8 End

8.1K 1.1K 116
                                    

Semilir angin berhembus pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin berhembus pelan. Cukup menyegarkan meskipun matahari sedang tinggi-tingginya. Atap sekolah memang tempat yang sangat umum dijadikan sebagai lokasi untuk menghabiskan waktu istirahat.

Untungnya, mereka disini ketika jam pelajaran sedang berlangsung, sehingga atap tidak akan terlalu ramai oleh siswa lain. Chanyeol sesekali melirik ke samping kiri, menatap sosok Baekhyun yang sibuk memejamkan matanya menikmati belaian benda tak kasat mata itu.

Meskipun terhalang penutup mata, Chanyeol bisa melihat dengan cukup jelas jika Baekhyun memiliki bulu mata yang lentik. Ketika berkedip, benda itu akan menyentuh kulit pipinya dengan mudah.



Sangat menggemaskan.



Juga, sangat cantik.



"Ah, sial."

Mata Baekhyun terbuka sedetik setelah kalimat itu terlontar. Si pemilik rambut merah itu menoleh dengan kernyitan dahi.

"Kau mengumpatiku?"

"T-Tidak, tentu saja tidak. Kau terlihat lebih cantik dari dekat." Chanyeol tersenyum lebar dengan begitu bodoh. Namun senyumnya justru mengundang senyum lain yang lebih indah dari yang ia bayangkan selama ini.

Baekhyun... dia tersenyum padanya?

Betapa beruntungnya dia bisa melihat senyuman seindah itu. Hah, begitu mudahnya sosok ini membuatnya jatuh cinta?

"Apa yang kau suka dariku?"

"Semuanya."

"Termasukㅡ" Baekhyun menunjuk penutup matanya yang berwarna putih dengan jemarinya dan Chanyeol menangkapnya untuk menyembunyikannya dibalik genggaman.

"Semuanya."

Tatapan teduh Chanyeol beradu dengan milik Baekhyun. Jantung saling berdebar seolah membuat percakapan batin yang hanya dipahami oleh mereka sendiri. Kehangatan dari jemari Chanyeol pun membuat perasaan Baekhyun menjadi semakin baik tiap detiknya.

Apa cinta itu akan terbalas?

"Bahkan jika kau hanya melihatku dengan sebelah matamu, aku tetap menyukainya."

Jemari Chanyeol menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahi Baekhyun yang melihat dari segala sisi, bahwa Baekhyun terlihat sempurna meskipun dia memiliki kekurangan.

"Kau cantik."

"Tidak." Baekhyun melepaskan genggaman Chanyeol perlahan. "Suatu saat kau pasti akan terkejut, ketakutan, lalu meninggalkanku."

Ada tatapan sedih disana dan banyak ekspresi yang tak pernah ingin Chanyeol lihat lagi. Tidak boleh ada guratan luka di wajah itu. Tidak satu pun.

"Aku terlihat seperti... monster?"

Lagi-lagi mata sayu itu menatapnya dengan sedih. Membawa goresan lain di hati Chanyeol. Mengapa Baekhyun begitu rendah diri?

Apa yang terjadi padanya sehingga dia harus membuat tembok setinggi mungkin?
"Aku takut kau menyesal telah mengenalku. Jadi, sebelum semua itu menyakitiku, membawa perasaan yang lebih besar lagi... tolong menyerahlah Chanyeol. Menyerahlah padaku."

"Apa karena mata itu? Itu hanya sebuah luka, Baek. Suatu saat kau pasti bisa mendapatkan penglihatanmu kembali. Kau pastiㅡ"

"Mataku tidak terluka, Yeol. Mataku baik-baik saja."

"A-Apa?"

"Dia tidak terluka, dia hanya... berbeda."

"Apa maksudmu?" Jelas Chanyeol tidak mengerti semua perkataan Baekhyun.

Jika itu hanya luka, itu pasti sembuh suatu saat. Jika itu permanen pun, Chanyeol tetap akan melabuhkan dirinya pada Baekhyun.

Tangan Baekhyun perlahan bergerak diantara helai rambutnya. Mencari-cari pengikat yang tersembunyi disana sebelum akhirnya melepaskan simpul-simpul yang ada dan berhasil melonggarkan penutup matanya.

Tangannya gemetar ketika melakukannya dan itu tak luput dari penglihatan Chanyeol. Baekhyun menunduk ketika penutup mata itu terlepas dan Chanyeol memperhatikan bagaimana tangan kecil Baekhyun mencengkeram erat penutup matanya.

Perlahan, kepala Baekhyun terangkat. Chanyeol merasakan hatinya ikut berdebar untuk hal yang belum ia ketahui.
Namun seluruh pertanyaan yang mampir di kepalanya, serta semua pikiran negatif yang sempat mampir, akhirnya semuanya menghilang begitu saja karena jawabannya ada di depannya.

Ia telah melihatnya sendiri...

Rahasia Baekhyun.

Matanya adalah heterochromia.

Jika warna mata normal Baekhyun adalah coklat almond, maka iris mata sebelahnya adalah dark-grey. Mata itu seolah bersinar cerah dibawah cahaya matahari. Memantulkan wajah Chanyeol dengan jelas.

Detik demi detik dilalui Chanyeol hanya untuk menikmati keindahan mata tersembunyi Baekhyun. Ia begitu terpesona olehnya.


Tetapi, Baekhyun memiliki pemikiran lain.

Chanyeol mungkin saja merasa aneh dan ngeri melihat warna iris mata yang tidak sinkron seperti ini. Hal itu membuat nyalinya menciut dan ia mulai berkecil hati.

"Ini... menakutkan... kan?"

"Kauㅡ" Baekhyun berusaha menatap Chanyeol meskipun sangat sulit. Ekspresi Chanyeol tidak mudah ia tebak. "Apa kau menyembunyikan keindahan itu selama hidupmu?"

Hah?

Indah?

Chanyeol tersenyum sangat tampan dan tangan besarnya tiba-tiba saja sudah mendarat di kedua pipi tembamnya. Menariknya lebih dekat hingga ia mampu merasakan hembusan mint dari nafas Chanyeol.

"Kau berkali lipat cantik, Baek." Hidung Chanyeol mengusap ujung hidungnya dengan gemas. "Demi Tuhan, Baekhyun. Kau sempurna sekali. Aku benar-benar jatuh cinta padamu."

Lalu bibir Chanyeol mendarat begitu saja pada ranumnya. Mengecupnya berkali-kali seolah tidak ada hari esok. Membuat debaran di dalam diri Baekhyun semakin menggila.

"Chanyeol..." Hati Baekhyun tentu saja berbunga.

Ia tak mampu lagi menyembunyikan senyumnya dan betapa bahagianya dia karena diterima pertama kali oleh orang yang juga disukainya. Tanpa peduli pada keanehan yang ia punya.

"Baekhyun..." bisik Chanyeol dengan suara rendah. Membawa gentaran pada permukaan kulit Baekhyun.

Pemuda mungil itu memejamkan matanya, menerima segala perlakuan Chanyeol padanya. Kecupan, ciuman, hembusan nafas dan segala kenyaman dari Chanyeol tengah ia rasakan kini. Dalam hati, ia juga ingin mencoba. Menyerahkan hatinya pada pemuda tinggi itu. Memberi kesempatan pada seseorang yang telah memuji kekurangannya.

"..."

"Don't you know how perfect you are?"

[☑]『 ᴛʜᴇ ʟɪɢʜᴛ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang