Chapter 3 - Kalian Sahabat Terbaik.

49 7 0
                                    

"Nggak akan ada kata mantan sahabat."

***

Weekend telah tiba. Pagi yang cerah membuatku semangat untuk menghabiskan libur akhir pekan dengan sahabat-sahabat tercinta.

"Pasha main yuk!" Teriak Lala dan Deran diluar pintu rumah ku. Aku menuruni anak tangga menuju ruang tamu dengan menggunakan gaun santai selutut berwarna pink pastel.

"Pasha!!! Cantik banget si." Puji Lala.
"Iya gua cantik dari lahir."
"Apaan, pas lahir lo biasa aja, cengeng malah." Bantah Deran.
"Sirik ae lo." Ucapku dengan Lala serentak.

Aku, Deran dan Lala pergi dengan supir pribadi ku ke sebuah Mall di daerah Jakarta. Sebenarnya, aku ingin naik angkutan umum saja, tapi Deran menolak alasannya karena dia selebgram, jadi takut nya ada fans yang tergila-gila. Haha ada ada aja.

Sesampainya disana, aku melihat buku yang berjudul "Lima Cara Agar Kakak Kelas jatuh Cinta."

"Kenapa diem mulu?" Tanya Lala.
"Tuh buku, gua tertarik." Jawabku sambil menunjuk buku itu.
Deran langsung mengambil buku itu dan membeli nya. Aku dan Lala saling bertatap heran.

"Nih, gua tau lo butuh ini." Kata Deran sambil memberikan buku itu padaku. "Yuk ah makan udah laper gua." Sambung Deran sambil berjalan.
"Lo tau ga si? Kayaknya Deran masih peduli sama lo." Celetuk Lala.
"Yaa dia kan sahabat gua, jadi wajar." Jawabku pura-pura gak peka.

Satu loyang Beef Cheese Pizza, 3 porsi Garlicheese Bread dan 3 gelas Greentea Milkshake disajikan. Kita seleranya sama, kan sehati wkwkw.

"Harus difoto dulu!!" Kata Deran .
"Alay bat selebgram ini." Cetus Lala. "Oke, sekarang kita baca in buku tadi." Lala membuka buku itu dengan hati-hati.

"Cara pertama agar kakak kelas jatih cinta sama kita, Percaya bahwa kamu bisa memilikinya. Noh lo harus yakin Sha." Kata Lala.

"Gua yakin bakal dapetin Kak Sean." Aku mengepalkan tangan dengan penuh semangat 45.

"Good. Cara kedua, berusahalah untuk menjadi perhatian nya. Hm, Kak Sean suka apa ya?" Selidik Lala.

"Dia pemain basket. Coba lo berusaha narik perhatian nya dengan cara jadi Cheerleader. Atau lo juga bisa jadi pemain basket." Kata Deran tiba-tiba.

"Boleh juga si." Kata aku sambil meminum Greentea Milkshake.

"Stop! Kita coba dua cara itu dulu." Jawabku. "Nah sekarang kita makan." Sambung ku.

Habislah makanan yang kita pesan. Quality Time bareng sahabat itu, enggak akan ada gantinya.

"Thanks guys, kalian emang sahabat terbaik gua." Kata ku sambil memegang kedua tangan mereka dengan penuh harap. "Dukung gua dalam keadaan apapun."

"Dramatis lo." Kata Deran membuyarkan perhatian ku.

"Haha si Deran salting. Tenang aja Sha, kita bakal selalu ada." Jawab Lala.

Berkeliling Mall saja aku sudah senang. Aku terkadang seperti melihat sosok Kak Sean di Mall, dengan tubuhnya yang mudah dikenali. Mungkin hanya ilusi ku. Tak sengaja aku melihat sebuah Photobox.

"Photobox yuk! Kapan lagi coba." Ajak ku kepada mereka.
"Ogah ah." Kata Deran. Aku dan Lala saling bertatap. Kita memiliki kebiasaan, jika salah seorang dari kita gak mau ikut, kita tarik tangannya dan memaksanya ikut.

"1..2..3!"
Click! Click! Click! Click!
"Haha liat muka Deran, jelek banget!" Kata ku sambil menunjuk foto yang telah dicetak. Aku dan Lala tertawa puas. Deran hanya tersenyum kesal.

Deran merebut kertas foto itu, memfotonya dengan ponsel miliknya, dan meng-upload foto itu ke akun Instagram miliknya dengan caption,

"Nggak akan ada kata mantan sahabat."

"Besok yang jadi pembina upacara sekaligus guru piket, siapa ya?" Tanyaku.
"Semoga aja bukan Pak Hamdi. Bisa tamat riwayat hidup kita." Jawab Deran.
Yah semoga aja bukan Pak Hamdi.

•••

Bersambung ...

Up setiap Sabtu dan Minggu!

Jangan lupa vote ya guys! Kalo ada saran boleh komen kok!
Thank you.

Pasha SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang