DUA | •

7.5K 1K 78
                                    

Taeyong sedari dulu suka sekali terhadap Jaehyun, Jaehyun adalah dunianya. Pusat dunianya, hanya saja Taeyong bagi Jaehyun adalah hanya adiknya. Adik orang yang disukainya, sangat jelas dia menyukai Joy.

Taeyongie suka Hyung

Wahhh, Hyung tampan sekali!

Tidak , Hyung aku tidak suka Hyung dekat dengan noona itu.

Katanya Hyung straight, kenapa saling menggengam dengan Hyung jelek itu! jauh-jauh darinya

   Jaehyun awalnya biasa saja, namun lama kelamaan dia risih juga. Meski Taeyong adalah anak yang sangat manis, namun dia jelas hanya menganggap anak itu anak kecil pengganggu, namun karna dia adik Joy—seseorang yang sangat disukainya, dia berusaha menerima.

   Taeyong itu anak manis, dia selalu membuatkan Jaehyun makan siang karna Jaehyun itu sering terlambat makan. Padahal Jaehyun berharap Joy yang membuatkannya makanan, sayang Joy anti dengan dapur. Taeyong itu perhatian, setiap kali Jaehyun sakit pasti dia yang merawat. Padahal, Jaehyun berharap itu juga Joy, namun Joy itu tidak bisa merawat seseorang. Jadi, dia hanya akan menemani Taeyong yang merawat Jaehyun. Tenang saja, walau hanya begitu, di mata Jaehyun tetap lebih berarti Joy.

    Taeyong itu juga pendengar yang baik, meski Jaehyun terlihat tidak menyukainnya , Jaehyun sering bercerita—walau dengan nada ketus kepada Taeyong. Si mungil itu, tentu saja dengan riangnya mendengarkan segala keluh kesah Jaehyun.

  Jaehyun sangat berarti bagi Taeyong, Hyung yang sangat dia harapkan jadi pendampingnya kelak. Yang akan mengatakan wedding vow bersamanya, yang akan mengucap janji di depan pendeta—pemikiran kekanakan Taeyong.

   Namun, melihat sikap Jaehyun terkadang membuat Taeyong pesimis. Tapi, anak itu pantang menyerah. Semenyedihkan apapun hal dan perkataan yang dia dapatkan dari Jaehyun, dia tetap akan menunggu Hyungnya itu berbalik menatap kearahnya.

Pergilah bocah, kau itu pengganggu.

Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak menyukaimu! Jadi berhentilah mengejarku, aku menyukai noonamu!

Jauh-jauh bocah! Dasar bocah menyedihkan yang malang.

Aku ini straight! Sekalipun aku gay, itu pasti bukan kau!

Astaga, kau lagi?! Kapan kau akan bosan denganku.

   Bahkan cacian seperti itupun dianggap sebagai Lullaby pengantar tidur oleh Taeyong, dia jelas menangis setiap kali mendengar kata-kata kasar Jaehyun. Hanya saja, dia kan memang pantang menyerah?

Taeyong kan sangat menyukai Hyung, tidak masalah melewati ini beberapa waktu ke depan.

   Selalu seperti itu, setiap harinya sebelum tidur dia pasti akan mengingat sikap dingin apa yang didapatkannya dari Jaehyun hyungnya. Lalu, dia akan tersenyum sambil menguatkan dirinya.

**

"Taeyong pulang," lelaki manis itu melepas sepatunya, dan menggantinya dengan sandal rumahan miliknya. Lalu naik menuju kamar, merebahkan tubuhnya yang masih dibalut seragam olahraga.

   Pintu kamarnya dibuka oleh seorang wanita cantik—ibunya , Taeyong menatap ibunya dengan wajah tersenyum menahan kantuk. Lalu, bergelung lagi dengan guling miliknya.

"Kau lelah sayang, yasudah padahal ibu ingin memintaimu tolong mengantarkan tugas Jaehyun yang tertinggal, barusan bibi Jung menghubungi ibu." Ibunya mengelus kepala Taeyong, dan terperanjat ketika Taeyong buru-buru bangkit dan berlari ke kamar mandi.

"AKU AKAN MENGANTARNYA IBU!"

   Setelah selesai berpakaian dia menuruni tangga, dan melihat ibunya disana. Segera mendekati ibunya, ingin bertanya perihal barang apa yang akan dia antarkan.

"Mana barangnya? Kenapa tidak Younghoon saja yang mengantarkan barangnya? Atau Joy noona?" Dia mencium pipi ibunya, dan berjalan memakai sepatunya.

"Mana barangnya? Kenapa tidak Younghoon saja yang mengantarkan barangnya? Atau Joy noona?" Dia mencium pipi ibunya, dan berjalan memakai sepatunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa? Keberatan mengantar tugas Jaehyun?" Ibunya menyerahkan setumpuk kertas yang dimasukkan ke dalam plastik berwarna putih berukuran besar.

"Tidak ibu, hanya saja ibu kan tahu Jaehyun hyung pasti akan kesal melihat aku yang mengantar tugasnya," Ibunya menatap iba putera manisnya, dia tahu benar bagaimana puteranya diperlakukan kasar oleh Anak dari sahabat yang sekaligus Tetangga mereka itu.

"Pergi antarlah, segera pulang. Tidak usah mengganggu Jaehyun, Joy sedang pergi dengan kekasihnya sedangkan Younghoon—apa kau lupa kau bahkan tidak pulang bersamanya karna dia sedang berlatih basket?" Taeyong mengangguk lucu dan berlalu menuju Taxi, drivernya membunyikan klakson dan melaju dengan cepat membelah jalanan.

  Dia menaikkan masker hitam miliknya, bersiap turun dan mencari Jaehyun hyungnya. Dia terkekeh lucu, membayangkan bagaimana wajah laki-laki itu ketika dia yang mengantar tugasnya.

Pasti hyung akan marah-marah menggemaskan.

  Dia berjalan menuju area fakultas kedokteran, lalu berhenti dan mulai berjalan pelan. Menahan langkahnya dan rasa antusias yang membuncah dalam dadanya, kapan lagi aku bisa mengunjungi Hyung ke kampusnya, batin Taeyong.

"Permisi , apa kau melihat Jaehyun hyung—Jung Jaehyun maksudku," Orang itu terlonjak kaget melihat seseorang yang menepuk pundaknya, matanya cantik sekali, batin orang itu.

"Dia di kantin, kau ada keperluan ya dengannya? ayo kuantar, aku ada urusan juga yang harus melewati kantin." Lelaki itu melangkah dan berjalan menuju satu tempat, lalu berhenti tiba-tiba dan membuat Taeyong menabrak punggungnya.

"Aku minta maaf hyung," Taeyong menunduk berkali-kali karna menabrak orang yang berbaik hati telah mau mengantarnya ini. Laki-laki itu terkekeh kecil.

"Kemari, berjalan di sampingku. Ngomong-ngomong, kau siapanya Jaehyun?" Taeyong dengan itu berjalan di samping laki-laki itu.

"Eum, Taeyong sebenernya ingin jadi istrinya tapi sepertinya Jaehyun hyung hanya ingin Taeyong jadi tetangganya." Tawa lelaki itu pecah mendengar penuturan Taeyong, oh Tuhan, imutnya, batin lelaki itu.

   Mereka masuk ke area kantin, dan laki-laki itu menoleh ke samping dan menghadap Taeyong. Menunjuk salah satu kerumunan.

"Itu Jaehyun, jadi namamu Taeyong?"

   Taeyong mengerjap dan mengangguk lucu, menurunkan maskernya dan tersenyum kepada laki-laki itu yang hanya mampu tertegun melihat mahluk indah di depannya.

"Hyung..hyung..hyung" Taeyong menarikan tangannya di depan Lelaki itu.

"Taeyong, bolehkan aku meminta nomor ponselmu?"

  Taeyong bingung sebenarnya laki-laki di depannya kenapa, meski sedikit takut, namun dia memberinya saja. Lagipula dia pasti orang baik sampai mau mengantarnya, dan setelah diberi nomor ponsel laki-laki itu malah mengelus pipinya dan berlari begitu saja. Apa yang dia lakukan dengan pipiku barusan?! , batin Taeyong.

  Dia mengenyahkan pikirannya dan fokus mencari dimana Jaehyun berada. Dia melihat Jaehyun duduk diantara banyak laki-laki disana.

"JAEHYUN HYUNG!"

Tbc

  

TOO LATE [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang