SEMBILAN | •

6.9K 1K 147
                                    

"Kau tidak memasak?"

Taeyong yang ikut duduk di meja makan keluarga Jung itu tersedak. Memangnya harus ya? Younghoon memang suka sekali mengujinya.

"Ughh..itu, aku tidak bisa." Taeyong terkekeh kecil untuk menutupi suara canggung yang menyelimuti mereka bertiga.

Jaehyun yang mendengar jawaban Taeyong pun berakhir memberhentikan acara makannya, sedikit merasa bersalah. Apa Taeyong menjadi tidak percaya diri dengan olahan makanannya karna perkataannya tempo lalu?

"Masak dengan banyak hari ini, aku akan mengajakmu ke suatu tempat."

Perkataan mutlak Younghoon berhasil membuat aura Taeyong berubah, mata kucingnya berbinar dan senyum menawannya semakin menggoda siapapun untuk memberikan kecupan di seluruh wajahnya.

"Kau harus membeli snack juga kalau begitu, aku ingin es krim dan coklat ya."

Younghoon terkekeh geli melihat Taeyong yang tampak sangat bersemangat. Bagaimana kalau menggoda Jaehyun hyung pikirnya.

"Kau tidak ingin bergabung hyung?"

Jaehyun hanya menggeleng dan memamerkan wajah datarnya.

**

"Bibi ikut ya? Kalian tidak kasihan dengan orangtua ini?" Taeyong meringis menatap Younghoon, lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Younghoon terkekeh melihat ibu dan anak yang tampak menggemaskan di depannya ini.

"Tentu saja sayangku, bibi bisa ikut dan menemani kami melakukan piknik kecil-kecilan. Tunggu sebentar,
Aku akan mengambil kunci mobilku ya."

Taeyong mendelik kepada ibunya yang dibalas wanita tua yang masih terlihat cantik itu dengan menekuk jemarinya dan seolah-olah meniup kukunya.

"Wah, kau benar-benar ingin meninggalkan temanmu ini dan pergi hanya bertiga?" Nyonya Jung berkacak pinggang sambil menatap sinis Nyonya Lee.

"Kau kan sibuk? Mana aku tahu kau bisa ikut atau tidak?!"

"Tapi ini hari libur, aku pasti berusaha untuk dirumah?!"

Mereka berdebat dan membuat pusing ketiga mahluk lainnya. Ketika mahluk lainnya? Jaehyun juga bergabung untuk menikmati obrolan tidak penting ibu mereka.

"Karna Jaehyun ikut, jadi dia yang menyetir." Ucapan mutlak nyonya Jung.

Hhhhh, aku lagi

Dia sebenarnya enggan ikut, tapi mau bagaimana lagi, daripada telinganya di tarik ibunya tanpa belas kasihan.

"Ayo berangkat!"

Kedua ibu muda itu masih asik berdebat, meski kenyataannya mereka duduk bersebrangan. Nyonya Jung tepat berada di sebelah Jaehyun yang sedang menyetir, dan Nyonya Lee yang berada di sayap sebelah kanan berdampingan dengan Younghoon dan Taeyong.

"Joy sedang pergi?"

"Kau seperti tidak mengenal dia saja, 24/7 dengan kekasihnya itu."

Nyonya Jung hanya terkikik geli mendengar penuturan teman dekat sekaligus tetangganya itu.

"Lalu Taeyong?"

"Tae.."

"Lihat dia, dia sudah tertidur. Bahkan menindih Younghoon."

Kedua ibu muda memekik gemas melihat bagaimana lucunya bungsu Lee yang sedang tertidur itu, tanpa repot memperdulikan Younghoon yang memerah pipinya menatap Taeyong yang sangat menawan dalam tidurnya.

Jaehyun melirik dari kaca yang tepat berada di atas kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya ketika dia merasa teramat kesal.

"Dasar gay.." cicitnya pelan.

"Eh"

Mereka terdiam canggung mendengar perkataan Jaehyun, Jaehyun yang tersadar akan situasi langsung mengeluarkan tawa renyah yang jelas terdengar seperti dibuat-buat.

"Maaf ya Jaehyun, kurasa kalian kurang nyaman dengan Taeyong," Nyonya lee mulai membetulkan posisi tidur Taeyong yang menimpa bahu dan perut Younghoon, mengelus surai putra nya perlahan, "Mau bagaimana lagi? Dia memang berbeda, tapi bibi sangat menyayanginya. Meski dia memiliki kecacatan tapi bibi akan tetap mendukungnya."

"A-aku hanya bercanda bi."

Younghoon kesal bukan main melihat tingkah kakak sulungnya, perkataannya barusan jelas menyakiti nyonya Lee selaku ibunya. Anaknya dihina tepat di depan matanya.

Dia tidak menyangka bahwa kakak sulungnya mampu berkata seperti itu, padahal yang dia tahu kakaknya itu adalah orang yang sopan dan santun.

Dan lagi, Gay katanya? Younghoon yakin dirinya belum sempat menghancurkan barang-barang dan kaca di kamar kakaknya itu. Harusnya Jaehyun sempat berkaca bukan? dan mengenali diri sendirinya bahwa ia pun seorang bisexual. Dengan kata lain, meskipun dia menyukai perempuan tidak menutup kemungkinan dia menyukai pria.

Cih, dia bahkan lupa dia pernah memadu kasih dengan seorang pria juga ya.

Younghoon berada di puncak amarahnya, dia sampe meremat pergelangan tangan Taeyong yang sedang berkelana di tidurnya.

"Aku akan menghancurkan wajahmu Jaehyun."

Nyonya Jung terbelalak mendengar penuturan anak bungsunya. Dia juga kecewa dengan perkataan Jaehyun, anaknya yang dia banggakan malah gemar merendahkan seseorang seperti itu.

Padahal dia menerapkan pemikiran kepada anak-anaknya bahwa jangan membeda-bedakan setiap orang, semuanya sama rata. Dia tidak masalah dengan hubungan sesama jenis, dalam pemikirannya, semua orang pasti ingin sempurna dan tidak memiliki cacat dalam segi apapun bukan? Namun, kalau Tuhan menciptakan kita berbeda dengan yang lainnya , kita harus menerimanya bukan? Bahkan keluarga pun harus mendukungnya, tentu saja.

Suasana mencekam itu mulai surut ketika Taeyong yang kelewat peduli itu terbangun dan  mengingatkan Jaehyun untuk membeli makanan untuknya sebelum sampai pada tujuan.

"Sayang, kau kan memasak banyak sekali? Untuk apa Jaehyun membeli makanan lagi, kau tidak berniat membagi kepadanya ya?"

Nyonya Jung berusaha memberi lelucon dan mencairkan suasana. Taeyong membalas dengan menggeleng kencang, bukan begitu maksudnya.

"Jaehyun hyung tidak mau dan tidak suka dengan makanan Taeyong, jadi dia tentu harus membeli makanannya sendiri."

Tangan Jaehyun mengepal kuat setelahnya.

Tbc

Maaf, ini sangat lama sekali setelah terakhir kali saya update. Soalnya, saya juga sedang ngerjain cerita yang lain dan os terbaru saya hehe selamat membaca :3

-ell

TOO LATE [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang