"Eomma, kenapa kemㅡ" Baekhyun mengerjap lucu. "ㅡbali? K−Kenapa kau bisa sampai disini?!"
Remaja bertubuh mungil itu melotot melihat sosok yang tengah dipikirkannya beberapa menit yang lalu telah muncul di hadapannya layaknya jin botol.
Baekhyun mengucek matanya, takut kalau-kalau itu hanya tipuan cahaya. Tapi tetap saja. Chanyeol berdiri di depannya dengan senyumannya yang mematikan saraf.
Tanpa menggubris ucapan Baekhyun, Chanyeol maju mendekat dan mendekap anak itu begitu erat. Menghirup aroma rambut Baekhyun yang selalu berbau manis.
Strawberry.
Kekanakan namun pas jika Baekhyun yang memakainya. Cocok sekali dengan sosok mungilnya yang tak kalah manis dengan strawberry itu sendiri.
Ah, kenapa dia jadi memikirkan strawberry?
"Baekhyun..."
"Y−Yach, apa yang kau lakukan?" cicit Baekhyun dengan wajah memerah sempurna.
Kakinya sudah melemas jika ia tidak menitikberatkan dirinya pada Chanyeol, membiarkan tubuhnya sepenuhnya bersandar pada pria jangkung yang sudah mencuri perhatiannya itu. Jangan tanyakan bagaimana keadaan jantungnya sekarang.
Siapapun pasti bisa mendengarnya jelas. Bahkan Chanyeol sendiri pun bisa merasakan detakan yang seirama dengan miliknya itu.
"Aku sukaㅡ"
"Penampilanku?"
"Bukan." Chanyeol tersenyum dengan mata yang terpejam. Senang sekali bisa mendekap sosok mungil Baekhyun. Baekhyun itu hangat. "Byun Baekhyun. Aku menyukainya."
Jujur, Baekhyun merasa melayang mendengar pernyataan itu. Tetapi, tiba−tiba ia teringat dengan pemberitaan media yang masih panas−panasnya itu. Ia pun mendorong tubuh jangkung itu dan berhasil.
"Bukankah kau sudah bersama Hyejeong noona? Kau mau berhianat padanya?" Baekhyun berkacak pinggang lalu meniup poninya kesal.
Chanyeol menatapnya dengan alis terangkat, respon itu justru membuat remaja itu semakin emosi. Menyangka jika Chanyeol saat ini sedang berpura−pura.
"Yach! Bagaimana pun juga Hyejeong noona adalah idolaku. Aku tak bisa membiarkannya berkencan playboy sepertimu. Sebaiknya kau pergiㅡ"
"Siapa yang berkencan dengan siapa?"
"Hah?"
Baekhyun salah lihat atau memang Chanyeol tengah menyeringai saat ini?
Pria tinggi itu lantas memeluk pinggangnya dan menariknya lebih dekat. Nafas mereka bahkan beradu dalam jarak yang kurang dari sejengkal. Tindakan tiba−tiba Chanyeol ini benar−benar diluar ekspektasinya. Biasanya pria itu tampak jutek danㅡ pokoknya sangat berbeda.
"Kau cemburu?"
"Huh?"
"Semua itu hanya rumor." Suara huskynya terdengar begitu mendebarkan.
Baekhyun mengigil karena bisikan itu. Sarafnya terasa dikendalikan sepenuhnya oleh sosok tinggi itu. Rasanya dirinya sudah diinvasi penuh oleh ahjussi sialan itu, hingga ia tak bisa mengendalikan reaksi tubuhnya sendiri.
Chanyeol tak bisa mengendalikan jemari besarnya yang tengah mengusap pipi merona Baekhyun.
"Jangan dengarkan semua itu. Kalaupun kami di konfirmasi berkencan, jangan pernah mempercayainya."
"Heol." Baekhyun mengumpat, merasa dipermainkan. "Kalau ternyata itu benar bagaimana? Diam−diam kau memang mengencaninya. Bagaimana?"
"Aku akan membantah pernyataan itu di depan media. Aku juga akan langsung keluar dari agensi dan memilihmu." Baekhyun mengigit bibir bawahnya secara tidak sadar.
Disatu sisi, ia ingin sekali percaya. Tapi disini lain, ia merasa dipermainkan. Melihat reaksi Baekhyun, Chanyeol menghela nafas. Pria itu melepaskan pelukannya pada pinggang Baekhyun lalu mengambil smartphonenya dan menghubungi seseorang.
"Hyung, katakan pada CEO kalau berita bohong itu dikonfirmasi benar, maka aku akan keluar dari agensi."
Pip.
Baekhyun menganga melihatnya. Keraguan dihatinya perlahan menghilang. Chanyeol sepertinya serius dengan ucapannya.
"A−Ahjussi..." gagapnya. Ia terserang virus panik secara tiba−tiba. Khawatir. "K−Kalau kau dikeluarkan dari agensi bagaimana? I−Itu kan pekerjaanmu satu−satunya."
"Masa bodoh dengan pekerjaan itu."
Chanyeol pun membawa Baekhyun dalam ciuman hangat yang memabukkan membuat lelaki mungil itu terkesiap. Kedua tangan besar Chanyeol membungkus pinggang Baekhyun dengan sempurna.
Pria jangkung itu memiringkan wajahnya, mencoba meraih bibir ranum Baekhyun dengan lebih leluasa dan memberikan ciuman berlevel yang lebih menggetarkan.
Remaja yang lebih muda sepuluh tahun darinya itu lama−lama terbuai juga. Tangannya terangkat dan memeluk leher Chanyeol dengan erat. Meminta pijakan saat kakinya terasa sudah meleleh sepenuhnya.
Ciuman Chanyeol benar−benar membuatnya gila.
Apalagi saat lidah sudah terlibat di dalamnya, Baekhyun tak kuasa menahan dirinya dan mendesah keenakan. Ia merasa dirinya penuh kebahagiaan dan hatinya meletupkan bunga dimana−mana.
Ciuman itu berlangsung dua menit, membuat keduanya terengah−engah.
"Ayo berkencan, bocah."
"Asal ahjussi rela membelikan ice cream setiap weekend."
"Yach! Kau berniat memanfaatkanku saja? Kau membuatku sakit hati. Dan kenapa kau masih memanggilku ahjussi?!"
Baekhyun tersenyum lucu.
"Chanyeol bodoh." Mereka pun tertawa bersama dan Baekhyun kembali melesakkan dirinya ke dalam dekapan hangat Chanyeol.
🐾
"Seperti yang sudah disampaikan oleh agensi, kami tidak memiliki hubungan spesial. Chanyeol oppa sudah seperti kakak bagi kami. Dia menjaga kami layaknya seorang saudara. Chanyeol oppaㅡ"
"Kau masih cemburu?"
"Tch, percaya diri sekali."
"Kau cemburu, baby."
"Aku tidak."
"Kau iya."
"Yach! Aku tidak cemburu, aku hanya kesal. Kesal bukan berarti cemburu, Chanyeol."
"Kau berbohong."
"Tidak."
"Baekhyun..."
"IYA, IYA. AKU CEMBURU. KAU PUAS?!"
"Sangat puas."
KAMU SEDANG MEMBACA
[☑]『 ɪ'ᴍ ᴊᴇʟʟʏ 』
Romance❝ 박찬열 •❦• 변백현 ❞ ㅡbaekhyun adalah fans fanatik dan chanyeol adalah manager berwajah setampan dewa yang selalu menangkap basah baekhyun ketika sedang stalking. ❝aku bukan sasaeng fans, ahjussi!❞