4

6 1 2
                                    

"silakan membentuk kelompok, masing - masing terdiri dari 2 orang, kerjakan dalam satu kertas saja!" perintah bu nunik, Guru Biologi

"oh shit! Gumam Lea. Dia bingung karena hari ini Jane nggak berangkat. Otomatis Lea harus mengerjakan tugasnya sendiri.

"buk boleh dikerjakan sendiri tidak?" Tanya Eden membuat Lea sadar kalau temen sebangku Eden juga nggak masuk.

"tidak boleh, tugas harus dikumpulkan pada jam biologi ini. Jika dikerjakan sendiri pasti tidak selesai karena tugas yang harus di gambar sangat banyak" jelas bu Nunik

"jika terpaksa nggak ada pasangan, boleh gabung sama kelompok lain." Imbuhnya

"oiya, makasih buk" sebenarnya itu bukan jawaban yang diharapkan Eden

"OMG, berarti gue sama eden dong. Aduuh, yang ada gue nggak ngerjain malah salting heuheu" ucap Lea

Eden beranjak dari tempat duduknya, sepertinya ingin duduk di pojok bersama Lea. Lea mencuri pandang ke arah Eden. Lea udah senam jantung dari tadi. Bagaimana nggak grogi, biasanya Lea duduk dengan Jane semata dari kelas XI, tapi sekarang duduk sama orang yang sama sekali belum pernah bicara secara langsung dengannya, ditambah lagi Lea adalah salah satu pengagum rahasia Eden ketika kelas XI. Meskipun kelas XI mereka beda kelas, tapi lea sudah mengetahui seluk beluk Eden, cowok ganteng, aktivis organisasi, berprestasi, dan rumornya Eden adalah cowok yang dingin. Tapi kenyataanya setelah seminggu sekelas dengannya watak Eden mulai terlihat, Eden sama sekali nggak dingin, tapi nyinyirs kayak jebolan lambe turah. Ups!

"ehm" suara eden berhasil membuat Lea menoleh kearahnya

"eh iya" jawab Lea datar, padahal dalam hati teriak "besrsikap biasa aja 999x"

"gue bagian gambar kulit sama lidah, lo telinga, hidung, sama mata" perintahnya enteng sambil memperbaiki posisi duduknya

"mana ada, enakkan di elo susahan di gue dong" jawab Lea protes

"lo nyadar juga ternyata hehe, gue aja yang gambar. Lo yang kasih penjelasan sama fungsi , gue tadi ngetes lo aja kok" jawab Eden sok cool

Lea malas menjawab. Dia mencari handponenya untuk menghubungi Jane, tapi tidak ditemukan benta warna hitam itu.

"Aduh, iya kayaknya tadi tertinggal di meja makan" gumamnya sendiri sambil menepuk jidatnya

"lo kalo belum ada kerjaan, setidaknya diam kek" celetuk Eden yang tergangu karena polah Lea.

"Eden, gue pinjem hp lo boleh nggak?" Lea tidak menghiraukan ucapan Eden, dia berusaha pasang wajah melas semelas mungkin

Eden mengambil hpnya di saku celana dan meletakkannya di atas meja, tepat di depan Lea.

"Makasih" Lea menaikkan sudut bibirnya setinggi mungkin, senyumnya terlihat sangat manis dan tulus

Lea hendak mengambil hp Eden, tapi tangan Eden juga mau mengambil hp itu. Seketika tangan Lea terhimpit oleh tangan Eden dan hp. Rasanya Lea ingin berteriak, jantungnya udah takikardi dari tadi jdak- jduk. Eden cepat mengambil hpnya.

"dengan 1 syarat" ucapnya cepat, untuk menutupi saltingnya

"ribet" jawab Lea singkat dan langsung memusatkan perhatiannya ke luar kelas. Lea tidak berani menatap Eden

"Follow IG gue dulu , baru gue kasih hp ke elo." Ucap Eden berusaha untuk menarik perhatian Lea

"gue pinjem hp lo karena hp gue katinggalan hm!" cerocos Lea sebal

" oiya, pake hp gue aja tambah akun ig lo"

"segitu pentingnya kah" desis Lea pelan tapi berhasil di dengar Eden

" mau nggak?" tantang Eden

"y"

Begitu hp di tangannya. Lea langsung menghubuni Jane tapi tidak di read, Lea mencoba untuk menelfonnya lewat WA tapi tidak di angkat. Kemudian Lea menelfonnya lewat panggilan seluler sampai 3 kali tidak diangkat.

"Apakah dia sakit" gumam Lea sambil meremas jemarinya dan memandang jauh keluar jendela.

"Lea lo ngapain sih gelisah banget?" Tanya Eden penasaran, ternyata daritadi Eden memperhatikan tingkah Lea.

"hm?"

"lo ngapain gelisah gitu, jangan sampe lo kemasukan makhluk ghoib" ucapnya sambil memusatkan perhatiannya ke gadis disampingnya dan meninggalkan gambarannya.

Lea nggak memedulikan sikap dan perkataan Eden, mungkin karna tatapan Lea kosong kayak orang bingung, makanya Eden takut kalau Lea kemasukan.

" sekali lagi. Bismilah" ucapnya mantab sambil menekan tanda telfon

Dan finally diangkat.

"Hallo, siapa?" ucapnya disebrang

"oi, kemana aja lo, kenapa baru diangkat, bikin cemas aja" gerutu Lea tanpa jeda

"Oh, tenang gue masih di atas tanah. Belum menyatu dengan tanah." Ucapnya nyengir

Jane tau kalau Lea sangat mencemaskannya, tapi dia nggak ada paket data dan pulsa untuk mengabarinya. Dan dia males beranjak dari kasur untuk membeli keduanya. Jane akan beranjak dari kasur hanya untuk makan, nonton film, dan menyelesaikan wattpadnya. Eh ralat, itu nggak beranjak dari kasur, tapi duduk di kasur hehe , intinya dia kalau malas pasti nempel kasur terus sampai mampus!. Jane tertawa sendiri membayangkan sahabatnya ini mengkhawatirkannya.

"lo ngapain nggak berangkat. Setidaknya bilang kek sama gue kalo lo nggak berangkat, biar gue nggak usah berangkat juga. Males banget gue berangkat duduk sendiri kayak orang bego gini" cerocos Lea

"hm, ini gue duduk sama lo" sela Eden tidak terima

"geu baru males" jawab Jane dari sebrang

"males jidat lo" ucap Lea sebal tanpa menghiraukan ucapan Eden

"lo nggak sakit gara - gara kemarin kan?" ucap Lea khawatir dengan sahabatnya yang sedang mencari orang tua kandungnya ini

18 tahun yang lalu Jane lahir, dia ditemukan di depan pintu panti asuhan "Ananda Ceria" di pagi hari tanpa diketahui orang tuanya siapa, yang ada hanyalah sebuah tulisan di selembar kertas Jane Mikaila, kata orang tua angkatnya sih. Jane diadopsi oleh orang tua angkatnya waktu dia berumur 6 bulan.

"gue males aja"

"nanti gue kesana deh, lo mau apa biar gue bawain?"

"gue nggak papa kok. Lagian gue males buka gerbang, lo kerumah gue pas gue udah nggak males aja" ucapnya datar

"gitu amat" dia tahu bagaimana kalau sahabatnya ini malas bagaimana kelakuannya.

"Oke, gue tutup yah. Oiya besuk harus berangkat okei?" susulnya

"hm" ucap Jane tanpa semangat

"Nih makasih, nanti pulsanya gue ganti deh" ucap Lea sambil menyodorkan hp ke Eden

"minimal 20.000, kalo dibawah itu mending nggak usah" ucapnya sok serius

"nggak becanda, nggak usah, ikhlas kok gue" ucap Eden setelah melihat mulut Lea terbuka siap untuk ngomel

"hm makasih hehe" senyum manisnya kembali terukir untuk Eden

"btw gue belum follow lo" tambahnya sambil cengingisan

"anak - anak, tugasnya silakan dikumpulkan." Ucap bu nunik

Lea lega mendengar itu karna itu tandanya sebentar lagi istirahat dan Lea bebas dari omelan Eden. Lea langsung pergi ke toilet untuk menghindari omelan Eden.

Three Union Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang