♪18♪

1.4K 109 13
                                    

Jovanka sekarang tengah mengemasi barang-barang nya

"Jovan? Mau kemana?" Tanya Aiden yang baru saja keluar dari kamar mandi, dia bersifat Natural seolah dia tak mendengar apa-apa.

"Oh? Aku? Mau pulang besok, karena ibu ku menyuruh ku pulang, aku tak bisa melawan perkataan ibu ku jika seperti ini" Jawab Jovanka

"Eoh? Kamu pulang cepet, lebih cepet, kan masih ada seminggu lagi, aku temenin yah?" Tanya Aiden

"Ga ga,ga usah kamu di sini aja nikmatin liburan kamu, pliss jangan ikut ok?" Tanya Jovanka

"Ya udah kalo itu mau kamu, aku turun dulu ya" Aiden melesat meninggalkan Jovanka sendiri di kamar yang tengah mengemasi barang-barang nya

"Jov, kamu udah denger berita belom?" Tanya Namjoon

"eh? Berita apaan?" Tanya Jovanka lalu mendekat ke arah Namjoon

Namjoon menunjukan Handphone nya dan menunjukan sebuah Browser terbaru yang tengah hangat di bicarakan.

Sebuah perampokan terjadi di rumah direktur ternama.

Di temukan 1 mayat yang berada di dalam kamar dengan bersimbah darah dengan banyak sekali luka tusukan, mayat tersebut di duga di bunuh oleh perampok

Setelah di otopsi mayat tersebut bernama Jonathan Edwards.

Di dalam rumah terdapat seorang wanita yang tidak sadarkan diri, dengan luka berat di sekujur tubuh nya, wanita itu bernama Vania Vanka

"AYAH?!" pekik Jovanka sambil menjambak rambut nya

"Jovan! Jovan!" Namjoon memeluk Jovanka erat, dan membiarkan Jovanka menangis di dalam pelukan nya.

"AYAAAAAAHHH!!!!!" teriak Jovanka semakin keras, pikiran nya semakin kalut.

-

Di ruang tamu empat remaja tengah saapan

"Gi, var, kak hye. Jovanka bilang dia mau pulang besok karena ibu nya meminta nya pulang" Ucap Aiden Jujur

Uhuk

Alvaro terkejut dan tersedak golok. Nggak nggak

Tersedak nasi :v

"Mangkan nya kalo.makan hati hati napa sih" Aiden menyodorkan minum kepada Alvaro

"Kok dadakan?" Tanya Hyerin

"Gatau, tadi sih pas ibu nya nelfon ibu nya nangis nangis gitu" Jawab Aiden

"Jadi kita ikut pulang?" Tanya Alvaro

"Nggak, Jovanka ga ngizinin kita ikutan pulang" Jawab Aiden

"Dia nyuruh kita tetep liburan di sini" Lanjut Aiden

"AYAAAAAAH!!!!!!!" Teriakan Jovanka berhasil membuat mereka semua terbangun dan berlari ke arah kamar Jovanka dan Aiden

Saat mereka masuk ke dalam kamar, mereka menemukan Jovanka yang tengah menangis sambil memeluk lutut nya

"Ayah" Rintih Jovanka

"Ayah"

"Ayah"

"Ayah"

Hyerin meneteskan airmata nya lalu menghambur memeluk Jovanka Erat

"Van? Kenapa? Cerita sama kakak, cerita, jangan di pendam" Bisik Hyerin di tengah pelukan nya

Jovanka menyodorkan Handphone Namjoon yang sedari tadi di peluk nya

Pliss hp ku astogeh-batin Namjoon.

Hyerin membaca berita di Handphone Namjoon tanpa menghiraukan Handphone siapa itu.

Hyerin memeluk Jovanka sangat erat, Hyerin sangat mengerti apa yanh dinrasakan Jovanka, perih, ditinggalkan, semua campur di hati Jovanka

"K-kak, ijinin aku pulang, tapi kalian ga usah ikut pulang, aku mohon, aku ga mau ngerusak kebahagiaan kalian, ijinin yah" pinta Jovanka, sambil memegang Hanphone Namjoon.

"Ehem... hp aku tolong yah" ucap Namjoon

Jovanka sungguh tak ingat akan kehadiran seorang Kim Namjoon di samping diri nya

"Kalau emang itu mau kamu kakak ga akan nolak, titipin doa buat ayah kamu, karena kakak sudah menganggap ayah kamu adalah ayah kakak sendiri" jawab Hyerin.

-TBC-

7 Shadow Brother (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang