baekhyun. Dan betapa konyol dirinya karena merona akibat godaan gadis berambut pendek itu.

Baekhyun sendiri tak mengerti kenapa dirinya bisa tiba−tiba menjadi gugup gara−gara omongan Yoora yang yeahㅡ sedikit sensitif. Ia menunduk, tak berani menatap Chanyeol yang entah kenapa menatapnya begitu intens.


"Aku suka."


Aku suka.


Suka.


Chanyeol bilang suka.


What the



"S−Suka?"



"Yeah, penampilanmu yang terkesan santai. Kau terlihat lebih baik tanpa seragam sekolah."

Bodoh.

Wajahnya memerah sempurna. Baekhyun rasa ia harus mengorek kupingnya, kalau perlu sampai berdarah. Betapa malunya dia sekarang. Kubur saja dia detik ini. Kenapa ia jadi salah tanggap. Kenapa dia berdebar tidak jelas begini. Biasanya juga tidak.

"Kau sudah makan siang?"

"Aku pikir kita kesini untuk makan siang. Jadiㅡ"

"Wah, kau benar−benar niat datang ya? Sampai menahan lapar segala." Chanyeol tersenyum jahil. Alis Baekhyun berkedut kesal dan bibirnya refleks mengerucut.

Bodoh.

Ahjussi itu benar−benar bodoh.

"Aku hanya tak mau disuruh mengganti harga tiket itu, ahjussi! Jangan membuatku tambah kesal!" jawabnya ketus.

Bukannya marah, Chanyeol justru dibuat gemas oleh tingkah Baekhyun yang seabsurd tingkahnya ketika menstalking artisnya.

Tak lama setelah itu seorang waiter datang dengan dua piring spaghetti dan jus lalu meletakkannya di meja. Akhirnya kedua anak adam itu memilih makan dengan tenang tanpa ada obrolan yang berarti.

Yah, kecuali godaan Chanyeol yang membuat Baekhyun beberapa kali tersedak.

[☑]『 ɪ'ᴍ ᴊᴇʟʟʏ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang