Lea membantingkan tubuhnya di atas kasur, rasanya capek sekali setelah menulis wattpad pertamanya episode pertama juga. Cukup menguras pikiran karna belum pernah melakukan hal tersebut selama hidupnya.
“setelah gue pikir – pikr, gue tadi keliatan akrab banget sama Eden.” gumamnya
Lea termasuk susah bergaul karna sifatnya yang pendiam dan bodo amat, tapi kenapa sama Eden tadi….
“Oh mungkin karna tadi terdesak, harus telfon Jane” jawabnya dalam hati
Drrrt drrrrt drrrt (hp lea bergetar)
“ wah udah nggak males nih, kenapa telfon gue jan?”
“besok lo duduk di tempat yang tadi aja” matilah aku, batin Lea.
Ternyata ini telfon dari Eden, Lea melongo. Biasanya yang membunyikan hpnya hanya panggilan dari Jane. Lea nggak menjawab ucapan Eden, tapi malah mondar – mandir di kamar. Sumpah mau jawab apa bingung.
“semoga dia kehabisan pulsa ya Rabb. Tolonglah hambamu ini” batin Lea
“yak” ucap Eden
“ya halo lo bilang apa tadi putus putus, sinyalnya jelek mungkin”
“besok kam..” ucap Eden belum selesai
“ya..ya..apa?” Lea pura – pura nggak dengar
Segera dia mengakhiri telfon dari Eden. Dia memutuskan untuk mengaktifkan paket datanya dan mulai membaca pesan – pesan yang masuk entah itu grup maupun pc. Ternyata Eden udah nge-chat Lea sebanyak 4 kali sebelum dia menelfon Lea.
Eden :”Lea”
Eden: “untuk besok dan seterusnya duduklah di tempat yang sama”
Eden: “okei?”
Eden: “Lea”Lea nggak tau apa motifnya, yang jelas dia dag dig dug. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 01.15 tapi dia belum berhasil menutupkan mata. Lea sudah mematikan lampu dari jam 10, udah pake penutup mata sejak tadi jam 12. Sudah mendengar lagu yang biasanya dia gunakan sebagai pengantar tidur tetap saja nggak bisa tidur. Dia ingin teriak sekencang – kencangnya menyebut nama Eden.
“oke gue balas chatnya aja, munkin gue nanti bisa tidur”
Lea:“suka – suka gue”
Lea berfikiran kalau Eden udah tidur dan chatnya nggak akan dibalas. Ternyata beberapa detik kemudian “gling” suara whatsapp menunjukkan bahwa ada pesan masuk.
Eden:”Harus!”
Lea:” suka – suka”
Eden:” suka – suka aja terus, boros ah”
Lea: “suka – suka”
Eden:”nanti gue traktir deh kalau lo duduk sama gue dipojokan, lo kan pinter kimia”Astaga Lea lupa kalau besuk ulangan kimia, ini semua gara – gara memikirkan Eden yang tidak jelas itu. Waktu menunjukkan pukul 2, Lea masih sibuk dengan molaritas, dll. Sesaat kemudian dia tertidur.
****Lea kesiangan, mau nggak mau dia harus naik ojek biar nggak telat mengingat jam pertamanya adalah kimia.
“Ma aku berangkat” teriak Lea sambil berlari menuju motor yang menjemputnya.
Jalanan sangat macet hari ini, mkalum karna sudah jam 06.50. Antrian di lampu merah sangat panjang, membuat Lea semakin gemas saja, seakan – akan dia ingin turun dari motor dan lari saja.
“ maaf, agak cepat ya pak, saya takut telat” perintah Lea sopan
“ iya neng”
Setelah menerobos puluhan mobil dan motor, sampailah Lea di jln. Merapi, itu berarti jarak ke sekolahnya tinggal sedikit lagi. Lea melihat kiri kanan untuk menghilangkan kepanikannya, mata Lea berhenti, menyorot lebih dalam orang yang mengemudikan mobil hitam disampingnya. Lea sangat tahu dia siapa. Laki – laki berkemeja putih itupun menatap Lea dan membuang mukanya.
“dia papa, aku yakin dia papa” ucap Lea pelan, bendungan airmatanya sudah siap di tumpahkan sekarang juga dihadapan papanya, namun dia menahannya.Lea menggigit bibir bawahnya sekuat – kuatnya, dia nggak mau menangis di depan papanya. Lea ingin sekali memanggilnya, tapi dia tidak kuasa memanggilnya, rasa sesak di dadanya semakin terasa berat melihat ayahnya lupa dengan Lea. Lea sudah tidak sanggup menahan tangisnya, diam – diam dia menangis di jalan beriringan dengan kendaraan yang siap melaju karna lampu sudah menunjukkan warna hijau.
“ pak tolong ikutin mobil itu” ucap Lea lemah
“maaf neng, bukannya tadi pesennya di SMA Nusantara”
“oh iya pak” Lea kemudian berfikir untuk turun di sekolahnya saja, Lea belum siap untuk ketemu papanya, Lea nggak mau ketemu papanya hanya untuk menangis seakan minta dikasihani. Lea juga mempunyai rencana untuk menyelidikinya dulu.
Waktu sudah menunjukkan 7 kurang 5 menit, itu berarti sebentar lagi gerbang akan segera ditutup. Eden mondar – mandir di belakang tempat duduknya kayak orang bego.
“jan, Lea kemana nggak biasanya jam segini belum datang?”
“nggak tau gue” jawabnya datar untuk menutupi kegelisahan yang dirasakan sama halnya dengan Eden, kenapa sahabatnya ini belum datang, jane berdiri di daun pintu menunggu kedatangan sahabatnya.
“Apa dia sakit? Tapi kemaren malam dia habis chat sama gue” jane kaget mendengarnya, tapi berusaha untuk biasa saja. Sementara Rara yang mendengar itu hatinya sangat panas.
Jane lega telah melihat Lea dari kejauhan, rasanya lega sekali. Tapi dia pura – pura biasa aja. Dan bergegas menuju tempat duduknya.
“Udah jam 7 kurang 2 menit lagi” ucap Eden gelisah
“perhatian banget lo sama Lea eaak” ucap Jane
“seriusan. Emm bentar lagi ulangan kimia oi” telinga Eden merah jambu dan berdiri dari kursi agar saltingnya bisa tertutupi
“dia udah sampai gerbang kok, Tenang bro”ucapnya mempersilakan. jane bisa membaca sikap Eden, dia jatuh cinta pada Caylea, sahabatnya.
Eden membelokkan arahnya ,yang tadi mau ke tempat duduk Jane. Sekarang dia lari keluar kelas untuk menjemput Lea. Matanya menangkap gadis itu, gadis itu kelihatan pucat pasi dari kejauhan. Eden berlari kearahnya penuh semangat seperti anak kecil yang menyambut papanya pulang bawa oleh – oleh. Tapi sebelum Eden sampai di tempat Lea, Lea sudah tergeletak lemah. Eden lari untuk membawanya ke UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Union
RandomLea tidak bisa hidup tanpa sahabatnya, Jane. Di sisi lain Lea memiliki pacar baru bernama Eden, keduanya saling mencintai. Tapi setelah beberapa bulan, hubungan mereka harus berakhir. Bertiga, nggak ada orang ke 3.