#Author POV
Tanpa Arlisa sadari dia berbicara dengan intonasi yang tidak wajar untuk seukuran orang yang sedang ngomongin orang lain. Yang membuat Teman Geo itu mau tidak mau dapat mendengar perkatannya tadi.
Dia merasa tersinggung? Tentu saja. Tapi, dia masih bisa tersenyum di dalam maskernya itu, karena dirinya sudah terbiasa mendapat penilaian seperti itu. Tapi yang lebih membuatnya tersenyum adalah, cara Arlisa bicara yang sepertinya tidak suka padanya dan yang tidak sadar jika suaranya itu nyaring. 'Polos' ucapnya dalam hati.
Setelah memesan makanannya dan mendapat nomer dari pelayan kafe, lelaki itu kembali ke tempat temannya Geo, yang sedang berkumpul dengan 2 teman ceweknya.
"Hey HBD bos.. tua dah lu ya sekarang, siap siap di paggil tuhan ya. hehehe sory baru sempet ngucapin" menepuk pundah Geo, sambil tertawa di dalam maskernya.
Geo hanya menghela nafasnya, mendapat ucapan temannya yang tidak seperti ucapan selamat ulang tahun itu"Iya iya, udah duduk dulu. Gue mau kenalin lo ke mereka dulu, gak enak kalo belum saling kenal" kata Geo, sambil menyuruh temannya itu duduk.
Setelah temannya itu duduk, Geo kembali melihat ke temannya. Temannya yang merasa di perhatikan langsung melihat ke arah Geo lagi "Kenapa?" Ucapanya sambil mengernyitkan dahi, tanda dirinya bingung.
"Buka dulu napa masker lu Ya, gak enak bener dilihat. Kayak orang penyakitan. Bukan cepet!" Perintah Geo yang langsung di respon temannya dengan anggukan.
Sebelum mebuka masker, entah kenapa dia tertarik untuk melihat ke tempat temannya Geo itu duduk. Setelah melihat hanya sebentar, dan melihat kedua wanita yang duduk didepannya diam saja. Seakan mereka juga menyuruhnya untuk membuka masker. Akhirnya setelah itu dia membuka maskernya dan.............
.
Jeng
.
Jeng
.
Jeng
.
Jeng
.
Jeng
.
Jeng
.
Jeng
.
Jeng
Setelah masker itu dibuka, betapa terkejutnya Arlisa dan Della. Mereka melihat temennya Geo yang belum mereka tahu namanya itu dengan tampang yang benar benar konyol, mungkin kalian biasa mengiranya sendiri lah ya karena apa. Apalagi Arlisa, tempangnya benar benar konyol, mukanya sampai merah karena menahan nafas. Setelah itu, entah ikatan dari mana Arlisa dan Della kompak saling memutar kepala sehingga saling pandang. Dan mereka seakan bicara lewat tatapan, yang mengartikan kata yang sangat hebat yaitu 'TAMPAN'. Dan mereka bersama sama lagi menggigit bibir bawah mereka seakan menjerit dalam hati mengatakan kata itu berulang kali, dan mengisyaratkan bahwa mereka yang benar benar merasa kagum dengan mahluk di hadapan mereka itu.
Tanpa mereka sadari, satu laki-laki didepan mereka memperhatikan tingkah mereka. Atau lebih tepatnya memperhatikan Arlisa. Dari muka Arlisa yang terlihat merah karena seperti menahan nafas, membuat laki laki itu tadi berinisiatif untuk menyuruhnya jangan lupa bernafas. Hingga Arlisa bertukar pandang dengan Della pun tidak luput dari penglihatannya, yang membuat lelaki itu geli sendiri. Karena mereka yang terlihat seperti sodara kembar, akibat tingkah mereka yang kompak tanpa aba aba itu.
Laki- laki itu tersenyum tipis, karena mengerti maksud mereka. Tentu saja, mereka terpesona pada dirinya. Siapa yang tidak terpesona pada dirinya ini, bangganya dalam hati. Apa lagi setelah melihat respon Arlisa. Dia benar benar merasa gadis itu lucu, tingkahnya itu benar-benar menghibur bagi lelaki itu. Laki-laki itu berfikir, bukannya tadi perempuan itu yang menghinanya?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
JIKA-MAKA
RomanceJIKA kita tidak pernah bertemu MAKA kita tidak akan pernah saling memikirkan satu sama lain. JIKA kita tidak saling mengenal MAKA tidak akan ada cinta di antara kita. JIKA kita tidak pernah bersama MAKA kita tidak perlu saling merasakan sesaknya sal...