Chapter 5 - Saingan Baru.

36 6 0
                                    

Langit malam, sampaikan lah rasa rindu ini kepada nya.
•••

"Makasih, tangkapan mu bagus. Mau ikut main basket?" Kata seorang cowok menghampiriku.

"Eh Kak Faras. Ini bola nya." Ucapku sambil memberikan bola itu kepada Kak Faras, sahabatnya Kak Sean.

"Ayo ikut main sebentar." Kak Faras menarik tanganku paksa, dan aku menuruti saja.

Aku melihat Kak Sean tersenyum miring. Senyuman nya seperti meremehkanku, seakan aku tidak bisa bermain basket. Lihat saja Kak! Aku akan menshooting ke ring team mu.

Tubuhku bergerak sendiri. Seperti pemain bola basket sesungguhnya, aku menshooting ke ring lawan. Tapi tetap saja, team ku kalah poin, 12:9. Dari kejauhan aku melihat barisan cewek alay. Mulut mereka mencibir. Aku tak peduli. Aku pamit meninggalkan lapangan.

"La ayo balik." Aku berlari ke arah Lala dan menariknya pulang.

"Gimana? Cakep gak?" Kata Kak Faras ke Kak Sean. Kak Sean hanya mengangkat alis sebelah dan tersenyum.

•••

      Drrttt! Drrttt!
     Ponsel ku berbunyi. Aku terbangun dari kasur dan meraihnya.

     "Halo?" Ucapku.

"Halo, sayang. Maaf Papa belum bisa pulang untuk sekarang-sekarang. Papa masih banyak pekerjaan mendadak." Kata seseorang di seberang telfon sana, iya dia Papaku.

     "Iya Pa, Pasha ngerti. Papa jangan lupa jaga kesehatan ya." Aku membalas.

"Iya sayang. Jaga Mama mu. Papa tutup, dah." Papa menutup telfon.

     Aku membuka jendela kamar. Pemandangan langit di kamar lantai dua memang indah. Terlihat hamparan bintang indah di sana. Langit malam, sampaikan lah rasa rindu ini kepadanya. Doa ku untuk Papa. Semoga Papa cepat pulang, aku rindu padanya.

•••

     "Bu! Pasha ijin ke toilet ya." Ijin ku kepada Bu Rani, guru BK.
     "Silahkan, tapi sendiri." Jawabnya singkat.

     Aku menyusuri kelas-kelas menuju toilet. Alasanku pergi ke toilet, hanya ingin melewati kelas dimana orang yang ku suka ada di dalam nya. Haha, alasan klasik. Di jalan, seseorang memanggilku.
     "Pasha!"
     Aku menoleh, oh Pak Hamdi. Aduh mampus deh! "Iya Pak." Tampak seorang perempuan dibelakang nya. Sepertinya, murid baru. Berambut panjang, berparas cantik, dan tubuh yang ideal kira kira seperti itu lah dia.

     "Ini teman baru mu di kelas X IPA 2. Antar dia ke kelasnya." Perintah Pak Hamdi.
     "Iya Pak." Bapak itu meninggalkan kami.
     "Kenalin, Sonya Prasetya." Dia menjulurkan tangan kepadaku tanda meminta berkenalan.
     "Pasha Marveela." Aku menjabat tangannya. "Ayo ke kelas."

Aku mengajak dia ke kelas. Baru aja mau modus ke kelas Kak Sean, gagal deh. Batinku dalam hati.

•••

     "Permisi bu, ini murid baru." Aku mengajak nya masuk. Suasana kelas menjadi hening.

     "Pasha silahkan duduk." Perintah Bu Rina. Aku pun duduk

     "Ketemu dimana lo? Ko gua kaya punya firasat enggak enak ya tentang cewek ini?" Bisik Lala ketika aku telah duduk. Aku hanya mengangkat bahu. Perkenalan dimulai.

     "Silahkan perkenalan." Kata Bu Rina.
     "Kenalin, saya Sonya Prasetya. Pindahan dari SMA Dwitama." Ucapnya.
     "Udah punya pacar belum?!"
     "Kosong? Boleh ngisi gak?"
     Kelas menjadi riuh.
     "Sudah. Sonya silahkan menempati tempat duduk yang kosong di depan Pasha." Kata Bu Rina.

•••

     "Kak Sean!" Panggil seseorang kepada Kak Sean di kantin.

     "Oh Sonya. Kamu pindah kesini?" Jawabnya hangat. Iya, perempuan yang memanggil nya adalah Sonya. Aku dan Lala hanya memperhatikan mereka dari pojok kantin.

     "Kalo butuh apa apa, datengin Kakak di kelas XI IPA 1." Kata Kak Sean sambil mengacak-acak lembut rambut Sonya. Kemudian Kak Sean pergi.

Semua siswa perempuan yang melihat kejadian itu mendecak sebal. Karena genitnya anak baru itu.

"Tuh kan. Saingan baru tuh." Ucap Lala.
"Apaansi lo." Jawabku ketus.
"Yah yang tersaingi." Jawab Olive, teman ku yang duduk di bangku belakang ku.
"Yah yah yah." Kata Salsa memprovokator suasana di kantin. Aku hanya mendengus kesal.

     "Aaaa Deran!!"
     "Deran boleh minta foto gak?"
     Teriak para senior perempuan ketika Deran berjalan bersama temannya menuju kantin. Deran meladeni senior-senior itu. Kemudian berjalan ke arah kami.

     "Hadeh selebgram ini sering bikin ribut sekolah yak." Cibir Salsa.

     "Yo gengs whats up!" Sapa Deran dan temannya, Diki. Yah "Duo D" ini memang sering menyita perhatian publik.

     "Nih cireng pesenan lo. Pajak ongkir goceng!" Kata Lala ketus.

     "Perasaan warung Mbak Nani kaga pernah pake pajak deh." Timpal Diki.

     "Mau pake pajak atau gua makan aja ni cireng?" Ancam Lala.

     "Iya bos maaf."

•••

Bersambung ...

Up setiap Sabtu dan Minggu!

Jangan lupa vote ya guys! Kalo ada saran boleh komen kok!
Thank you.

Pasha SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang