Bertemu 05

6 0 0
                                    


Arlisa pov

Saat Geo menyuruh temannya itu membuka masker, entah kenapa aku bersyukur dalam hati. Jujur aku sangat-sangat penasaran dengan wajah orang di depanku ini. Dan untunglah teman Geo itu mengiyakan. Ya kali gak mau lepas masker, nanti dia kalo mau makan gimana ya kan?

Sebelum temannya Geo itu membuka masker, aku sempat menangkap kalo dia melihat ke arahku, tapi ya sudahlah ya mungkin itu hanya tidak sengaja, pikirku.

Dan dia mulai membuka tali masker yang ada di belakang telinganya, dan bodohnya aku yang merasa melihat sebuah scane film, yang sekarang pemain di film itu sedang melakukan adegan slow motion. Bodoh

Dan..... Dia sudah membuka satu tali maskernya

Iya....

Dan..... Tali satunya lagi

Jzjzzzjzjjz..... Dia menunduk untuk melepasnya

Iya....... Dia sedang merapikan penampilannya mungkin, merapikan rambutnya dengan masih menunduk

Jreng ....

Jreng ....

jreng.. kenapa aku meperhatikannya seperti ini? Halah bodoh amat lah aku benar benar penasaran

Iya..........

Ya....

Ya.....




#BHAKKKK

Kaget dan entah kenapa tiba tiba aku menahan nafas saat melihat wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaget dan entah kenapa tiba tiba aku menahan nafas saat melihat wajahnya. Iya kalian mungkin tahu kenapa. Kalian bayangkan saja jika berada di posisiku saat ini. Di depan kalian ada cogan brohhh. Dan kali ini benar benar cogan, cogan yang benar benar cogan. Yang sumpah dia bener bener sempurna dalam sekali lihat. Seakan akan untuk mengatakan dia tampan, tidak perlu berfikir dua kali. Iya seperti itulah cogan itu bagi Arlisa.

Entah ikatan dari mana, aku dan Della saling melihat beberapa saat, dan saling berteriak lewat tatapan kita
'DIA SANGAT TAMPANN'

Buru buru aku dan Della memalingkan wajah menghadap padanya lagi. Aku berani jamin, wajahku sekarang pasti sangat konyol. Melihat ke Geo, dia juga sedang melihatku dengan senyum meledek padaku. Aku yakin dia mengerti dengan apa yang sedang aku fikirkan.

Jujur aku sangat kikuk sekarang, tiba tiba otakku yang pandai merangkai kata, untuk di ucapkan mulutku seakan tidak berfungsi lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur aku sangat kikuk sekarang, tiba tiba otakku yang pandai merangkai kata, untuk di ucapkan mulutku seakan tidak berfungsi lagi. Aku tidak bisa bicara saat ini, dan suasana hening ini seakan mendukung untukku tetap diam. Suasana sialan, aku tidak bisa seperti ini, aku harus bicara. Atau aku akan tersika saperti ini....... Aku tidak bisa dengan suasana ini

"Baiklah" ucapku pada akhirnya dengan suara yang lumayan melengking "karena sudah datang semua bagaimana kalo kita langsung tiup lilin" aku buru buru mengeluarkan kue yang tadi aku beli dari box. Dan saat aku mencoba menyusun lilin, seperti yang sudah sudah. Kecerobohanku kambuh, dan tanganku yang laknut ini merusak sebagian kue.

"Lis, ya ampun. Lo apaan sih, kumat deh cerobohnya. Sini biar gue aja" kaget Della dengan ekspresi yang gregettan sendiri padaku. Yang parahnya lagi, direspon tawa renyah dari Geo.

Aku yang memang sudah biasa dimarahin karena hal beginian hanya bisa cengengesan. Dan saat pandanganku mengarah pada temannya Geo, dia malah tersenyum seakan akan juga ikutan meledekku yang ceroboh ini. Aku melupakan jika ada dia, kenapa kecerobohanku kambuh sekarang sih.

'Menyebalkan' dengusku dalam hati. Aku langsung saja meraih kotak tisu di depanku. Dan mungkin karena suasana hatiku yang sedikit jengkel, aku meraihnya dengan sangat kuat sehingga kotak tisunya entah karena dorongan apa sampai jatuh.

"Aissss kenapa gue ceroboh banget sih" kataku tanpa sadar, sambil neraih kotak tisu yang jatuh. Jujur aku juga merasa malu sama temennya Geo. Saat aku hampir meraih kotak tisunya, teman Geo sudah terlebih dulu mengambilnya. Aku yang tadi tertunduk untuk mengambil kotak tisu, langsung kembali ke posisi awal hendak mengambil tisu untuk membersihkan kue yang ada di tangan, tanpa memperdulikan orang orang disekitarku ini. Aku lumayan malu.

Aku sadar, bahwa sekarang aku jadi pusat perhatian tiga orang di meja ini. Tapi ya sudah la ya, aku sudah tidak peduli. Udah kadung malu juga, sekalian aja pura pura bego. Mengambil tisu dengan satu tangan yang tidak terkena kue, aku malah menariknya terlalu panjang. Saat aku mencoba menariknya lebih keras, agar tisu terpotong sendiri malah semakin panjang aku menariknya.

Menghela nafas kesal dengan lumayan keras, mungkin karena malu bercampur semuanya. Aku yang hendak menggunakan tangan satunya lagi hendak memutus tisu. Tiba-tiba teman Geo itu membantuku untuk memisahkan tisunya. Kaget, tentu saja aku kaget. Tapi ini yang lebih membuatku kaget, dia membantuku membersihkan tanganku. Melihat tanganku yang dibersihkan orang di depan ku ini. Otomatis aku mengangkat kepalaku untuk melihatnya.

DEG, apa ini?

🦀🦀🦀

Author POV

Arlisa benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan teman Geo itu. Bahkan tatapan Arlisa tidak bisa berpaling dari orang di depannya yang sedang menunduk sambil membantunya membersihkan tangannya.

Arlisa benar-benar merasa seluruh sel dalam tubuhnya sekarang tidak bekerja, karena mendapat perlakuan tidak terduga dari orang yang berada di depannya yang belum dia ketahui namanya.

Setelah selesai membersihkan tangan Arlisa teman Geo itu mendongakkan kepalanya untuk melihat Arlisa dan "Halo.. gue Arya, lo siapa?"

Ucap teman Geo yang ternyata bernama Arya, sambil mengaitkan tangannya dengan tangan Arlisa seperti mereka sedang bersalaman untuk saling mengenalkan diri. Dan di akhiri dengan senyum yang membuat Arlisa semakin kehilangan nafas karena menahan nafas dan kaget tentu saja

****

JIKA-MAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang