"Inget, lo cuman sekedar penggemar buat dia."
***
Angin meniup helaian rambut panjang hitam ku yang indah. Di kantin sekolah saat jam makan siang, aku melamun menatap layar hp. Aku sempat mengabaikan suara yang memanggilku.
"Sha, Pasha!" Panggil seorang perempuan berambut pendek, yang tak lain adalah Lala Alena, teman semejaku sejak SMP.
Ia merebut hp yang ku genggam, dan melihat wallpaper yang terpampang jelas disitu.
"Sejak kapan lo suka sama Kak Sean? Si Kakak hitz itu." Tanya nya dengan wajah terkejut yang menatap layar hp ku.
"Suka wajar kali, La. Gausah kuno gitu deh lo."
"Serah dah, tapi inget ya lo cuman sekedar penggemar buat dia. Secara dia kan hitz jadi banyak penggemar." Aku tak menjawab.Mendengar perkataan sahabatku itu, aku merasa telah jatuh dari ketinggian. Lala Lala, kalo ngomong tuh emang bener tapi nusuk ke hati wkwkwk.
Aku merebut hp ku dan mengajak Lala ke perpus untuk meminjam buku. Buku buku yang tersusun rapih sangat memanjakan mataku. Aku pergi ke lorong buku bahasa Inggris, dan Lala menjelajahi lorong untuk buku novel.
Jemariku meraih buku novel Bahasa Inggris dan membuka nya dengan lembut. Oh God, i really like with English Lesson!
Bet sekolah SMA Adhiyaksa di lengan baju seorang cowok mendekat menghampiriku. Ia terus melihat rak buku dan berhenti dihadapanku. Aku menatapnya dan ternyata dia adalah Kak Sean?!
Dia menyadari bahwa aku menatapnya. Seperti maling yang tertangkap basah, keringat mulai bercucuran dan hati mulai tak karuan.
"Boleh pinjem buku nya?" Izin seorang cowo berparas tampan itu.
"Se..sedang di ba..baca kak." Jawabku gugup.
"Kalo pulang sekolah, kamu udah selesai baca?"
"Sudah kak."
"Temui Kakak di gerbang sepulang sekolah ya."Kak Sean pergi begitu saja meninggalkan ku yang sedang terpana. Ku tatap punggung indah yang semakin menghilang dari padangan ku.
Ah senang nya bisa ngobrol bareng gebetan. Eh senior maksudnya. Aku terus memikirkan Kak Sean selama pelajaran berlangsung. Bel pulang sekolah berbunyi.
"Pasha, gue duluan ya! Dahh." Kata Lala sambil melangkah keluar kelas. Aku hanya melambaikan tangan.
"Duh Kak Sean kok lama. Udah nunggu in 15 menit ini." Curhatku dalam hati. Kemudian, pangeran yang aku tunggu datang dengan kuda kerajaannya, bukan maksudku motor Ninja nya.
Ia turun menghampiriku. Banyak mata-mata lain yang memperhatikan kita. Dengan bergetarnya tanganku, ku beri dia buku yang tadi dipintanya. Ia tersenyum hangat dan pergi.
Cuaca sedang tidak mendukung. Bukankah seharusnya cowok menawari cewek tumpangan saat seperti ini? Haaah. Untung Dilan ku datang menjemput. Sorry, maksudnya Papa ku.
•••
"Alderan Antares!! Ngapain lo disini?" Tanya ku sesampainya di rumah.
"Kangen ama lo, Sha. Yuk masuk nyokap lo lagi nyiapin makan malem." Kata Deran.
Sahabatku, sekaligus mantan ku. Aneh, seharusnya tuan rumah yang ngomong kaya gitu.
"Pasha, mandi dulu sana ganti baju. Terus langsung dateng ke ruang makan." Kata Maya, Mama ku.
Aku menuruti saja. Deran hanya duduk depan TV menemani Papa ku. Dan Mamah menyiapkan makan malam.
"Deran, jangan sungkan main kesini." Kata Papa, membuka percakapan ketika makan.
"Iya om."
"Oiya, Pasha. Papa akan keluar negeri tengah malam ini. Untuk masalah transportasi kamu ke sekolah, Deran yang akan menggantikan Papa."
"Hah? Ko Deran sih pa?" Tanyaku.
"Ojek gratis, Sha. Bersyukur lah Amang gojek nya ganteng." Kata Deran kepedean.
"Ih ganteng gigi lo."
Semua yang ada di meja makan tertawa karena tingkah laku ku dan Deran.•••
Esok pagi di ruang tamu...
"Mama!! Ada maling di rumah ini!!!"Bersambung ...
Up setiap Sabtu dan Minggu!
Jangan lupa vote ya guys! Kalo ada saran boleh komen kok!
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasha Sean
Dla nastolatkówSean Luis Aldebaro itu kenangan sekaligus harapan untuk ku. Cowok berambut rapih, berparas tampan dan bertubuh tinggi bak seorang aktor di sekolah. Sikapnya yang hangat dan memiliki hati yang lembut. Siapa saja pasti suka Kak Sean, salah satunya aku...