Sadar

1.5K 67 0
                                    

Takut!!

Itu yang gua rasain saat ini, senang Bella mendapat donor ginjal dan takut operasi itu gagal

"Operasi nya sukses, Bella semakin membaik, namun.."

"Apa dok??" Nevan mengeluarkan suara nya

"Pasien yang mendonorkan ginjal nya, keadaan nya semakin memburuk"

"Apa saya boleh menemui nya??" Ujar Nevan

"Silahkan, sebentar saja karna akan dipindahkan ke ruang Rawat Inap"

Author POV

Nevan masuk ke dalam ruang Operasi, Bella masih memejamkan mata nya, disebelah nya ada Abel yang sudah membuka mata nya

"Kak.."

"Dii-aa--ccaa--nnt--ik"

"Yahh sangat cantik sepertimu kak"

"Jaga dia dengan baik, sayangi dia seperti kamu menyayangi kakak, berikan semua kasih sayangmu untuk dia, buat dia jadi remaja yang baik, bimbing selalu dia, jauhkan dia dari laki-laki brengsek, aku percayakan adikku kepada--muu.. huuuhhhhh berikan ini untuk Bella, aku pergi" seketika itu nafas nya berhenti

"Kakak kenapa?? Kak bangun!! Kita baru bertemu!! Masa kakak akan pergi lagi??" Nevan takut terjadi sesuatu

"Dokter... dokterrr.. apa yang terjadi dengan kakak saya dok??"

"Tunggu di luarr saja, kami akan memeriksa nya"

Setelah Nevan keluar, dokter itu mengecek keadaan Abel

Dokter keluar dari ruang Operasi

"Maaf kami sudah berusaha sesemaksimal mungkin, tapii.. nona Abel sudah tidak ada"

"Apa?? Kak Abelllllll"

Sontak Dava, Sandy, Sisil dan Sind menoleh kepada Nevan

"Kim Jaesung kamu adik nya??" Ujar Sandy yang tidak tahu nama asli nya

"Iyah Om" Nevan terisak

Anjas POV

Karna gua lelah, gua milih pulang setelah pemakman Abel

Sampai di rumah Gua lihat adek gua duduk ama cowok

"Ehh kak lo pulang?? Gimana kak Bella?? Udah baikan??"

"Hmm"

"Kapan boleh pulang??"

"Hmm"

"Udah sadar??"

"Hmm"

"Eh kak, lo pikir Nissa Sabyan apa?? Hamm Hemm Hamm Hemm mulu dari tadi"

Gua menghela nafas kasar

"Bella udah baikan, belum sadar dan belum boleh pulang, udah ah gua capek mau tidur, oiya.. cowok lo jangan suruh lama-lama gak baik, lo masih SMP"

"Iyee"

"Kakak kamu dingin banget yah, truss gimana aku bisa minta restu ke dia??"

"Yah lo berusaha" timpal gua sambil berjalan ke atas kamar

Author POV

Setelah di kamar, Anjas membaringkan badan nya karena merasa tubuh nya sangat lelah

Mata nya terpejam hingga ayam tetangga berkokok dengam keras

Anjas bangun, menuju kamar mandi dan turun kebawah untuk sarapan

"Pagi abang" ujar Mama Anjas

"Hmm"

"Bang nanti bisa gak ke kantor papa?? Dikit-dikit belajar jadi CEO"

"Hmm"

"Lo dingin banget sih bang?? Sama kayak es batu!! Kaya orang capek hidup"

"Ya!! Gua bosen hidup, kalo orang yang gua cinta gak mau bangun sampai saat ini, buat apa gua hidup"

"Astaghfirullah bang, istighfar lo!! Lo pikir dengan lo kayak gitu bakal bikin Kak Bella sadar hah?? Yang Kak Bella butuh itu keyakinan dan suport lo bang!!"

Anjas berlalu begitu saja menuju sekolah

Disekolah dia diam di kelas dengan wajah yang murung

"Lo kenapa?? Oiya ntar rapat OSIS habis istirahat pertama" Ujar Andra

"Hmm"

"Udah deh.. lo jangan terus-terusan gini.. kasihan Bella, dia butuh suport lo Njas"

"..."

"Mau gua ngomong sampe mulut berbusah, lo gak bakal denger"

Anjas pergi meninggalkan Andra dengan wajah merah menahn emosi

Anjas menuju ke belakang sekolah, tangan nya berkali-kali dipukulkan ke tembok yang belum rata

"Udahlah Njas, jangan sakitin tubuh lo hanya demi cewek nyusahin kek Bella"

"JAGA BICARA LO SIND!! DASAR LO GAK PUNYA HATI!! BELLA ADEK LO SENDIRI!! LO GAK TAU PERJUANGAN DIA SELAMA LO, NYOKAB LO, DAN BOKAB LO PERGI GITU AJAH NINGGALIN DIA WAKTU MALEM ITU, KALO KALIAN GAK PERGI MUNGKIN BELLA GAK AKAN KENA PENYAKIT GINJAL KAYAK GINI!! DAN CUKUP LO NGEJAR GUA!! HATI GUA CUMAN BUAT BELLA, INGET!!! CUMAN UNTUK BELLA" Anjas pergi meninggalkan Sind yang sudah marah

"GUA PASTIIN LO BAKAL TARIK UCAPAN LO DAN LO BAKAL NGEJAR GUA SENDIRI SETELAH BELLA PERGI NINGGALIN LO NJASSS" Sind berteriak kepada Anjas, namun Anjas tetap berlalu pergi

Sind mengambil handphone nya disaku baju

"Hallo"

"..."

"Habisi dia!!"

"..."

"Tenang ajah!!" Setelah itu Sind menutup telepone nya

Di rumah sakit Bella membuka mata nya perlahan

"Bella.. kamu sadar sayang"

"P-pa-pa" Sandy berlari menuju ruangan dokter, saat kembali ke ruangan Bella, kamar nya sudah berubah total

Infus yang selang nya sudah terpotong, kamar berantakan dan jangan lupakan wajah Bella yang tertutup bantal

"Lohh apa yang terjadii, Bella..." Sandy menghampiri bela dan membuka bantal nya, Oksigen nya pun sudah tidak terpasang di hidung nya

Dokter memeriksa keadaan Bella

"Bagaimana dok??"

"Syukurlah.. keadaan nya tidak terlalu parah, kita harus memperketat penjagaan untuk nona Bella"

Sind yang berada di depan pintu berdecak marah

"Kok lo gagal sih??"

"..."

"Gua gak terima alasan dan permintaan maaf lo!! Setelah Bella boleh pulang, lo harua buat dia lenyap sekalian"

"..."

"Yah lo harus bisa!! Udah dehh gua yang akan bebasin lo kalo lo masuk penjara"

Tut.. Tut.. Tut..

Jadi lo yang buat adek gua kek gini, awas ajah lo Sind, perlakuan lo harus dibalas dengan setimpal

"Halo"

"Iyah tuan muda ada apa, ada yang bisa saya bantu??"

"Hubungi komisaris Juna Sing di India, katakan saya perlu dengan dia besok"

"Baik tuan"

Me Vs YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang