8

5.7K 971 26
                                    

Sejak beberapa kali pertemuan mereka, Chanyeol memang sudah menaruh ketertarikan pada sosok mungil itu. Sosok yang sering membawa kamera dan datang mengendap−endap di backstage mereka.

Kadang ia datang sendiri, kadang juga membawa teman meskipun temannya itu pada akhirnya meninggalkannya –mungkin karena bosan atau apa, ia tak peduli.

Awalnya ia begitu kesal karena berpikir kalau sosok itu adalah penguntit atau mungkin malah sasaeng. Jujur, itu membuatnya khawatir. Itu akan membahayakan artisnya. Tapi lama kelamaan, ia biarkan saja −selama Baekhyun tak berbuat hal aneh−aneh.

Ia hanya akan mengamati kelakuan Baekhyun lalu memergokinya setelah puas mengamati wajah konyol Baekhyun saat sedang stalking.

Semakin lama, semakin Chanyeol sadar kalau senyuman Baekhyun itu manis. Bibir tipisnya akan melengkung dengan cara istimewa. Matanya akan terbentuk indah seperti bulan sabit. Suara tawanya begitu renyah dan bebas. Tubuhnya begitu pas untuk dipeluk dan wajahnya sangat sangat sangat imut seperti anak anjing.

Bahkan disaat bibirnya yang cerewet itu tak bisa berhenti bicara, itu tampak lucu dimatanya. Sungguh, Ia tak pernah merasa bosan memandangnya.

Waktu pertemuan sebelum janji di restaurant itu, Chanyeol memang beberapa kali sengaja membelikan makanan kecil untuk Baekhyun.

Entah itu camilan, minuman bersoda, cotton candy, atau ice cream. Orang perfeksionis seperti Chanyeol sebenarnya sangat susah untuk jatuh cinta.

Tapi entah mengapa, melihat sifat menyebalkan Baekhyun justru membuatnya tertarik. Anak itu sepuluh tahun lebih muda darinya dan sempat membuatnya takut. Takut jikalau ia menjadi pedofil karena menyukai bocah.

Tapi ucapan Yoora tentang cinta yang tak mengenal gender atau umur, membuat ia seolah mendapat pencerahan.

Ia pun gencar mendekati Baekhyun tanpa disadari bocah itu. Bahkan ia tahu alamat rumah bocah itu.





🐾





Chanyeol berdiri di depan pintu rumah Baekhyun dengan gugup.

Entah ini waktu yang tepat atau tidak.

Bagaimana jika Baekhyun mengusirnya?

Bagaimana jika Baekhyun tak memiliki perasaan yang sama dengannya?

Bagaimana jika ternyata yang membuat Baekhyun bersedih adalah Hyejeong?

Bagaimana kalau nyatanya Baekhyun cemburu pada Hyejeong dan bukan padanya?

Ia tahu betul kalau Hyejeong itu adalah alasan kuat mengapa Baekhyun menjadi seorang Elvis dan mengidolakannya seperti orang gila.





"Eh?" Chanyeol langsung membungkuk saat pintu rumah terbuka. Menampakkan sosok wanita paruh baya yang membawa tas dan berpakaian rapi seperti hendak belanja.

Wanita itu menatap bingung kearah Chanyeol –karena mereka memang belum pernah bertemu sebelumnya.

"S−Selamat siang, eommoni. Apa Baekhyun ada?" Ibu Baekhyun sedikit tersentak –beliau melamun− lalu tersenyum.

"Dia ada di ruang tengah. Masuk saja." Chanyeol membungkuk sekali lagi seiring langkah ibu Baekhyun yang keluar dari zona amannya. "Sepertinya anak itu sedang dalam keadaan tidak baik. Eommoni titip Baekhyun ya. Eommoni harus belanja, di rumah sedang tidak ada orang."

Chanyeol dengan senang hati mengiyakan. Ini kesempatan baik. Sepertinya dewi keberuntungan tengah merangkulnya kali ini. Ia pun masuk ke dalam rumah itu setelah ibu Baekhyun keluar dari pagar rumahnya.

Wanita itu berhenti barang sebentar lalu menatap ke arah rumahnya yang berada dua langkah di belakangnya, bibirnya menyunggingkan senyuman geli.

"Ternyata calon menantuku sangat tampan. Kyaaa~"

[☑]『 ɪ'ᴍ ᴊᴇʟʟʏ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang