Sabar Sha, jangan terpancing emosi. Ucapku dalam hati.
***
Sekolah pulang lebih awal, karena rapat guru mendadak. Teman-temanku berkumpul di sebuah tempat yang super duper nyaman, rumahku alias basecamp.
Lala memang sahabat terbaik ku sejak SMP. Namun aku tak menyangka, akan mendapat sahabat baru, yaitu Olive dan Salsa.
Awal mula aku dan Lala akrab dengan mereka, ya satu, karena cowok. Dari situlah awal mula kami menjadi dekat.
Dengan lampu terang, kasur nyaman dan ruangan sejuk ditambah lagi camilan dan minuman menemani agenda rutin berkumpul kita.
"Persiapan lo sampe mana?" Tanya Lala.
"Chord udah hafal, lirik lumayan lah. 90% beres." Aku menjawab sambil memainkan piano.
"Bawain lagu apa?" Olive buka suara.
"Meyimpan Rasa - Devano."
"Wah bucin." Lala menjawab.
"Bucin semacam micin kah?" Salsa angkat suara.
"Bukan, pinter!" Olive menjawab.
"Iyain aja biar princess Caca ini bahagia." Salsa sumringah.
"Diemin aja." Lala membalasnya.Setiap geng pasti punya anggota yang lemot dan alay. Ya, Salsa lah orangnya.
***
Jalanan sore yang damai di Kota Jakarta ini ku lewati. Rencana mencari butik yang menerima design baju sendiri pun terlaksanakan. Aku berencana untuk berangkat sendiri menggunakan angkutan umum menuju pusat perbelanjaan.
Sesampainya di halte, aku membuka lembaran design bajuku, sambil menunggu angkutan umum datang.
"Ngapain disini, Sha?"
Seorang laki-laki turun dari motor Ninja nya. Berjalan menghampiriku."Kak Sean kok bisa disini?" Tanyaku.
"Apa ini? Wah bagus design nya." Tanya Kak Sean yang telah merebut lembaran design baju yang ku buat."Makasih." Aku tersipu malu.
"Gue tau butik yang bisa membuat ini."
"Oh ya, dimana?"Kak Sean menarik tanganku. Aku terbangun dari duduk dan berjalan mengikuti Kak Sean.
"Gue anter. Naik." Kata Kak Sean yang telah menghidupkan motornya. Aku menuruti saja karena angkutan umum tak kunjung datang.
Sampailah kita di sebuah toko butik pinggir jalan. Bangunan bergaya ala Eropa itu berdiri gagah. Kak Sean menuntunku masuk ke dalam.
Seseorang menyambut kehadiran kami. Wanita berumur 30 tahun an itu tersenyum ramah. Tidak, aku pikir ia berumur 25 tahun. Ah entahlah. Dia begitu cantik dan Fashion nya begitu stylish.
"Sean! Tumben ke butik. Ya ampun Mama kangen banget sama kamu." Sapa wanita itu yang kemudian Kak Sean menyalami dan memeluknya.
"Iya Ma."Tunggu, Ma? Apa ini Mama nya Kak Sean? Apa dia calon mama mertua?
Aku bertanya-tanya dalam hati.
"Ini adik kelas Sean. Dia punya design baju sendiri. Pasha, ini nyokap gue, sekaligus pemilik butik ini."
Kak Sean menatap ku.
"Kenalin, Emery Zeanna." Sapa wanita itu sambil menjulurkan tangannya kepadaku.
"Pasha, tante. Pasha Marveela." Jawabku ramah. "Oh ya ini design ku untuk pentas seni nanti. Apa tante bisa membuatkannya?"
Tante Emery meraih lembar design nya, dan memuji hasil karya ku. Dia suka.
"Sean sekalinya punya pacar yang jago design kayak Mama nya ya." Tante Emery terkekeh."Kami cuma temen." Jawabku serempak dengan Kak Sean.
Tante Emery kembali terkekeh mendengar jawaban kami yang kompak.
***
Jam menunjukkan pukul 20.10 WIB itu tertera di layar hp ku.
Jalanan yang lengang, Kak Sean memacu motor nya dengan kecepatan tinggi. Tubuh ku seolah dirasuki oleh dinginnya angin malam.Sebenarnya, aku sedikit takut naik motor tinggi, apalagi ngebut. Tak sadar aku memegang ujung kantong jaket Kak Sean, karena takut terjatuh.
Tangan kiri Kak Sean meraih tanganku, dan menuntun tanganku untuk melingkar di pinggangnya.
"Kalo takut jatoh atau kedinginan, peluk gue aja." Aku kaget mendengar perkataannya.
***
Sesampainya di depan rumah, aku turun dari motor nya Kak Sean.
"Makasih Kak, udah nganterin." Ucapku sambil tersenyum gugup.
"Sama-sama." Kak Sean melepas helm nya, "Kalo baju udah jadi, Gue kabarin lagi."
"Iya."Suasana hening. 30 detik berlalu.
"Yaudah gue balik dulu." Kak Sean memakai helm nya lagi.
"Tunggu, boleh minta nomor hp Kakak?" Aku menahannya. Dan memberikan hp ku kepadanya.Kak Sean mengambil hp ku dan mengetikan nomornya.
"Makasih."
Kak Sean tersenyum dan kemudian pergi dan tak terlihat lagi.Aku masuk ke rumah. Melewati ruang tamu, dan beranjak naik ke kamarku. Melempar tas selempang dengan asal, dan menghempaskan badan di atas kasur.
Apa ini bisa menjadi awal baru buat gue sama Kak Sean?
Aku bermimpi dalam lamunan. Berharap Kak Sean mempunyai rasa yang sama juga. Tapi, aku takut salah paham dengan perilaku hangat nya.
Perilaku yang hangat dan ramah pada siapa saja, membuat cewek-cewek baper bukan main.
Tidak! Aku tidak boleh terlalu suka pada nya. Bisa-bisa susah move on kalo kayak gini!
Bersambung ...
Jangan lupa vote ya guys! Kalo ada saran boleh komen kok!
Thank you.
![](https://img.wattpad.com/cover/174119518-288-k2122.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasha Sean
Roman pour AdolescentsSean Luis Aldebaro itu kenangan sekaligus harapan untuk ku. Cowok berambut rapih, berparas tampan dan bertubuh tinggi bak seorang aktor di sekolah. Sikapnya yang hangat dan memiliki hati yang lembut. Siapa saja pasti suka Kak Sean, salah satunya aku...