[T13/MG•MASHIHO] - This Must Be Crazy Love

71 5 2
                                    

Aku tertegun. Lagi.

Ini sudah ketiga kalinya aku lari ke kamar mandi selama tiga hari berturut-turut. Bukan. Aku bukan sedang diare.

Aku sedang jatuh cinta.
.
.
Mashiho itu spesial. Dia lucu. Namanya Takata Mashiho. Namanya juga lucu, sama seperti sosoknya. Aku menemuinya di kelas ini. Ya, dia murid yang ikut pertukaran pelajar. Dan sekarang dia menjadi teman sebangkuku. Teman sebangku makhluk yang tak cantik namun tampak tinggi ini.

Tinggiku 171 senti. Aku akan lebih menyombongkan diri lagi jika wajahku tampak seperti Yeejin, temanku yang seorang ulzzang itu. Dia benar-benar cantik. Aku tau dia tak mengubah wajahnya. Wajahnya memang cantik.
Sedangkan pria disampingku ini—ah maaf, kami baru saja bertatapan. Rasanya canggung sekali, tuhan. Tolong aku.

Mashiho tertawa. Mati aku.

Baiklah. Saat aku berdiri, Mashiho memastikan dirinya untuk duduk. Dia sering bercanda dengan mengatakan dirinya tampak rendah jika berada di dekatku. Aku rasa tinggi kami berdua tak jauh berbeda, namun yah—maafkan aku mashiho, sol dalamku juga lumayan untuk menambah tinggiku menjadi 174 senti. Maafkan aku.

Ah iya. Aku lupa. Mashiho—saat pertama kali berdiri di depan kelas, ia hanya bisa mengucapkan annyeonghaseyo dengan aksennya yang lucu. Ia sama sekali tak bisa berbahasa korea. Aku ingat, ia hanya mengatakan annyeonghaseyo dan mianhaeyo saat aku ingin mengajaknya berbicara. Untunglah aku bisa sedikit Bahasa Jepang—terima kasih untuk manga detektif bocah yang kubaca sejak kecil.

Mashiho juga disukai anak sekelas. Yah, hanya beberapa anak cowok di kelasku yang tak suka padanya. Katanya, Mashiho terlalu 'lemah' untuk dijadikan teman. Aku harus segera menendang kepala botak mereka dengan taekwondoku agar mereka tau seberapa jantannya Mashihoku ini.

-ku?

Bodoh, kalian belum jadian.

Maaf. Aku hanya terlalu bersemangat.

"Song Hana, ayo ke kantin. Aku lapar,"

Aku meliriknya. "Panggil saja aku Hana, Shiho-ya. Jangan terlalu formal. Kita ini chingu! Oke?"

"Ne, Chingu!"

Aku berjalan ke kantin bersama Mashiho. Tidak bersamaan, dia mengekoriku di belakang. Beberapa gadis melihat kami, tepatnya Mashiho karena wajahnya masing asing di angkatanku. Kabar seorang anak dari Jepang yang mengikuti pertukaran pelajar memang sudah ramai dibicarakan.

Setelah kami mengambil makanan kami, Mashiho ingin kami duduk di dekat jendela. Di pojokan, kami menikmati makanan sambil sesekali Mashiho bertanya tentang sekolah. Dia ingin ikut kelas dance, basket, bermain futsal, dan banyak lagi. Aku yang hanya membatasi diri di paduan suara hanya bisa memainkan sumpitku di nasi yang kumakan.

"Ah, kau punya teman laki-laki?" Tanya Mashiho. Aku bingung.

"Teman laki-laki? Ada. Kau," Jawabku cuek. Mashiho menggeleng cepat, lucu sekali.

"Bukan. Bukan itu. Ah—Namja..chingu?" Tanyanya ragu. Aku mengerti maksudnya. Aku tertawa lalu menggeleng.
"Siapa yang ingin bersamaku sih," Kataku santai. Dia menggeleng lagi.

"Kau cantik,"

Aku terdiam. Maksudku, aku tak tau apakah dia sedang salah menyebutkan kata seperti barusan atau bagaimana.

"Aku suka kamu." Katanya singkat. Dia tersenyum senang.

 Dia tersenyum senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku gelisah. Aku buru-buru berlari ke toilet perempuan lantai itu. Menyembunyikan wajah meronaku.

Mashiho. Bocah pendek asal Jepang yang lucu itu membuatku merona.

Aku benar-benar jatuh padanya.

Ini gila, kan?

CROQUISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang