Bertemu 02

10 0 0
                                    

#keesokan harinya

Arlisa sudah siap untuk berangkat, entah kenapa Arlisa sangat bersemangat dan deg deg kan saat mau berangkat. Setelah izin dan pamit pada kedua orang tuanya, Arlisa dengan menaiki sepeda motor andalannya menuju rumah Della. Di jalan, Arlisa menyetir sambil bernyanyi-nyanyi kadang dia juga bernyanyi sambil berteriak-teriak. Kebiasaanya saat menyetir sepeda, dia tidak perlu malu, karena dia memakai masker tentunya.

Setelah sampai dirumah Della, ternyata Della sudah siap. Setelah pamit ke orang tua Della, mereka berangkat. Di perjalanan Della berkata

"Lisa, gak mau bawa apa-apa gitu buat kesana?"
"Iya juga ya Del, enaknya beli apa ni?"
"Beli kue tart aja yok, di depan ada toko kue"
"Oke siyap, eh tapi urunan kan?" Sambil cengengesan
"Iya iya urunan"

Entah kesialan dari mana, tiba tiba ban sepeda Arlisa bocor. Dan beruntungnya tidak jauh dari sana ada tambal ban.

"Nih sepeda nyiksa banget dah, kaluar duit lagi kan gue gara gara lo" dengan muka cemberutnya

Sampai di tukang tambal ban, dan Arlisa sudah menyerahkan sepedanya ke paman tamabal ban. Della mengusulkan untuk jalan saja ke toko kue, dan meninggalkan sepeda Arlisa disana.

"Lisa, tiggal aja yok sepedanya"
"Apanya? Gak, gak mau gue. Meskipun nih sepeda menyiksa tapi gue masih sayang sama ni sepeda. Entar juga bisa-bisa gue di hapus dari kartu keluarga sama umi gue kalo gue ngilangin ni sepeda"

Della Menepuk dahi, karena della sudah biasa dengan sifat Arlisa yang kadang oon ini.
"Lisa yang oonnya kebangetan, maksud gue tinggal beli kue dulu. Kita jalan, kan deket tuh toko kuenya. Nanti kita balik lagi kesinii gitu"
"Oo begitu, bilang dong dari tadi. Yauda ayo"

Arlisa pergi ke paman tukang tambal bannya "mang tinggal dulu ya bentar, awas ya jangan di bawa pergi. Abis nanti aku sama umi kalo hilang"
"Iya iya dek, gak bakal" ucap paman tambal ban

Setelah berjalan sebentar, dan sudah membeli kue. Tentu saja dengan Arlisa yang membuat keributan sedikit. Mereka balik ke tambal ban. Mereka duduk duduk sebentar, sekalian Arlisa menghubungi Geo kalo dia datang telat karena ban sepedanya bocor. Geo sempat ingin menjemput, tapi Arlisa melarang.

Tambal bannya selesai, dan Arlisa sudah membayar serta mengucapkan terimakasih. Mereka berangkat lagi ke kafe yang dituju. Ternyata sampai disana, Arlisa hanya melihat Geo yang sendiri dengan muka tegang, mungkin dia deg degkan karena ada Della.

"Hay yo, kok sendiri? Mana teman lo?" Sambil melihat sekitar kafe, karena dia berharap Geo mengajak Galih

"Anu itu emm, apadah. itu Ar, dia masih dijalan. Duduk aja dulu" ucap Geo terbata bata, dan Arlisa menebak itu pasti karena Della.

"Geo selamat ulang tahun yaa" ucap Della sambil menyerahkan kue yang tadi kita beli.

Arlisa membatin "pasti seneng tuh boca, udah dapat kue di senyumin lagi sama Della. Awas aja dia ngira itu kue dari Della doang. Itu kan dari gue juga"

"Eh iya makasih Del, kok repot repot bawa kue sih" dengan muka yang memerah.
"Iya sama sama, gak repot kok"

Arlisa bener bener teriak di dalam hati "itu dari gue juga woyyyyyyyy, kenapa gak makasih ke gue juga luuuu"
Jika kalian berfikir kenapa Arlisa tidak bilang langsung, karena itulah Arlisa. Bodoh.

"Eh mau pesen apa?" Tanya Geo sambil memanggil pelayan.
Pelaya memberikan daftar menu, dan mereka memesan makanannya masing masing.
Jika Della yang untungnya masih punya malu, hanya memesan minuman dan makanan ringan
Beda dengan Arlisa yang tidak punya malu, dia memesan 4 macam makanan.
Setelah, memesan dan pelayan pergi. Arlisa diam, memberikan kesempatan Geo dan Della bicara. Karena, jika dia yang berbicara maka dia tidak akan berhenti. Dan Geo akan marah karena dia tidak memiliki kesempatan bicara dengan Della.

15 menit kemudian. Dengan Della dan Geo yang masih bicara canggung, dan Arlisa yang diam sambil bermain handphone nya. Pesanan telah detang, dan Arlisa tentu saja senang. Setelah pelayan selesai menyajikan makanan dan hendak pergi, mata Arlisa mengikuti perginya pelayan hingga dia memutar tubuhnya.

Saat itulah dia melihat orang lain, dan tatapan mereka bertemu. Entah kenapa Arlisa bisa bertahan dengan tatapan intens itu selama 3 menit, karena biasanya Arlisa tidak bisa bertatapan mata dengan orang. Setelah 3 menit, Geo yang melihat temannya datang langsung menyapanya dan menyuruhnya duduk. Arlisa yang mendengarnya, langsung memutuskan kontak mata mereka dengan perasaan yang deg degkan

***

Yeeeee doubele update

JIKA-MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang