Arya POV
Perhatianku selalu berfokus pada dua wanita di depanku ini. Lebih tepatnya wanita yang sekarang persis duduk di depanku. Untuk beberapa alasan, aku tidak menyesal datang ke tempat ini sekarang.
Aku sadar bahwa. Pertama, Geo sadar bahwa aku tertarik pada wanita didepanku ini. Iya, jujur aku tertarik padanya. Entah apa yang ada pada dirinya yang membuat aku tertarik padanya. Dan tentu saja Geo sadar, dia sudah lama berteman denganku dan dia tahu betul bagaimana aku.
Kedua, wanita yang menarik perhatianku ini, sedang gugup atau salah tingkah atau apapun lah itu namanya. Dan jujur lagi, dia manis saat seperti ini. Lucu juga, kenapa wanita manis sepertinya memiliki kepribadian yang lumayan aneh. Ya untuk sekarang masih lumayan, karena aku baru mengenalnya.
Seperti tingkahnya sekarang, ia sedang mencoba menyalakan lilin pada sebuah kue yang aku yakin kue itu untuk Geo.
Aku benar-benar memperhatikannya, mangkanya aku merasa lucu saat tangannya itu tidak sengaja merusak sebagian kue. Saat dilihat, dia seperti tidak akan melakukan kesalah dia normal normal saja saat akan menyalakan lilin, tidak gugup atau yang lainnya.
Tapi, entah keanehan dan kekuatan dari mana tangannya tiba-tiba merusak kue itu Tidak semuanya, hanya sebagian yang rusak tapi itu benar benar konyol dan aneh bagiku. Aku yang sedikit terkejut dengan yang dia lakukan, merasa lucu sendiri hingga membuatku tersenyum, dan berfikir 'apa yang dia lakukan'
Apa lagi saat dia memasang muka bersalah dengan diselingi cengiran, yang aku tebak ekspresi itu di tunjukkan agar dia tidak terkena teguran. dan di akhiri kecemberutan yang menurutku sangat lucu.
Iya, sekarang dia memasang wajah cemberut setelah ditegur oleh temannya. Oke sip aku benar-benar memperhatikannya, bahkan sampai sekarang pun masih. Dia sempat melihat ke arahku, dan dia langsung memasang wajah kesal, yang spertinya itu karena aku.
Aku dibuat ingin tertawa karena ekspresi wajah yang dia tunjukan hanya dalam beberapa menit yang bisa berubah-berubah itu. Fix bagiku dia benar banar lucu dan manis.
Tak.. (suara benda jatu)
Pffff, lihatlah gadis ini. Apa dia benar benar kesal? sampai membuat kotak tisu yang ingin dia ambil entah bagaimana bisa jatuh, membuatku reflex menggeleng-gelengkan kepala heran.
Dia menghela nafas lumayan keras sekarang? Kenapa? Apa dia marah sekarang? Pada siapa? Pada dirinya sendiri? Pikirku yang dari tadi menilai tingkahnya.
Aku berinisiatif membantunya mengambil kotak tisu yang jatuh, mungkin karena sudah tidak tega saat melihat ekspresi nya itu. Merunduk untuk mengambil kotak tisunya dan saat sudah mendapatkan kotak tisunya aku kembali pada posisi dudukku yang semula, dan melihatnya yang ternyata sedang merunduk sepertinya mencoba mengambil kotak tisunya juga.
Dia duduk lagi dengan posisi semulanya, dan apa ini? Ekspresi baru lagi? Dan sekarang apa? Waw, apa dia sekarang dia memasang wajah lelah? Hahahha apa dia lelah dengan tingkahnya sendiri. Dia benar benar membuatku tertawa sekarang, hanya saja saat ini aku hanya bisa tertawa dalam hati.
Dia mengambil tisunya dan, sepertinya tenaganya tidak sama dengan wajahnya yang terlihat lelah. Tenaganya justru terlihat masih banyak, terlihat dari cara dia mengambil tisunya. Apa dia anak tk? Pikirku. Kenapa dia mengambil tisu seperti itu? Dengan menarik tisu seperti itu?
Srettt. Lagi? Dia menarik gulungan tisu itu lagi. Dan sekarang tisu yang sudah dia ambil sudah lumayang panjang. Hahhaha apa dia berpikir akan bisa memisahkan tisunya dengan cara menariknya seperti itu terus? Wahh dia benar-benar sesuatu.
Baiklah sudah cukup dia menghiburku dengan kegiatan mengambil tisunya, aku sudah terhibur dan akan membantunya dengan urusan mengambil tisu.
Membantunya memisahkan tisu dari box tisu dan entah kenapa aku mengambil alih tisu yang tadi dia ambil itu. Selanjutnya lebih mengajutkan lagi, entah inisiatif dari mana aku meraih tangannya yang terkena cream kue dan membantunya membersihkan cream kue yang ada di tangannya itu.
(Anggap aja itu krim kue:v)
Aku sempat meliriknya, sepertinya dia terkejut. Tentu saja dia terkejut, aku saja terkejut dengan tingkahku ini.
Saat membantunya membersihkan tangannya, tidak ada yang bicara di meja ini karena sepertinya mereka (Geo dan Della) juga memperhatikan aku dan dia.
Dia? Hmmm setelah aku pikir pikir, aku belum tahu siapa namanya. Selesai membersihkan tangannya, aku langsung meraih tangannya untuk membuat tanganku dan tangannya bersalaman.
"Halo.. gue Arya, lo siapa?"
Oke fix ini gila, kenapa aku harus gugup seperti ini? Ini hal yang biasa kan?
****
KAMU SEDANG MEMBACA
JIKA-MAKA
RomanceJIKA kita tidak pernah bertemu MAKA kita tidak akan pernah saling memikirkan satu sama lain. JIKA kita tidak saling mengenal MAKA tidak akan ada cinta di antara kita. JIKA kita tidak pernah bersama MAKA kita tidak perlu saling merasakan sesaknya sal...