♪34♪

1.2K 88 1
                                    

Di sebuah taman dan di siang bolong, seorang bersurai coklat dengan iris mata coklat muda itu tengah duduk manis sambil menatap air mancur taman itu kosong.

Mata nya sembab, dengan kantung mata yang besar dan menghitam menghiasi mata sipit manis nya.

Tidak lama ada dua orang yang datang menghampiri lelaki berjaket biru yang tengah duduk itu.

"William" Lelaki berjaket biru itu tidak menoleh sama sekali dia mendengar siapa yang memanggil nya.

"William" Panggil orang tadi

"William, makan lah dulu, jangan tidak makan" Kini orang itu menghampiri Lelaki bernama Aiden William Abhivandya itu.

"Aku masih kenyang Alvaro, terima kasih" Akhir nya lelaku itu mengeluarkan suara nya.

"Makan lah sedikit, dari kemarin kau belum makan bahkan tidur pun tidak. Mata mu sembab kau butuh istirahat" Sahut lelaki di samping Alvaro.

"Tidak terima kasih Hyungi. Aku tidak butuh itu semua yang aku butuhkan hanya lah ibu ku sembuh" Jawab Aiden.

"Apa kau tidak mau melihat ibu mu tersenyum melihat anak nya sehat?" Tanya Alvaro.

"Aku yakin setelah kau makan ibu mu akan sadar" Hyungu meyakinkan Aiden sambil memeluk Aiden.

Aiden tersenyum dan kembali meneteskan air mata nya. Hei.

Tayo

Hei dia bersyukur memiliki sahabat seperti mereka. Pengertian baik. Dan yang lain nya.

Aiden mengambil kotak makanan yang ada di tangan Alvaro. Lalu memakan nya.

'Aku tahu aku bukan sahabat mu will, aku bukan siapa siapa mu, aku sandaran mu, aku hanya sekedar si anak penebar senyuman dan pembuat bahagia. Aku tahu, penyakit ibu mu kau sembunyikan dari kami aku tahu, namun jika kau mampu dan snaggup untuk menahan beban hidup mu akan ku bairkan, aku tidak memaksamu, karena aku tahu, ayah mu dimana ibu mu kenapa, aku tahu segala tentang mu will. Aku benci ketika melihat mu menangis. Jangan menangis' Batin Alvaro sambil. Memandang Aiden tersenyum.

Hyungi memang tidak tahu, namun Alvaro tahu karena Alvarolah yang rela menguntit kemana Aiden pergi.

Bahkan Jovanka yang notabene nya sahabat dari pertama muncul saja tidak tahu dimana titik lemah Aiden.

"Setelah ini, ayo aku ajak kau ke suatu tempat" Ajak Alvaro dengan senyum terbaik nya.

-

Jovanka membuka mata nya berat, dia terkejut saat dia sudah berada di kamar nya. Karena terakhir dia merasa tertidur di bahu Jimin. Lalu kemana Jimin.

"Oppa?" Tanya Jovanka sambil membuka pintu kamar nya, dna dapat dilihat Jimin tengah menonton televisi di ruang tengah sambil memakan cemilan milik Jovanka.

"Yak!" Jimin terkejut, dia menoleh dan mendapati Jovanka dengan wajah Datar nya itu.

"Ada apa?" Tanya Jimin.

"Itu cemilan kuuu" Rengek Jovanka sambil mempoutkan bibir nya.

"Aku baru membuka nya beberapa menit lalu, tidak akan habis Sayang" Jovanka ikut menimbrung lalu ikut memakan makanan itu.

"Aku tertidur lama sekali yah?" Tanya Jovanka

"Sangatt lama, sampai aku bermain dengan Taehyung tadi di sini" Jawab Jimin

"Maafkan aku nee?" Tanya Jovanka

"Tidak apa apa. Kau kelelahan"

Saat Jovanka baru saja mengambil cemilan di kantung cemila yang di pegang Jimin dia terkejut, lalu berlari kemeja belajar nya.

"Yak! Tugas ku" Jovanka membuka buku nya dan betapa terkejut nya dia saat buku itu sudah terisi dan semua jawaban nya benar.

"Namjoon Hyung yang mengerjakan nya" Seru Jimin dari Jauh.

Jovanka tersenyum. Lalu berlari.

"Bisakah kau memeluk ku?" Tanya Jovanka, Jimin menoleh sambil tersenyum.

"Dengan senang hati" Jimin memeluk Jovanka

"Ucapkan terima kasih kepada Namjoon Oppa" Bisik Jovanka di sela pelukan itu.

"Akan ku sampaikan" Jawab Jimin.

"Baiklah, istirahat lah, sekarang sudah malam, atau kau lapar? Dari pagi kau belum memakan apapun sayang" Jovanka tersenyum, dia sampai lupa makan karena hibernasi nya.

"Baikalh akab ku buatkan apa yang kau suka adik manis" Jimin bangkit lalu berjalan ke arah dapur untuk membuatkan masakan kesukan Jovanka.

Jovanka tersenyum.

-

"Apa kau akan kembali menginap disini?" Tanya Hyungi.

"Aku akan senantiasa menemani ibu ku" Jawab Aiden sambil memeluk kedua sahabat nya.

Alvaro tersenyum "akan ku temani Aisyah kawan" Aiden tertawa

"Jangan kau jahili alien" Ejek Aiden

"Tidak, aku anak baik nan tampan bahkan ketampanan ku melebihi worldwide handsome Kim Seokjin" Jawab Alvaro di ikuti cekikikan dari Aiden dan Hyungi

"Aku mendengar itu kawan, aku masih mendengar belum aku lempar batu kao" Batin Seokjin.

Abaikan

"Sudah jangan menghayal" Aiden menepuk punggung Alvaro.

"Kalian pulang, terima kasih hari ini, cepat lah, ini hampir tengah malam" Lanjut Aiden

"Baiklah kawan" Mereka pamit dan pulang.

Aiden tersenyum, lalu memasuki kamar ibu nya.

Ibu nya masih, belum sadarm Aiden tersenyum dan menggenggam tangan ibu nya erat.

"Ibu? Ibu lihat bukan? Aku sudah punya teman, banyak, mereka baik, dan aku akan menjaga mereka asal ibu bisa sembuh. Ibu tidak boleh pergi. Ibu harus disini bersama ku. Aku tahu ini agak egois tapi aku hanya menginginkan canda tawa ibu seperti dulu.

Aku merindukan ibu, kapan ibu akan membuka mata ibu dan melihat senyumku? Kapan bu? Aku benar benar merindukan ibu, sungguh" Air mata Aiden kembali mengalir dia mencium tangan ibu nya yang halus itu, air mata berhasil lolos dari kelopak mata Aiden. Dan membasahi pipi putih Aiden.

Tak lama mata Aiden terasa berat, dia pun tertidur di samping kasur ibunya.

-TBC-

'Berapa lama aku harus menunggu? Berapa lama aku harus begadang? Untuk melihat mu. Untuk bertemu dengan mu.'

'Bangtan Seonyeondan'

Cie double update wkwk

Woe tinggalkan jejak kawan. Jangan lupa Vote yah, jika kalian Vote itu menambah semangat ku buat nerusin tauk😂😂 sertakan Vote dan komen apa yang kurang

Sekian terimakasih dari Author yang cantik

Bisa di follow ig nya @alya_tsabitha

Itu pun kalo kalian ke to the po tentang muka author wkakak

7 Shadow Brother (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang