DUABELAS | •

6.6K 1K 109
                                    

Taeyong menghela nafas pelan, telapak tangan yang menopang wajahnya sesekali jatuh karna lelah menjadi tumpuan. Bibirnya melengkung, dan matanya menatap datar tetesan hujan di luar sana.

"WAAAAA!"

Taeyong melirik kecil seseorang di depannya yang tampak bodoh dengan kelakuan menakjubkannya barusan, berteriak dengan semampunya yang bahkan Taeyong yakin kemungkinan besar bisa membuatnya mengalami gangguan pada pita suara.

"Noona melakukan apa?"

"Heh, kau tidak terkejut?" Joy mengerucut melihat respond aneh Taeyong.

"Kenapa Sungjae Hyung mau menghabiskan sisa hidupnya denganmu kira-kira?"

"KENAPA MULUTMU KEJAM SEKALI HARI INI YONGIE? MENDEKAT, AKAN NOONA PENGGAL KEPALAMU?!"

Taeyong benar-benar mendekatkan kepalanya tanpa bantahan, terlihat jelas tampak tidak bersemangat. Joy meyakini dengan sangat bahwa ada sesuatu hal yang terjadi pada Taeyong.

Dengan lincah, dia membawa adik kecilnya untuk bergelung dalam pelukan hangatnya. Sesekali mengelusi sayang surai merah muda itu.

"Sesuatu terjadi dan itu pasti sangat mengganggumu?"

Taeyong mengganguk, percuma rasanya mengatakan tidak pikirnya. Banyak hal yang belakangan ini yang benar-benar jelas mempengaruhi akal sehatnya. Mereka hanya dapat terdiam menikmati posisi intim sebagai sepasang adik-kakak tersebut, lalu beberapa menit berlalu Taeyong memberanikan diri mengeluarkan suaranya lagi.

"Kau pernah menyukai seseorang noona?" Joy menjawab pertanyaan adik kecilnya itu dengan senyuman di awal.

"Tentu sayang. Aku mengalami itu sekarang sayang. Bahkan aku mencintainya, itulah alasan aku ingin mengakhiri masa lajangku di usia muda," Joy terkekeh lucu dengan pancaran mata menerawang.

"Kalau patah hati? R-rasa ingin menyerah? Atau lelah?" Taeyong semakin mengeratkan pelukannya pada perut noonanya yang cantik.

Joy menggigit kecil pipi adik lelakinya yang tampak memerah tanpa bantuan pemerah pipi apapun dan sayangnya lebih terlihat cantik ketimbang dirinya. Joy jelas tahu siapa yang sedang Taeyong bicarakan.

Seseorang yang Taeyong sukai dengan begitu dalamnya namun malah tertarik padanya.

"Kalau Jaehyun masih belum melihat ke arahmu, kau bisa menyerah Taeyong. Segala sesuatu bisa diperjuangkan, tapi jika dia tidak menanggapi dengan jawaban berarti kau bisa menyerah, di luar sana mungkin saja ada tersisa satu yang juga memperjuangkanmu dan mungkin saja ada juga yang sama-sama ingin berjuang denganmu adik kecil," Joy menarik dagu adiknya untuk menatap ke wajahnya dengan mata bulat berpendar itu, "dan mungkin, itu bukan Jaehyun."

__________

Jaehyun mengusapi pelan wajah gadis dalam pelukannya, matanya sesekali melirik ke arah rumah keluarga Lee. Jujur saja, berlama-lama di teras rumah dengan wanita asing yang tampak tidak keberatan melakukan seks public sekalipun dengannya cukup membuatnya risih.

Kalau saja dia tidak memilik maksud tertentu, dia sungguh tidak akan menanggapi perempuan binal yang menjelma menjadi primadona kampusnya.

Ekspresinya berubah lebih cerah manakala melihat mobil Joy memasuki kediaman.

Dengan cepat dia meraih bibir gadis dalam rengkuhannya, dan mulai menyambar tanpa sabaran benda kenyal dengan warna merah menyala itu.

Matanya masih asik melirik ke arah tetangganya yang tampak sudah keluar dari balik kemudinya, namun ketika pada akhirnya bola mata mereka saling bersitubruk, Joy yang menatapnya dengan pandangan bertanya tidak membuatnya bahagia. Rasanya hambar dan hatinya tidak kegirangan ketika mampu membuat satu gerakan mematikan untuk orang yang disukainya.

Seolah ini semua sia-sia, tidak berarti apa-apa. Dan mungkin Joy juga sama sepertinya, ini semua tidak berpengaruh apapun untuknya.

Tapi semua berbeda, ketika pintu kursi penumpang terbuka. Menampilkan lelaki kecil dengan seragam sekolahnya tampak membawa keluar perlengkapan belajarnya.

Lalu ketika tubuh kecil itu berbalik menatap tepat ke arah Jaehyun dan gadisnya, mata bulat itu hanya menatap terpaku kepada seseorang yang sangat dicintainya sedang bercumbu mesra dengan gadis dalam dekapannya.

Entah kenapa, Jaehyun malah menyeringai senang disini. Seperti, sedari awal dia melakukan ini untuk melihat respon kecemburuan di mata Taeyong--bukan Joy.

Bibirnya berhenti bergerak ketika mata hitam itu tampak berkaca-kaca dan dengan cepat membalikan tubuhnya untuk menerjang masuk ke dalam rumah diikuti teriakan Joy.

Apa ini?

Sebenarnya apa yang terjadi padaku?

"T-taeyong...?"

Dia mendorong cepat tubuh perempuan itu yang terlihat semakin merapat padanya, dan tampa canggung malah menggesekan kedua payudara indahnya pada dada berotot Jaehyun.

"Pergi!"

"Tapi Jay, kita bahkan belum bercinta babe?" Bisiknya sensual.

"Pergi!"

"Bab-"

"Aku tidak tertarik denganmu, aku gay!"

Tbc
[See ya next chap]
Pemanasan dulu sebelum konflik berat
Wkwk kira-kira next chap akan gimana? Ayo tebak-tebakan :> semakin kalian menebak semakin aku buat alurnya jauh dari ekspektasi kalian wgwg
Happy satnight babe:*

TOO LATE [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang