Chapter 2 - Menyukai saja begitu sulit.

42 6 0
                                    

"Lo ga cantik, ga usah deketin Sean."

***

Esok pagi di ruang tamu...
     "Mamah!! Ada maling di rumah ini!!" Teriakku. Membuat Mama yang sedang masak terkejut dan si Maling yang gelagapan.

     "Sayang nyalain lampu ruang tamu nya." Kata Mama mendadak santai.

     Aku menyalakan lampu dan melihat si maling. Ternyata, Deran?! Ya Tuhan. Bikin orang jantungan aja.

     "Ngapain lo disini?" Tanyaku.
     "Lo lupa?"
     "Apa?"
     "Gua kan jadi abang gojek lu Sha."
     Seketika aku ingat pesan Papa kemarin. Aku lari ke mama di dapur karena malu.

•••

     "Peluk aja kalo takut naik motor tinggi." Kata Deran.
     "Udah nyetir aja!!"
     "Galak amat si mba."
     Aku mengetok helm Deran. Dan ia langsung terdiam. Haha lucu juga kalo dia nurut.

     Sesampainya di parkiran sekolah, semua mata tertuju padaku dan Deran. Mulut mereka mulai berbisik-bisik.

     "Bukannya itu Deran sama Pasha ya?"
     "Mereka balikan?"
     "Serius? Wah gosip nih."

     Sebenarnya aku tak terlalu memedulikannya. Aku berjalan saja seakan aku tidak punya telinga. Tak sadar, ada sepasang mata cowok yang memperhatikan aku dan Deran.

"Gua ke kelas duluan, Sha. Take care lo di jalan." Kata Deran.

Aku lupa, ia kelas X IPS 1. Sedangkan aku, kelas X IPA 2. Yah sejak SD aku sering bersamanya. Karena orang tua kita saling mengenal baik.

Jumat yang cerah. Semoga hari ini indah. Seindah Drama Korea yang sering ku tonton. Baru saja berdoa seperti itu, tiba-tiba ada 3 Kaka kelas menjegat ku di lorong perpus.

"Oh ini anak baru yang katanya deket sama Sean?" Ucap salah seorang kakel. Mereka melirik ku seakan aku adalah mangsa yang siap mereka terkam.

"Berani banget ya bocah."
"Lo ga cantik, gausah deketin Sean!"
Kata-kata itu sungguh membuat hatiku jleb. Aku terdiam. Sementara mereka mencibir ku. Hingga suara mereka tiba-tiba berhenti.

"Dia cuma ngasih buku yang dipinjem di perpus aja. Nggak usah dramatis ya kalian." Suara itu membuatku terpelonjat kaget! Iya, itu suara Kak Sean.

"Pasha, masuk ke kelas gih. Anak kelas X gak boleh telat." Kak Sean tersenyum.
Aku mengangguk dan langsung pergi. Entah apa yang terjadi dengan mereka, aku tidak peduli.

•••

Perjalanan pulang sekolah sangat panjang rasanya. Padahal hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai ke rumah.

"Lo daritadi kenapa si Sha?" Tanya Deran di motor saat itu.
"..."
"Woi!" Kata Deran sedikit membentak.
"Eh iya naon ada apa?" Aku terkejut. "Eh ini kenapa ke cafe? Balik woi balik."
"Nongkrong dulu." Kata nya santai.

Semangkuk ice cream strawberry ku lahap. Dan segelas milk shake strawberry ku nikmati. Sambil memikirkan Kak Sean tadi pagi, dia itu ibarat kan pangeran berkuda yang datang menolong sang puteri. Dia juga.. ah!!

"Eh Deran, ko Kak Sean tau nama gua ya?" Kataku sambil heran.

"Mana gua tau, tanya sama rumput yang dangdutan." Katanya canda. Ia berhenti sejenak. "Lo masih suka ama si Sean itu?"
"..."
Tanpa aku menjawab pun dia pasti tau jawabannya.

Haruskah aku menyerah mendapatkan Kak Sean? Tidak tidak! Cinta itu harus diperjuangkan, bukan sekedar menyatakan. Seperti kisah Goblin dan Pengantinnya yang saling memperjuangkan cinta mereka walau takdir menghalanginya.

"Kak Deran!" Sahut seseorang dari kejauhan. Sepertinya sih salah seorang fans nya Deran.
"Kak Deran minta foto boleh?"
"Boleh."
"1..2..3 cheese!" Suara kamera terdengar. "Makasih Kak! Eh ini Kak Pasha sahabatnya Kak Deran ya?"

Aku hanya tersenyum. Ia kemudian pergi meninggalkan kami.
"Haduh jalan sama selebgram ribet ya. Pasti ada aja yang nyamper in." Deran hanya tertawa mendengar ucapan ku.

•••

Bersambung ...

Up setiap Sabtu dan Minggu!

Jangan lupa vote ya guys! Kalo ada saran boleh komen kok!
Thank you.

Pasha SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang