Kedua Kalinya

22 2 2
                                    

Vela menuju SMA Merpati Muda dengan buru-buru. Dia tahu bahwa dia sudah terlambat. Gerbang SMA Merpati Muda sudah tertutup dan terkunci.

Vela ingin naik melewati pagar itu, tetapi Vela tidak ingin menambah masalah lagi. Bingung, sangat bingung. Apa yang akan dilakukan jika sudah seperti ini.

"Lo buat gue telat untuk yang ke dua kalinya Vher." Tangannya menggerakkan gerbang dan berharap jika ada malaikat yang menolongnya.

Pukul 07.10 sudah tidak ada harapan untuk Vela masuk, yang ada dia malah terkena hukuman. Tangannya merogoh tas dan mengambil alat komunikasi merk Apple dengan menulis pesan yang tertuju pada teman-temannya.

Vela tetap optimis kalau akan ada pertolongan setelah dia berusaha. Dia tidak ingin pulang, karena ini juga menyangkut persiapan olimpiade nya besok.

Terdengar suara motor yang sudah familiar di telinga Vela. Vela menoleh ke sumber bising dari motor itu. Mata Vela membulat ternyata Evher baru sampai juga. Apa-apaan ini?

"Lo kok telat juga?" Vela memasang wajah datar, dia bingung ingin marah atau merasa kasihan.

"Lo gak punya telinga ya!" Sontak Evher melontarkan ucapannya sampai membuat Vela tercengang.

"Apa-apaan si lo! Maksud lo apa!!" Vela tidak akan takut dengan kakak ketua osis nya ini.

"Gue tadi udah bilang. Lo gue jemput. Kenapa lo malah udah di sini?" Evher melontarkan beberapa pertanyaan.

"Lebih baik gue gak punya telinga daripada gak punya hati kayak lo!!" Ngegas.

"Maksud lo?" Evher menyeritkan alis mata nya dan menatap Vela dengan tatapan serius.

"Gue udah telfonin lo berkali-kali, notif lo udah gue penuhin. Gue bikin pesan banyak banget tapi lo gak jawab satu pesan pun dari gue. Dan lebih parahnya LO PHP!!" Telunjuk Vela mengarah ke hadapan mata Evher dengan jelas.

Evher ingin marah tetapi dia bingung, sampai marah apa pun Evher pasti tetap menang Vela. Vela cewek cantik, imut, dan manis dari kelas 10 ini mampu membuat Evher kicep jika sudah berhadapan dengannya.

"Tuh kan. Lo diem. Itu artinya semua bener. Lo tahu kan? Lo udah buat gue telat dua kali. Maksud lo apa sih?!"

"Lo enak kalau telat paling cuman di hukum. Gue? Gue bisa-bisa kehilangan jabatan gue dari ketos di sini."

"What?!! Lo udah kayak gini masih ajah mikirin jabatan lo. Gue baru seminggu disini Vher tapi gue sering telat dan itu semua gara-gara lo. Lo ngerti kan!!" Vela mulai greget dengan cowok ini.

"Makanya lo harus ikut osis!"

"Gue gak tertarik!! Gue gak mau punya senior yang terlalu ambisius kayak lo. Gue juga gak mau punya senior yang ternyata tukang php." Rahang Evher mengeras, dia tidak terima jika dikatakan seperti itu.

Dia tidak pernah mendapatkan kata-kata yang pedas seperti perkataan Vela barusan. Tetapi setelah Evher pikir-pikir, apa yang dikatakan Vela semua benar.

"Gue tau, gue terlalu ambisius buat jadi yang terdepan. Tapi karena ke ambisiusan gue, gue bisa jadi kayak gini gue bisa ngeraih harapan gue."

"Asal lo tau, ambisi di dalam diri lo harus dikurangi. Lo mungkin sekarang bisa jadi yang terdepan tapi kalo hari yang akan datang? Lo bisa?"

"Cuman Tuhan yang tahu masa depan gue bakal gimana. Gue sebagai makhluk sosial biasa cuman bisa berdoa sama usaha."

"Tapi gue yakin suatu saat lo bakalan bosen sama ambisi lo ini."

Pak satpam yang sedari tidur tiba-tiba bangun mendengar perdebatan Vela dan Evher.

"Loh lohh lohhh...."
"Jam berapa ini nak? Kok baru dateng." Pak Mar selaku satpam keamanan di SMA Merpati Muda.

"Loh nak Evher!!" Pak Mar kaget ketika melihat wajah tampan Evher yang ternyata bisa telat sekolah juga.

"Kamu?" Tangannya tiba-tiba menunjuk ke arah Vela.

"Loalah kamu kan cewek yang hari pertama telat kan?" Mata Vela tiba-tiba bergerak ke kiri dan ke kanan mengingat kejadian yang lalu sampai membuat satpam itu kewalahan.

Flashback

"Pak pak pakk biarkan cewek secantik saya masuk dulu ya pak hehe." Ucap Vela dengan nada bercanda.

"Kamu itu udah telat malah cengangas cengenges ajah kamu kira ini sekolah mbah mu?" Satpam itu melarang Vela untuk masuk ke dalam kelas.

"Yaampun pak, bapak mau dosa?"

"Ya enggak toh, kamu itu aneh-aneh ae."

"Bapak barusan melakukan hal yang tidak disenangi Tuhan loh pak." Satpam itu bingung sekaligus merasa aneh dengan cewek bernama Vela.

"Opo toh. Kenapa bapak dosa?"

"Bapak melarang saya untuk masuk ke dalam sekolah ini. Padahal niat saya untuk belajar pak untuk menuntut ilmu supaya bisa jadi orang sukses di masa depan. Tetapi malah bapak melarang. Secara tersirat bapak tidak memperbolehkan saya untuk menjalankan kewajiban saya sebagai pelajar. Apa itu tida dosa pak?"

"Loh iya e. Jadi bapak tidak boleh gitu ya nak?"

"Tentu pak, yauda pak daripada saya malah telat. Saya masuk dulu pak. Bapak semangat ya jaga di sini. Bye Pak."

Flashback off

"O o o ha hahaha. Bapak masih ingat ya haha." Vela mulau merasa malu dengan Evher yang tengah berada di dekatnya.

"Lo bohongin pak satpam?" Pertanyaan Evher membuat Vela susah berbicara.

"Ha ngapain? Kan bener tuh. Kan bener ya pak haha."

"Bener-bener nguawormu gara-gara kamu bocah sontoloyo aku jadi dimarahin sama kepala sekolah. Untung ajah aku gak di pecat itu."

"Wow? Haa? Yaampun pakk. Tapi alhamdulillah pak kan bapak nya gak jadi di pecat kan? Yauda kalau gitu bapak bantu kita ya pak buat masuk sekolah." Vela pura-pura tidak merasa bersalah sedangkan Evher hanya tersenyum kecil dan kadang tertawa.

"Enak ae kamu itu. Sebagai gantinya kamu tak bilangin ke kepala sekolah biar kamu dihukum!" Pak satpam membalas dendam dengan Vela haha.

"Lolohh pak. Tega banget sih pak, saya telat ini karena sahabat saya lagi koma di rumah sakit pak."

"Gak percaya aku."

"Kalau bapak gak percaya, bapak bisa ke rumah sakit saya antar pak. Namanya Andra pak."

"Jangan di adukan ke kepala sekolah pak. Kalau perlu adukan saya ajah. Menjadi ketua osis tapi telat." Evher mengangkat bicara dan melontarkan kata-kata yang mengejutkan bagi Vela.

Bagaimana mungkin Evher yang ambisius tinggi itu bisa berbicara seperti itu dan semata-mata ikhlas untuk merelakan jabatannya sebagai ketua osis.

"Lo gila ya!!" Vela menginjak sepatu Evher.

"Kan lo sendiri yang minta." Evher berbisik bersama Vela.

"Gak gitu juga cowok gila!"

"Sudah-sudah kalian ini malah diskusi. Untuk kali ini kalian saya bebaskan, mumpung saya lagi berbaik hati. Inget langsung masuk kelas!" Pak Mar akhirnya memberi kesempatan kedua untuk Vela.

"Siap pak." Kompak Vela dan Evher.

Pak Mar akhirnya membuka gerbang itu dan mempersilahkan Vela dan Evher untuk masuk.

"Oiya satu lagi." Ucapan pak Mar membuat Vela dan Evher berhenti dari jalannya.

"Kapan-kapan lagi kalau kalian telat gak bakal bapak bantu lagi. Mengerti?!"

"Siap mengerti pak haha." Seru Vela dan Evher.

Orang nyebelin lebih asyik daripada orang serius. Gak bakal debat kalau gak lagi ketemu. ~VELAEVHER


See you again.

Gaes maaf ya aku jarang banget nge post, aku mau fokus buat ujian nih gaes. Doain aku ya supaya ujianku dapat hasil maksimal dan bisa masuk ke sekolah impian aku.

Aku bakal usahain buat nulis chap selanjutnya kok. Jadi jangan pada gak baca lagi ya hehe.

Jangan lupa buat saran dan kritikannya gaes. Thank you.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VELAEVHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang